Minggu, 24 Februari 2013

Special Edition Ah !

Behind the scene...Ah ! story... cek Part 1, Part 2, Part 3, Part 4, Part 5 (ending)


Naoki_13: Kapan kamu ke sini?
Seuki_88: Aku pindah ke sana di tahun ajaran baru, kamu SMA di mana? aku berharap bisa di sekolah yang sama denganmu.
Naoki_13: Tenang saja, jangan lupa aja hubungi aku kalau kamu udah positif ke sini.
Seuki_88: Ok... Jalja..
Naoki_13: Hai..Oyasumi..

***
 "Aku tak menyangka, setelah 5 tahun kita berhubungan hanya melalui email, sekarang kita benar-benar bisa bertemu, hahaha...eh! liat! kita sekelas!" Naoki merangkul GeunSuk yang sedari tadi sepertinya tidak memperhatikan ocehan Naoki.
"Ouh? oh!" GeunSuk masih beradaptasi dengan lingkungan barunya, bahasa Jepangnya masih tidak terlalu bagus, dia mengerti apa yang orang lain katakan, tapi dia masih belum lancar untuk mengucapkannya.
"Eh?... Ri Risa juga sekelas denganku..." Naoki tertegun, pelan-pelan dia melihat ke sekelilingnya. Tampak tak jauh dari dia dan GeunSuk berdiri, Risa beserta Maki, Nana dan Ena terlihat begitu antusias mencari nama mereka.
Sambil berdesak desakan, akhirnya, Risa dan kawan-kawan sampai di tempat di mana Naoki dan GeunSuk berdiri. Naoki spontan langsung menghindar sesaat Risa mendekat. GeunSuk yang masih sibuk saja mendengar lagu di ponselnya tak sadar kalau Naoki sudah nggak berada di dekatnya. Waktu lagu favoritnya keputar, GeunSuk dengan antusias melepas headsetnya dan berencana mau memperdengarkan lagu itu ke Naoki. Tapi... waktu itu terasa berjalan sangat cepat, tangan GeunSuk yang begitu semangat memegang headset yang sebenarnya mau ditujukan ke Naoki malah mendarat di telinga Maki. Maki yang dari tadi sibuk membantu Risa mencari namanya tak pernah menyadari keberadaan GeunSuk. Kejadian tak terduga itu, benar-benar awal pertemuan mereka yang hampir membuat jantung Maki berhenti berdetak.

