Aku terus merenungi kata-kata
Misa. Ada kata-kata Misa yang aneh menurutku. Entahlah, semakin aku pikirkan semakin
aku tak mengerti. Yang jelas kemarin adalah pertama kalinya aku berinteraksi
dengan GeunSuk, ahh…aku menghela nafas sambil tersenyum puas, kejadian siang
kemarin kembali terbayang.
Aku menatap langit sekali lagi,
hari ini mendung. Tiba-tiba aku teringat orang yang selalu memperhatikanku
setiap kali aku tertidur. Aku penasaran,
apa benar dia memperhatikanku setiap aku tertidur? Aku akhirnya mencoba untuk
menelusuri setiap bagian sisi atap sekolah… tak ada orang pikirku. Aku pun
mulai tidur-tiduran, awalnya aku mau bersandiwara untuk menangkap pemilik
tulisan itu, tapi… tanpa sadar aku tertidur lagi.
Saat terbangun, aku menemukan
secarik kertas lagi ditanganku. Tapi… kali ini dia tidak menulisnya dengan
tulisan hangul. Aku segera berlari turun ke kelas, kutunjukkan tulisan itu ke
Ena dan Nana. Ken dan Kei yang kebetulan lewat di dekat kami ikut nimbrung.
“Eh! Itu bukannya tulisan
mandarin? Tunggu dulu…aku tahu siapa yang bisa membaca ini.” Ken melihat Kei.
“Nenek!” sahut mereka bersamaan.
***
“Bagaimana?” tanyaku esoknya ke
si kembar.
“Payah… nenekku udah rabun,
jadinya beliau nggak bisa liat tulisan ini dengan jelas. Sedangkan ayahku baru
balik besok dari luar kota. Cuma mereka yang bisa membaca tulisan ini.”
***
Baru saja aku memasuki gerbang
sekolah esok paginya.
“Maki!!” Si kembar memanggilku
dengan semangat pagi itu.
“ini… gara-gara kertasmu, ayahku
sampai mengomeliku.”
“Maksudnya?”
“Katanya ‘siapa ini! Siapa itu
putri! Kalian ini masih kecil, jangan main cinta-cintaan dulu..belajar sana!!”
Aku tak tahu harus berkata apa.
Di sisi lain aku ingin sekali ketawa mendengar cerita si kembar, tapi aku juga
kecewa karena rasa penasaranku berlum terjawab. Naoki tiba-tiba aja muncul di
dekat kami.
“Apa itu? Kertas lagi?”
“Ah!! Ada lagi? Kenapa kamu nggak
bilang ke aku?” Risa langsung merebut kertas itu dari tangan Naoki.
“Bukannya nggak mau bilang, tapi
kamu kemana aja dari kemarin?” Aku cemberut melihat Risa yang berangkat ke
sekolah bersama Naoki. Risa hanya membalasku nyengir.
“GeunSuk!!” Naoki memanggil GeunSuk
yang sedang asyik membaca bukunya. Tapi GeunSuk tidak bergeming.
“Sini, biar kutanyain GeunSuk,
anak itu dulunya besar di China sebelum pindah ke Korea.” Naoki dengan ceria
menuju ke GeunSuk.
Entahlah, aku malah merasa tidak
nyaman. Aku terus memperhatikan raut muka GeunSuk, dia seperti mengatakan
sesuatu ke Naoki, Naoki langsung tersenyum dan bergegas menghampiri kami.
“Katanya dia tidak terlalu ingat
bahasa mandarin, tapi dia mengatakan kalau isi kertas itu tentang pernyataan
cinta.”
“Pantas saja ayahku marah-marah
waktu aku nanya ini tulisan artinya apa.” Kei bersungut-sungut kesal.
“Jangan-jangan si secret
admirermu mau menampakkan diri… cie cie…” Ena mulai mengolokku.
“Kok kamu senang sekali.” Kei
mengerutkan kening melihat Ena. Ena hanya mencibir kesal ke arahnya.
***
Setelah menerima kertas terakhir,
aku tidak pernah sempat lagi menuju ke atap gedung. Ujian kelulusan sudah
semakin dekat, kami pun mulai mempersiapkan diri jauh-jauh hari. Kegiatanku
setiap hari hanya belajar dan belajar. Aku ingin sekali masuk ke Universitas
yang berbobot bersama-sama dengan teman-temanku. Untuk bisa mengejar mereka,
aku harus mati-matian belajar.
