Rabu, 12 September 2012

ISI HATI



<<Isi Hati  adalah suatu misteri, tidak ada yang pernah tahu apa yang ada di hati seseorang, itulah yang membuat perasaan itu menjadi sesuatu yang spesial...yah entahlah>>

Namaku Ryo, umurku 17 tahun. Mungkin bagi kalian yang telah berumur diatasku akan menganggapku anak kecil, begitu pula dia. Cinta pertamaku, cinta yang entah kapan akan berbalas. Mungkin menurut kalian, ini hanyalah cinta anak ABG yang datang dan pergi. Tidak… dari dulu sampai sekarang perasaanku padanya tidak berubah, tidak pernah, tidak sedikitpun. Tapi… ternyata seberapapun besarnya rasa sukaku padanya, dia akan tetap menganggapku tidak pantas, tidak pantas untuknya. Tentu saja, alasan utamanya adalah umurku. Selalu mengenai umurku.
“Ryo kun… mau berapa kali kamu menembakku, jawabanku akan tetap sama. Aku benar-benar menganggapmu sebagai adikku. Yah..Aku emang sayang sama kamu, tapi hanya sebagai adik, nggak lebih dari itu.”
Aku hanya terdiam, aku bahkan nggak bisa menggerakkan badan ini. Walaupun ini bukan kali pertama aku menembaknya, aku masih susah menerima penolakan ini. Aku bahkan nggak ingat sudah berapa kali aku melakukan hal konyol ini. Entah kenapa, aku selalu dan tetap berharap suatu hari dia akan memiliki perasaan yang sama denganku.
Akhirnya aku memutuskan untuk tetap diam, dan dengan senyum dipaksakan aku pergi meninggalkannya.
          “ Kanzaki kun, a-aku su-suka sama kamu….”
          Lagi… satu gadis lagi akan mengalami patah hati olehku. Ini sudah terlalu sering, aku sampai bosan menolak mereka. Aku bahkan sampai ingin menjadi laki-laki berengsek yang nggak akan pernah disukai oleh perempuan manapun. Tapi… kalau aku mengingat Mika, aku tidak bisa. Aku tidak akan berani menatapnya, walaupun umurnya lebih tua dariku, dia sangat polos. Di pikirannya tidak ada abu-abu, yang ada hanya hitam dan putih. Sifatnya yang seperti anak kecil, bahkan membuatku benar-benar tak pernah menganggapnya lebih tua dariku.
          “Ka..Kanzaki kun?”
          Aku tersadar dari lamunanku. Kupandangi gadis itu. Manis. Tapi… aku sama sekali tidak tertarik. Dengan berat hati aku mengatakan kata-kata yang aku sendiri sangat membencinya.. kata-kata penolakan.
          Seperti biasa, gadis itu menangis. Sambil menunduk dia berlari meninggalkanku. Aku benar-benar merasa seperti laki-laki yang tak punya perasaan.
          “Wah… Aku iri sama kamu Ryo… dalam sebulan sudah berapa gadis yang kau tolak. Keren bro..”
          “Keren apanya? Aku capek.”
          “Kenapa nggak diterima aja, jangan bilang kamu masih mengharapkan Kak Mika. Sudahlah Ryo… sampai kapanpun…”
          Tanganku entah kenapa langsung menyambar kerah Sano, aku pun tidak mengerti, aku hanya tidak ingin mendengar lanjutan dari kata-katanya. Sano terlihat terkejut. Tapi… dia tidak melawan, dia malah menghela nafas. Aku pun melepaskan genggamanku dari kerahnya. Sano menepuk pundakku.
          “Maaf… aku kurang sensitif.” Sano merangkulku dan menggelitik pinggangku, sontak aku menggeliat geli. Kami pun tertawa.
          Malam itu, aku lapar sekali. Orang tuaku dan adikku sedang mengunjungi bibi yang sakit. Aku akhirnya dengan malas memutuskan untuk keluar mencari makan.
          Tanpa sengaja, aku melihat sesuatu yang tidak pernah, dan tak pernah ingin aku lihat. Mika keluar dari mobil seseorang dan… orang tersebut mengantar Mika sampai di gerbang rumahnya. Mika terlihat senang, dia tersenyum dengan manis ke pria itu. Darahku terasa mendidih, tanpa pikir panjang, tanganku melayang di pipi pria itu. Pria itu tersungkur, hidungnya berdarah, Mika berteriak histeris. Sambil membantu pria itu berdiri, Mika melihatku dengan muka yang sangat menakutkan, dia melotot, dia terlihat sangat marah…sangat marah. Badanku seketika terasa lemas, aku bingung. Apa yang sudah aku lakukan? Kenapa aku nggak bisa mengontrol diriku? Tepat setelah Mika menutup pintu rumahnya sambil membopong pria itu, aku terjatuh. Malu… aku malu menatap Mika… sekarang bagaimana?