"Ah!" Maki terdiam terbelalak memandangi GeunSuk yang tak kalah kagetnya.
"Eeehm.. Itu.. ano.. hmm," GeunSuk berusaha untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, tapi lidahnya masih sulit untuk berbahasa Jepang yang baik dan benar.
Maki dengan muka bertanya-tanya mencoba memahami ekspresi GeunSuk, GeunSuk hanya senyum-senyum kikuk, merasa tidak nyaman.
"Oh!... kore? ah..." Setelah lama saling ber "ah eh oh" nggak jelas, akhirnya Maki melepaskan headset itu dan mengembalikannya ke GeunSuk.
GeunSuk masih saja kikuk dan salah tingkah.," ah Hai! A-ri-ga-tou...Go-go-me-nasai...!!" GeunSuk berkali-kali mengangguk- anggukkan kepalanya. Maki hanya membalasnya dengan tersenyum.
***
"Jadi, kamu sudah suka ama Risa sejak kelas 1 SMP, tapi kamu takut ngungkapin perasaanmu?" GeunSuk mencoret-coret bukunya, dia sedang asyik membuat lirik lagu.
"Bagaimana tidak, Risa anak yang baik, dia begitu ramah padaku, dan tidak hanya padaku. Kalau seandainya aku ngungkapin perasaanku, dan dia nggak punya perasaan yang sama, aku takut dia malah ngerasa nggak enak sama aku."
"Kalau kamu nggak mau ungkapin, biar aku aja dah kalau gitu."
"Eh! kamu! kok bisa ! sejak kapan!"
Geunsuk tertawa terbahak-bahak melihat reaksi Naoki." Sejak sekarang, aku mau nunjukin ke kamu kalau sikap Risa nggak akan berubah walaupun aku udah nembak dia."
"a-apa maksudmu!" Naoki benar-benar gusar.
"Ah!! itu Risa!! Hei! Risa!"
"A-apa kamu benar-benar serius?" Naoki semakin menjadi-jadi.
GeunSuk tidak peduli," Boleh ngomong sebentar!?" GeunSuk terus berteriak memanggil Risa sambil melirik Naoki.
Risa dengan wajah polos mendekati mereka, Naoki seketika itu merasa benar-benar bingung bagaimana cara mencegah GeunSuk untuk mengungkapkan perasaannya. Dia tahu sekali kalau GeunSuk selalu serius dengan perkataannya.
"A-aku suka ka-kamu !!" Naoki teriak dengan keras sambil menutup mata.
Risa sempat salah tingkah,"a..aku.."
belum sempat Risa menyelesaikan kata-katanya, ternyata Misa yang berada tepat di sebelah Risa mengambil tindakan," Maaf Naoki, tapi aku suka sama GeunSuk." Tanpa pikir panjang Misa melingkarkan tangannya di lengan GeunSuk. GeunSuk spontan melepaskan tangan Misa darinya, tampak raut wajah Misa yang jengkel.
Naoki melihat hal itu, bahkan bingung mau berkata apa. Di satu sisi dia ingin meluruskan semua itu, tapi di sisi lain, dia masih takut mengungkapkan perasaannya ke Risa. Percaya kalau pernyataan tadi untuk Misa bukan untuknya, Risa yang sempat berbunga-bunga langsung kecewa sekali, tak ingin terlihat menyedihkan, Risa berlari sekuat tenaga keluar dari kelas saat itu juga, kelas pun riuh mendengar pernyataan cinta Naoki yang mendadak itu.
***
"Hah...nan-i shi-te-ru no? huff... kenapa aku masih terbata-bata sih."
GeunSuk membolak-balik buku  bahasa jepang yang selalu dia bawa ke sekolah. Setiap jam istirahat biasanya dia habiskan untuk melatih bahasa Jepangnya, dan atap gedung sekolah adalah tempat ternyaman untuknya setelah mencoba mencari tempat di beberapa sudut sekolah.Tapi... ternyata dengan otaknya yang encer, tak mudah untuknya lancar berbicara bahasa Jepang, walaupun secara tertulis atau pun lisan dia paham.
"Wah! langitnya biru sekali!! hmm...anginya pun sejuuk... haha."
Ini adalah hari kedua GeunSuk menghabiskan jam istirahatnya di atap gedung sekolah dan ternyata hari ini, dia tidak sendiri. Spontan GeunSuk langsung bersembunyi dan segera mencari tahu siapa pemilik suara itu.
"I-itu kan gadis itu..." GeunSuk teringat pertemuan perdananya dengan Maki, semenjak hari itu, Maki tak pernah luput dari ingatannya. Mata hitamnya yang bulat, rambut hitam lurusnya, senyum manisnya semuanya benar-benar masih tergambar jelas di ingatan GeunSuk, dia benar-benar jatuh cinta pada pandangan pertama.
Maki yang tak pernah absen ke atap gedung sekolah kecuali kemarin karena harus menghibur Risa yang menangis seharian mendengar pernyataan cinta Naoki untuk orang lain, tampaknya begitu menikmati kesendiriannya di tempat ini seperti biasa. Dia seringkali menatap langit, melihat berbagai macam bentuk awan, melamun, merenung, rutinitas yang selalu membuatnya merasa tenang. Tak disadarinya, hari ini ada tamu baru di tempat favoritnya, orang yang sebenarnya juga sudah menarik perhatian Maki, tepat setelah pertemuan perdana mereka. Maki yang begitu pemalu, selama ini tak pernah dekat dengan anak cowok. Geunsuk adalah laki-laki pertama yang pernah dia lihat sedekat itu, selain ayah dan adiknya. Mungkin saja, hal itu yang membuatnya tak pernah melupakan mata yang sempat membuatnya terhipnotis beberapa detik saat itu.
"Kira-kira dia lagi ngapain yah.." Maki mulai membaringkan badannya, posisi itu adalah posisi paling nyaman menurutnya, karena dengan begitu langit terasa lebih dekat. Lama kelamaan, matanya mulai letih, dan rasa kantuk pun mulai menyerangnya.
GeunSuk sedari tadi tak bergeming memperhatikan Maki, sambil senyum-senyum sendiri. Tiba-tiba saja terlintas lirik lagu yang bisa menggambarkan perasaannya. Dengan semangat GeunSuk mencoret kertas kecil yang selalu setia di kantong celananya, selain saat celana itu dicuci. Sambil memperhatikan wajah Maki yang begitu pulas tertidur, GeunSuk sibuk merangkai kata-kata menjadi suatu lirik lagu yang utuh.
***
Naoki tak bisa tidur nyenyak. Pernyataan cinta Risa tadi pagi, benar-benar tak dapat dipercaya. Bagaimana mungkin Risa menyukainya, apa itu hanya mimpi?