“Aduh Maki!! Aku ngantuk! Besok
lagi yah! Aku udah nggak tahan!”
“Ah!! Risa… tunggu dulu… ini udah
aku perbaiki, ayo diperiksa dong, diperiksa.”
Aku membenamkan diri di antara
tumpukan buku, tanpa sadar aku pun tertidur. Kami tertidur di Perpustakaan dan
baru terbangun keesokan harinya.
Saat aku terbangun aku menemukan
secarik kertas ditanganku. Kali ini kertas itu bertuliskan “Semangat” tidak
dalam tulisan mandarin atau pun hangul. Aku melihat kesekelilingku, semuanya
masih terlelap.
***
Waktu terus bergulir, akhirnya
ujianku selesai. Senangnya, usahaku tidaklah sia-sia. Walaupun tidaklah tinggi,
nilaiku paling tidak cukup untuk mengejar ketertinggalanku dari nilai
teman-temanku. Misa entah kenapa prestasinya merosot, melihatku dengan
teman-temanku bersorak senang,dia mendengus kesal. Misa ternyata gadis populer
yang tak punya teman. Melihatnya merenung sendiri aku mendekatinya.
“Hmm Misa…”
“Apa? Apa kamu mau mengejekku?
Udah ejek aja, aku emang bodoh sekarang.”
“Apa maksudmu? Aku dan
teman-teman mau pergi makan, kamu mau ikut?” Aku mencoba tersenyum ramah.
“GeunSuk ikut?”tanyanya.
“Entahlah… dari tadi aku nggak
melihatnya.”
Misa terdiam, berfikir sejenak.
“Naoki dan Risa pacaran yah?” tanyanya tiba-tiba.
Saking terkejutnya aku sampai
bengong beberapa saat,” Oh.. sepertinya…”sahutku sambil tersenyum.
“Kau dan GeunSuk?”
“Apa?”
“Maki!! Ayo!!” Ena memanggilku
dengan suara yang sangat keras.
“Ayo Misa?” ajakku sekali lagi.
“Nggak ah…” katanya manyun.
“Hmm baiklah…” Aku baru saja akan
pergi, tapi Misa memanggilku.”Terima kasih “sahutnya kemudian. “Eh?” Sahutku
seperti orang bodoh yang kebingungan.
“Terima kasih ajakannya,” lanjut
Misa.
Percaya atau tidak, dia
tersenyum. Aku pun membalasnya dengan tersenyum lebar, entah kenapa aku merasa
senang sekali melihat senyuman itu.
Kami akhirnya bersama-sama menuju ke tempat makan terdekat.
GeunSuk menyusul kami beberapa saat kemudian. Kali ini tanpa headset dan
bukunya. Dia memakai baju casual dengan topi yang serasi dengan warna jaketnya,
biru-hitam.
“Hai…” Suatu keajaiban. GeunSuk
tersenyum menyapa kami, melakukan high five dengan si kembar dan Naoki.
“Akhirnya datang juga, penyelamat
kita di pertandingan terakhir kemarin.” Naoki memberikan tempat duduk di
sebelahnya.
“GeunSuk itu hebat juga, walaupun
dia nggak bisa main bola, tapi sebagai penyusun strategi dia jagonya.” Ken menggoda
GeunSuk.
“Yah … dan tanpaku strategi GeunSuk
ternyata dapat membuat pemain jagoan seperti kalian tidak berkutik saat
pertandingan antar kelas waktu itu.” Naoki tertawa. Risa langsung meliriknya,
Naoki langsung terdiam.
GeunSuk menutup mulutnya menahan
tawa. Lalu tiba-tiba dia bangun dari tempat duduknya membungkuk ke arah kami.
“Saya GeunSuk mengucapkan terima kasih banyak kepada kalian semua, karena sudah
banyak membantuku beradaptasi dengan lingkungan di sini, maaf..kalau selama ini
aku sempat melakukan salah.”
GeunSuk berkata lantang dengan
posisi tetap membungkuk. Tak hanya aku, semuanya terlihat begitu terkejut.
“Nani Sore GeunSuk?” Naoki
bangkit dari tempat duduknya, menyuruh GeunSuk untuk berhenti membungkuk.
GeunSuk pun akhirnya duduk.
“Semua makanan ini, biar aku yang
bayar, makanlah sepuasnya.” GeunSuk tersenyum.