Semenjak Risa menyatakan perasaannya, hubungannya dengan Naoki menjadi benar-benar berubah. Risa tak pernah lagi menyapa Naoki dengan ramah. Setiap Naoki mau mendekat, Risa seringkali menghindar. Naoki menjadi serba salah, dia semakin sulit untuk mencoba berkonsentrasi apalagi fokus dengan apa yang sedang dia lakukan.
"Hei!! Naoki!! apa yang kamu lakukan!! kenapa bengong? ayo oper bolanya!!" Kenichi berteriak kesal melihat Naoki yang bengong di tengah lapangan. hari itu mereka sedang latihan untuk menghadapi pertandingan antar kelas yang tak lama lagi akan diadakan.
Mencoba menghilangkan Risa dari pikirannya, Naoki tak bisa fokus di latihannya sehingga kakinya akhirnya terkilir karena tak sengaja menendang bola dengan kekuatan penuh, tapi dengan posisi kaki yang tak benar.
***
Akhirnya lagu yang terinspirasi dari Maki jadi. GeunSuk begitu senang, diputarnya berkali-kali lagu itu.Saking asyiknya bersenandung, GeunSuk tak menyadari keberadaan Maki. Tanpa disadarinya, dia menyanyikan lagu itu dengan suara yang cukup keras. Mengingat Maki yang begitu menikmati posisi berbaring, GeunSuk pun mencoba posisi itu, tapi karena silau dengan sinar matahari, dia menutup matanya dengan buku "bahasa jepang"-nya. Tiba-tiba saja dia terkena HIV (hasrat Ingin Vivis), tanpa aba-aba GeunSuk langsung saja berlari ke kamar kecil meninggalkan semua barang-barangnya, termasuk ponselnya yang masih memutar lagu itu.
Setelah dari kamar mandi, GeunSuk bertemu dengan Naoki. Naoki beberapa hari ini, selalu memaksa GeunSuk untuk masuk tim sepakbola dan Naoki semakin memaksa sesaat setelah kakinya terkilir. Mereka sibuk berdebat sampai Geunsuk melupakan barang-barangnya dia tinggalkan begitu saja di atap gedung sekolah beberapa waktu yang lalu.
"Apa kamu benar-benar nggak mau?" Naoki terlihat sudah capek memaksa GeunSuk.
GeunSuk mengangguk dengan mantap," Aku tidak terlalu pandai olahraga, tapi... kalau kamu mau, aku bisa memeberikan beberapa masukan bagaimana cara menjebol gang lawan." GeunSuk tersenyum meyakinkan.
Naoki akhirnya menyerah,"Baiklah kalau itu maumu... tapi ... headsetmu mana yah?" Naoki baru menyadari kejanggalan dari tampilan GeunSuk.
"Eh?" GeunSuk yang juga baru tersadar, segera berlari ke atap gedung sekolah, dia sampai menaiki 2 sampai 3 anak tangga sekaligus. Tak pernah terbayangkan apa yang akan dilihatnya, Maki saat itu sudah  tertidur pulas sekali. Setengah wajahnya tertutup rambut sebahunya yang tergerai lembut. GeunSuk tersenyum menyadari kalau Maki tertidur sambil mendengar lagu yang diperuntukkan untuknya. Mungkin saja Maki tak menyadari karena lirik lagu ini ditulis GeunSuk dalam bahasa Korea. Takut membangunkannya, GeunSuk dengan perlahan-lahan mengambil headset, ponsel dan bukunya nyaris tanpa suara yang berarti. Sesaat sebelum meninggalkan Maki, GeunSuk terpikir untuk menulis sesuatu. Ide jahilnya pun muncul, dia menulis beberapa kata di secarik kertas,karena bahasa jepangnya masih amburadul, dia akhirnya menulis dalam bahasa Korea. Tak pernah terpikir olehnya Maki akan mencari tahu artinya, apalagi memikirkan kalau dia akan dimintai tolong Naoki untuk menerjemahkan kata-kata itu, satu hal yang pasti, GeunSuk hanya ingin menulis apa yang dia pikirkan saat itu.
***
"Secret admirer?" GeunSuk merasa geli.
"Iyah... apalagi namanya kalau bukan itu. Suka sama seseorang diam-diam, wah... siapa yah orang itu..." Naoki melirik curiga ke GeunSuk.
"apa?"
"hanya kamu yang mungkin menulis kata-kata itu, siapa lagi yang bisa bahasa Korea kalau bukan kamu."
GeunSuk merasa tertangkap, tapi dia mencoba untuk tetap tenang," hahahaha...apa aku terlalu bodoh menyatakan perasaanku dengan bahasaku sendiri saat orang-orang disekitarku nggak memakainya. Itu seperti aku mengaku secara langsung kalau tulisan itu aku yang buat," GeunSuk memasang tawa palsu mencoba menyamarkan kebodohan yang baru saja dia sadari.
Tapi... ternyata Naoki tidak menyadari ke"bodohan" GeunSuk itu, Naoki malah mengangguk mengiyakan jawaban GeunSuk," Iya juga sih, walaupun sebenarnya lebih aman kalau dia menulis pake bahasa Jepang, jadinya kamu nggak akan dicurigai."
Geunsuk memaksakan dirinya tertawa,"Mungkin orang itu malu menulis perasaannya pake bahasa Jepang."
"Hmmm..."Naoki terlihat terus berfikir.
"Ah!! kenapa kamu harus berfikir keras begitu, lebih baik sekarang kita makan dulu, aku lapar nih." Sebelum Naoki menyadari mimik mukanya yang aneh dari tadi, GeunSuk mencoba mengalihkan perhatian Naoki.
***
"Aku menyukaimu!" Naoki akhirnya melampiaskan perasaannya ke orang yang tepat.
Risa menutup mulutnya, tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.
Proses itu berjalan dengan cepat, diam-diam mereka pun saling membalas perasaan masing-masing.