Senyuman GeunSuk ternyata tidak
membuat suasana menjadi cair, kami malah tambah bingung dengan suasana ini.
GeunSuk terasa menyembunyikan sesuatu.
“Ah…ada apa sih ini? Kamu kenapa
sih GeunSuk? Aneh banget!!” Ken mulai gusar.
“GeunSuk?” Naoki melihat GeunSuk
penuh tanda tanya.
GeunSuk menghela nafas berat
sambil menunjukkan muka memelas. “Orang tuaku akan balik lagi ke Korea, menurut
kalian apakah aku harus sedih?” GeunSuk jelas sekali begitu berat
mengatakannya, matanya berair. Segera dia menunduk, mencoba menahan air
matanya. “Maaf…” sahutnya kemudian, kembali membungkuk.
Hening. Naoki dan si kembar
langsung memeluk GeunSuk, kami tak tega mengganggu mereka yang sedang meluapkan
emosi.
Setelah melewati luapan emosi
yang tak tertahankan. Kami akhirnya makan sepuasnya hari itu. Walaupun pahit
menerima kenyataan kalau salah satu dari kami akan terpisah, Aku sangat senang,
karena kami bisa berkumpul bersama seperti ini. Tapi… ternyata, aku tetap tidak
bisa tidur malamnya.
***
Esoknya, kami berkumpul di rumah
GeunSuk, membantunya untuk mengepack barang-barang yang akan dibawa.
“Kamu masih suka GeunSuk ?”
tiba-tiba saja Risa bertanya padaku sambil berbisik. Aku begitu terkejut,
bagaimana tidak, kami saat itu berada di ruangan yang sama dengan GeunSuk dan
teman-teman lainnya.
“Emangnya kenapa?” Kataku sambil melihat ke arah teman-teman yang
lainnya, berharap tak ada yang sadar dengan pembicaraan kami.
“Matamu bengkak, kamu pasti tidak
bisa tidur tadi malam.” Risa menatapku tajam.
Aku hanya terdia sembari
memaksakan diri tersenyum.Tiba-tiba terdengar suara orang bersenandung. Aku
menoleh ke sekelilingku, suara itu terdengar begitu jelas dan sudah pasti itu
adalah suara-nya…suara orang itu. Aku tanpa sadar langsung bangkit, lebih
berkonsentrasi mendengar dari mana arah suara itu. Suara itu semakin lama
terdengar semakin jelas, dan suara itu semakin lama ..semakin dekat. Aku
sungguh tak percaya dengan apa yang kulihat, orang itu… dia…
“Ah!! Kamu mengagetkanku
Hirokita, semuanya… ini aku bawakan minum, kalian sepertinya sudah mengeluarkan
banyak cairan.”
Aku tanpa sadar menghalangi
jalannya. Aku tak pernah menyangka dia orangnya. Apa mungkin dia secret
admirerku? Tidak mungkin… bagaimana bisa…
“Kamu kenapa?” Nana menepuk
pundakku, aku langsung tersadar dari dunia lamunanku.
“Ah... nggak ada apa-apa, “ Aku
mencoba tersenyum, tapi mataku tetap menatap tajam ke orang itu, secret
admirerku?
***
08.00 am
Satu jam lagi, GeunSuk akan
meninggalkan kami. Selama waktu penantian itu, kami habiskan dengan
berbincang-bincang, dan sesekali berfoto.
Setengah jam pun berlalu dengan
cepat, kami pun mulai mengucapkan salam perpisahan ke GeunSuk satu per satu.
Saat giliranku tiba, aku berusaha
tersenyum. “Aku pasti akan merindukanmu…” sahutku menahan air mata.
GeunSuk tersenyum,” Kamu sudah
tahu siapa secret admirermu?” bisik GeunSuk tak terduga.
“Ah?” aku menatapnya tak percaya.
“Darimana kamu tahu tentang secret admirerku?”
GeunSuk tertawa kecil,” Semua
orang di sini tahu kalau kamu punya secret admirer. Lagipula, ekspresimu
kemarin, lucu… Tak kusangka kau akan
menyadarinya.“
“Jadi..? jadi benar kalau…”
GeunSuk mengangguk, sambil
tersenyum. Aku masih sulit untuk percaya.
Akhirnya saat perpisahan itu pun
tiba, dengan berat hati kami melepaskan kepergian GeunSuk.
***
5 tahun kemudian.
“Kanpai!!!”