---

GeunSuk begitu terkejut mendapati Maki dan Misa di tempat favoritnya. Melihat Maki yang tidak berdaya di hadapan Misa, ingin sekali GeunSuk mendekat menarik tangan Maki, dan melabrak Misa. Tapi... tidak... itu terlalu tergesa-gesa dan transparan, bukan gaya GeunSuk yang terkenal super cool.
bukannya ingin melerai, GeunSuk malah dengan pengecutnya menutup kembali pintu yang baru saja dibukanya. Tapi... berat sekali kakinya melangkah meninggalkan tempat itu. Saat Maki tiba-tiba memanggil namanya, GeunSuk merasa badannya kesetrum, segera dia membuka pintu. Matanya langsung tertuju ke Maki. Melihat setetes darah menyembul dari dagu Maki, GeunSuk sedikit panik, tapi dengan santai walaupun jantungnya sibuk melompat-lompat diambilnya sapu tangan di sakunya. Sambil mengatur nafasnya dan berusaha suapaya tangannya tak terlihat gemetar, GeunSuk dengan hati-hati membersihkan darah di dagu Maki.Tak sengaja GeunSuk melirik Maki, Maki tersenyum, GeunSuk menjadi salah tingkah, tapi tetap berusaha tenang, GeunSuk segera meninggalkan tempat itu, takut dia tidak bisa mengendalikan perasaannya.

***
Maki tertidur lagi. GeunSuk kembali memiliki ide gila menulis sesuatu untuk Maki. Hanya saja, sekarang dia malah menulis dalam bahasa Mandarin. Setelah mendapatkan telpon dari sahabat lamanya di China, entah kenapa Geunsuk malah rindu dengan tulisan dalam bahasa mandarin. Sambil cengir-cengir sendiri, Geunsuk menyelipkan kertas itu di tangan Maki.
"Tidur yang lelap yah putri tidurku."
***
Entah sejak kapan, Naoki, GeunSuk, Ken, Kei, Nana, Ena, Maki dan Risa menjadi dekat. Mereka entah sejak kapan sering bertemu, makan di kantin bersama, kadang ngobrol bersama. Memang, selain GeunSuk, ketujuh dari mereka sudah berteman dari SD, tapi... mereka tak pernah sedekat ini. Bahkan ketertarikan Nana dan Ena ke si kembar semaklin terlihat setiap harinya dan si Kembar sepertinya memiliki perasaan yang sama. Apalagi semenjak ada kasus "secret admirer" Maki, mereka semakin sering bertemu. Menjelang ujian, mereka malah menginap di perpustakaan bersama-sama. Belajar bersama-sama, hampir setiap hari bersama-sama. GeunSuk pun akhirnya mulai terbiasa berbicara menggunakan bahasa Jepang, karena teman-temannya selalu memaksanya untuk mengucapkan sekurang-kurangnya lima kalimat setiap harinya. Semakin mahir berbahasa Jepang, GeunSuk semakin ramah, dia tidak sedingin sebelumnya. Dia sudah mulai bisa tertawa lepas, sedikit cerewet saat mengajar, bahkan saat meladeni candaan si kembar.
Mengetahui kenyataan kalau 3 hari lagi dia akan balik ke Korea, GeunSuk mulai gusar. Sampai detik ini, tak ada yang tahu bagaimana perasaannya ke Maki. GeunSuk bingung, dia tidak ingin membuat Maki kepikiran kalau dia menyatakan perasaannya, apalagi dia tanpa sengaja mengetahui kenyataan kalau Maki mempunyai perasaan yang sama dengannya. entah kenapa ide gila muncul lagi di otaknya.
"Nao...ambil minum dong, eh... katanya kamu suka laguku ini, sekali-kali tunjukin dong kalau kamu emang suka." GeunSuk memberikan ponselnya ke Naoki.
"maksudnya?" Naoki masih sibuk melakban kardus-kardus yang berisi barang-barang GeunSuk.
"nyanyiin dong, hibur aku," GeunSuk tersenyum jahil.
"heh..senyummu itu sesuatu banget, haha," Naoki tak curiga dengan tawaran Geunsuk, diambilnya ponsel itu, dan dia segera turun ke bawah mengambil air minum yang sudah disiapkan.
Seperti rencana GeunSuk, Naoki benar-benar menyanyikan lagu itu, dan Maki seperti dugaan GeunSuk menunjukkan ekspresi berbeda setelah mendengar lagu itu.
"Yes..sepertinya rencanaku berhasil," Kata GeunSuk dalam hati.
***
Entah Kenapa, setelah meyakinkan Maki kalau secret admirernya adalah Naoki, GeunSuk malah menjadi tak nyaman. Dia sedikit ragu rencananya akan bertahan lama. hari ini adalah hari pertama dia menginjakkan lagi kakinya di Jepang setelah 5 tahun dia tinggalkan.
Banyak perubahan yang terjadi, dan banyak hal yang sudah dia lewati. Hanya saja, Maki tak pernah lepas dari pikirannya. Tak ada keraguan pada perasaannya, tapi dia sedikit ragu dengan teman-temannya yang kemungkinan berubah dan tentu saja takut perasaan Maki padanya yang juga berubah.
---
GeunSuk menunggu teman-temannya sejam sebelum perjanjian. Berkali-kali dia mondar mandir, mencoba untuk tenang. Menyewa tempat makan di pinggir pantai memang pilihan yang tepat, deburan ombak membuat GeunSuk sedikit lebih tenang.
"Hei! GeunSuk!" Kei berteriak keras sekali.
"Eh Hei!" GeunSuk tersenyum lebar, melihat teman-temannya tak banyak berubah setelah 5 tahun adalah sesutu yang melegakan.
Mata GeunSuk terpaku melihat perut Ena yang sedikit membesar,"Ah! siapa ayahnya nih?" tanya GeunSuk menunduk melihat perut Ena. Ena hanya tersenyum melirik Kei, Kei malah bersiul. Hal itu membuat susana mencair seketika.
"Lama tak jumpa GeunSuk." Maki yang sedari tadi di samping Ena menyapa GeunSuk sambil tersenyum.
Debaran yang tak terasa lima tahun terakhir kembali membuat GeunSuk kesulitan bernafas. tapi dia tetap mencoba untuk tenang. Maki benar-benar berubah, dia terlihat lebih cantik dan dewasa dengan rambutnya yang sedikit memanjang dan sedikit polesan make up.
"Oh.. yah... lama tak jumpa."
Mereka pun mulai mengobrol, terasa kembali kebersamaan 5 tahun yang lalu. Tentu saja sangat menyenangkan melewatkan waktu bersama kawan lamamu. Yah... sampai ketika Nana mempertanyakan hal yang tak pernah dibayangkan GeunSuk.
“Kamu bagaimana? Apa kamu juga udah nikah?” 
Tak sengaja arah mata Geunsuk langsung menuju ke Maki. Maki terlihat biasa-biasa saja dengan pertanyaan Nana. Apa Maki masih punya perasaan yang sama dengannya atau..?
Geunsuk mencoba untuk mencari bahan obrolan lain, tapi sayang... dia salah topik. Menyadari kalau sudah tertangkap basah GeunSuk pun hanya bisa nyengir nggak jelas.
Naoki yang terlambat datang, melihat GeunSuk langsung melayangkan tinjunya tepat di perut GeunSuk.
"Aku tidak marah karena kamu membuatku sebagai "secret admirer"-nya Maki, tapi aku sangat kecewa karena kamu nggak jujur sama aku, anggap ini bentuk kekesalanku." Bisik Naoki saat mendaratkan tinjunnya ke perut Genseuk dengan cukup keras.
GeunSuk hanya bisa tersenyum menyesal.
Tak ada kebohongan yang bertahan lama, setelah semuanya terbongkar, sikap asli Geunsuk yang jahil akhirnya terkuak juga. Dia mulai menggoda Maki, Maki sampai merasa GeunSuk kesurupan. Tawa pun memenuhi reuni hari itu. Hari yang cerah ...