Semua orang terlihat begitu bahagia. GeunSuk akhirnya
kembali lagi ke Jepang setelah berusaha keras mencari cara untuk mendapatkan
pekerjaan di sini.
“Wah… kamu tambah keren aja…” Kei meninju ringan badan
GeunSuk, GeunSuk hanya tersenyum. Dia tidak banyak berubah, hanya saja sekarang
dia terlihat lebih dewasa.
“Eh… istrimu cantik juga Kei…” GeunSuk menggoda Kei. Muka
Kei langsung memerah.
Kami langsung tertawa, Ena malah menutup wajahnya malu.
“Kamu bagaimana? Apa kamu juga udah nikah?” tanya Nana
tiba-tiiba.
Geunsuk tertegun beberapa saat. “ahahahahaha…Naoki mana?”
“Dia menjemput Risa dulu.” Jawabku.
“Eh? Bukannya…” GeunSuk menatapku bingung.
“Hidup itu tak terduga, begitu pula cinta…” aku tersenyum.
“jadi…” GeunSuk masih tak percaya.
“Mereka sudah bertunangan, bulan depan mereka menikah.” Ken
menambahi.
“Tapi… bukannya?” Masih belum puas GeunSuk tetap mengerutkan
kening.
“Aku tidak bisa membalas perasaan Naoki sebaik Risa. Sudah
sepantasnya Naoki mendapatkan yang terbaik.Kamu sendiri? Apa tidak ada orang yang kau
sukai?”
Geunsuk terdiam. Lalu tak lama kemudian dia tersenyum. "Baiklah aku
kalah, sepertinya kalian semua sudah mengetahuinya".
“Kenapa kamu harus berusaha keras seperti itu?" Ken menatap
GeunSuk.
“Aku juga tidak percaya awalnya, terlalu dipaksakan.” Ena
menambahi.
“Aku bisa merasakan perasaan Naoki ke Risa, mengetahui kalau
Naoki secret admirerku, rasanya sangat aneh.” Kataku.
“Kamu hampir saja membuat Risa mati berdiri.” Kali ini Nana
yang angkat bicara.
“Apa sebenarnya alasanmu GeunSuk, asal kamu tahu aja, aku
yang paling kecewa dengan kebohongan ini, karena aku sangat mengidolakanmu. Melemparkan
sesuatu yang kau perbuat ke orang sungguh tidak jantan.” Kei terlihat begitu
kecewa.
GeunSeuk jadi terpojok. Dia
menghela nafas dengan berat. “Maki…”
Tiba-tiba jantungku berdegup, ini
pertama kalinya GeunSuk memanggil namaku.
“Maaf!! Awalnya aku benar-benar ingin
melupakan perasaan ini, tapi ternyata aku tidak bisa. Menerima kenyataan kalau
aku akan pindah, aku semakin bingung, ditambah lagi Risa mengatakan kalau kamu
menyukaiku.”
“Risa mengatakannya?” sahutku tak
percaya.
“Sebenarnya aku mencuri dengar
saat Risa mengobrol ringan dengan Naoki.”GeunSuk merasa tak nyaman.
“Ada apa ini? Kenapa namaku
disebut-sebut.”
Ternyata Risa dan Naoki telah
sampai. Mereka benar-benar pasangan yang serasi, hari ini aja mereka mengenakan
baju dengan warna yang serasi.
“Naoki, Risa…. Gomen ne…” GeunSuk
membungkuk.
Naoki hanya terdiam. Di dekatinya
GeunSuk,” Segampang itu?” lalu tanpa menunggu lama, Naoki memukul perut Geunsuk
keras sekali, sampai GeunSuk terbatuk-batuk, aku segera menghampiri GeunSuk
mencoba melerai mereka, Risa pun langsung meraih Naoki.
“Hah… rasanya puas sekarang…”
Naoki memandangi Geunsuk, Geunsuk yang masih memegang perutnya tersenyum, Naoki
pun membalas senyuman itu.
“Lalu… apa semua itu sudah kamu
luruskan?” Naoki menatap tajam GeunSuk.
GeunSuk mengangguk.
“Belum,” kataku,” Sampai sekarang
aku penasaran dengan tulisan berbahasa mandarin yang aku terima… “
GeunSuk tersenyum. “Jadi… sampai
5 tahun ini, kamu masih mengingatnya?”
“Tentu saja.” Kataku mantap,” Kau
memulainya dengan penuh misteri, sebelum semua terungkap aku nggak akan puas.”