Kesan penulis: Ini adalah cerita kesekian yang menurutku monoton, walaupun diapik dalam beberapa cerita tetap aja inti ceritanya monoton... yah semoga tetap menghiburlah...
Mudahan beberapa hal yang miss di part2 sebelumnya dapat terjawab, dan beberapa kejanggalan dapat tertutupi.

Sincerely
LeeAne




2 komentar:

  1. Terjawab!! Waa daebak..hmm karena baca ini, jadi inget cerita di awal2 part tanpa perlu ngulang baca..iihihihiiii.,yakyak bener "memang ada lagu"

    BalasHapus
    Balasan
    1. emang itu lah ran, terkadang waktu nulis cerita, yang udah ada di kepala lupa di keluarin, ujung2nya orang ambigu baca cerita yg dibuat... ihihihihihi... siiplah kalau gitu... padahal awalnya cerita ini sy buat iseng2 eh ujung2nya lumayan nguras pikiran, hehe...
      Alhamdulillah...asiiik 1 cerita selesai lagi...kapan yah buat cerita lain yang g bertemakan cintrong :(... eh cerita bergilir itu terhenti di mama yah...wah udang g anget lagi buat nulis lanjutannya nih...

      Hapus

LeeAne butuh saran dan komentarnya...
Berkomentarlah dengan bahasa baik And no SARA yah guys :)