“Wow… kamu mengerikan…”Geunsuk
cekikan, dia kemudian mmbisikkanku sesuatu ,” Putri tidurku kau terlelap lagi, kelelahan
menatap langit yang tak biru. Apa kamu penasaran denganku? Aku pun penasaran
ingin mengenalmu lebih dekat. Aku ingin sekali dapat menyapamu dengan lembut,
memanggil namamu, bercanda denganmu, mengobrol denganmu, kau telah mencuri
hatiku, sedari dulu ingin sekali kukatakan ini padamu…” GeunSuk tak melepaskan
pandangannya dariku,”Wo ai ni.” Sahutnya kemudian. Aku mengernyitkan kening
tidak mengerti.
“Kamu ngomong apa? Aku kan udah
bilang aku pengen tahu artinya, bukan kamu bacain lagi…” Aku mulai kesal.”
“aku akan memberitahukanmu
asalkan kamu bilang Oppa saranghanda,” Geunsuk memasang mimik merayu.
“Ah… lupakan,” Sahutku merinding.
GeunSuk terlihat kecewa. “Ayo lah…Oppa saranghanda…susah banget…tinggal
ikutin aku omonganku aja.” Paksa GeunSuk.
“Apa-apan sih… “ aku benar-benar
merinding, GeunSuk bertingkah aneh. Dia terus menggodaku, mengikutiku kemana
pun aku pergi, Semua tertawa melihat
tingkah kami.
“Baiklah… aku akan mengatakannya
tapi kamu harus tutup mata.”
Geunsuk mengerutkan kening, tapi
akhirnya dia melakukannya.
Aku memaksa kei yang mengaku
fansnya untuk mengatakannya. Kei sempat menolak tapi Ena membantuku.
“Oppa.. saranghanda..”
“Eiiiih!!” GeunSuk tentu saja
menyadarinya, segera dia buka mata dan mengejarku, menggelitikiku sampai aku
menyerah.
Aku pun berdeham, mengambil
nafas, lalu berbisik di telinganya,” GeunSuk Ba-ka.” Aku langsung berlari lagi
sebelum GeunSuk mengejarku.
Hari itu terasa sungguh
menyenangkan, Setelah 5 tahun berlalu, aku akhirnya bisa kembali merasakan
kebersamaan ini.
FIN
Penulis mengucapkan terima kasih pada siapa saja yang sudah menyimak cerita ini sampai bagian terakhir ini. Dengan berbagai macam kejanggalan yang mungkin ditemukan, semoga maksud dari cerita ini tetap dapat tersampaikan ke pembaca. Sebenarnya postingan ini sempat terhenti karena kebanyakan nonton drama membuatku semakin menyadari bahwa cerita ini "lucu" banget... tapi bagaimana pun juga aku harus menyelesaikan cerbung ini, hehe... semoga cerbung "geje" ini menghibur...
Sincerely
LeeAne
haisssh....Hirokita itu sapa??ada tokoh baru ya...eh, apa itu namanya Naoki?udah biasa denger nama2 yg biasanya. eh, bener Geunsuk suka sama Maki...tapi sy tetep bingung "dia" itu siapa ya..
BalasHapus---Tiba-tiba terdengar suara orang bersenandung. Aku menoleh ke sekelilingku, suara itu terdengar begitu jelas dan sudah pasti itu adalah suara-nya…suara orang itu. Aku tanpa sadar langsung bangkit, lebih berkonsentrasi mendengar dari mana arah suara itu. Suara itu semakin lama terdengar semakin jelas, dan suara itu semakin lama ..semakin dekat. Aku sungguh tak percaya dengan apa yang kulihat, orang itu… dia…
“Ah!! Kamu mengagetkanku Hirokita---
lalu kenapa Naoki pukul perut Geunsuk...
bener2 sy ini sedang kurang imajinasi buat bayangin
yiq juga kurang mengertyi,,tapi sepertinya geunsuk mengerjai semua temannya tentang secreat admire nya mika yang ternyata adalah dia,,makanya naoki memukul perut geunsuk mungkin karena kesal,,,gitu ya buk penulis?
BalasHapussemua pertanyaan d atas sepertinya sudah terjawad d special edition... koreksi dikit yiq, Mika aniya, Maki eyo, hehehehe
Hapushehehehe,,,mian onni,,,,salah ketik,,,
Hapus