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
          “Aku nggak bisa bantu banyak, tapi … minta maaflah.”
          Sano menguatkanku. Sulit untukku menemui Mika. Tapi… aku harus melakukannya. Kalau tidak, aku nggak akan pernah bisa tertidur pulas.
          “Sudah puas?”
          Hari itu, aku memberanikan diri bertemu dengan Mika. Dia terlihat masih marah.
          “Maaf… aku…”
          “Aku… ingin kamu jangan dekatin aku lagi.”
          DEG… aku benar-benar terkejut. “Bu..bukannya kamu menganggapku adik?” entah kenapa kata-kata itu yang malah terlontar dari mulutku. Aku merasa terpojok, aku tak bisa memikirkan kata-kata yang lebih tepat.
          Mika terlihat gusar.” Ya… ka-kamu emang udah aku anggap adik, tapi…  kali ini kamu keterlaluan. Kamu tahu siapa yang telah kamu pukul itu?”
          Aku terdiam, aku tidak terlalu peduli siapa orang itu.
          “Bossku…dan… tunanganku.”
          Aku merasa tersengat listrik. “A-apa? Tu-tunangan? Sejak kapan?”
          Mika menghela nafas,” Bulan depan, kami akan menikah.”
          Aku gusar, masih tidak percaya,” Bagaimana bisa, kapan…kapan kamu dan dia…” aku nggak bisa berkata-kata lagi. Aku tidak bisa berpikir jernih. Aku selalu memperhatikan Mika, aku merasa aku telah mengetahui semua mengenainya. Menurutku kami cukup dekat, tapi... Bagaimana bisa aku tidak mengetahui dia telah memiliki hubungan dengan pria lain, tanpa sepengetahuanku.
          “Dia adalah pria yang baik, dan dia sangat mencintaiku. Dia juga dewasa, dan aku menyukainya…sangat menyukainya…aku harap kamu bisa mengerti.”
          Sakit…dadaku terasa sakit sekali… aku tidak tahan, aku tidak tahan lagi. Aku pun segera pergi tanpa memandangi Mika. Berat, langkahku terasa sangat berat, tapi… aku tidak ingin mendengar Mika menyebut pria itu lebih lanjut. Aku tidak mau tahu lagi, cukup…cukup.
          “Ayah … aku mau melanjutkan sekolah di luar negri.”
          Ayah begitu terkejut mendengar pernyataanku yang mungkin tak pernah terpikir olehnya. Sebelumnya aku begitu ngotot tidak akan pernah kuliah keluar negri. Ayah tersenyum lebar, dia tertawa bahagia. Berkali-kali dia memelukku, entah kenapa aku bisa merasakan kebahagiaannya. Walaupun keputusan ini kuambil dengan terpaksa, tapi… aku rasa inilah yang terbaik untukku, setidaknya saat ini. Aku pastinya tidak akan sanggup untuk melihat Mika bersama pria itu.
          ***
“Selamat… seperti biasa…no.1, hehe” Sano menggodaku. Aku hanya tersenyum.
Setelah mencoba untuk tidak terlalu memikirkan Mika, entah kenapa aku merasakan beberapa hal baru yang sebenarnya selalu aku alami. Mendapatkan peringkat terbaik dari dulu adalah hal biasa buatku, hanya saja sekarang aku merasa sangat menikmatinya. Acara wisuda berlangsung lancar, yah paling tidak begitu sampai…
“Selamat Ryo kun… aku bangga padamu.”
Mika, datang dengan pria itu sambil membawakan aku bunga. Pria itu tersenyum memandangiku, aku kesal. Aku kesal, kenapa bukan aku yang berada di posisinya, aku kesal kenapa dia tersenyum begitu hangat padaku, aku masih belum bisa menerima hubungan mereka. Aku terdiam, tanpa ekspresi.
“Hmmm, maaf aku tidak pernah menemuimu akhir-akhir ini. Aku takut mengganggumu, tapi… aku harap kamu tidak berkeberatan menerima undangan dariku…” Mika seperti segan mengundangku, dia terlihat ragu.
“Mika sangat mengharapkan kedatanganmu…” Pria bernama Satoshi itu menambahkan.
Aku muak melihatnya, wajahnya, senyumannya. “Aku tidak akan datang.” Sahutku mantab, “ Jangan pernah berharap aku akan datang.” Aku menatap pria itu dengan tajam, dia hanya melongo melihatku. “Kalau Cuma itu yang mau kamu sampaikan, aku pergi…”
Aku sudah bersiap pergi, Mika memanggilku. “Maaf… tolong  Ryo kun… maafkan aku…” Aku membelakanginya, tapi terdengar jelas suara tangisannya. Ingin aku berbalik, tapi… “Aku… bagaimanapun juga aku sudah menganggapmu sebagai saudaraku, tolong jangan benci aku…” Mika terus terisak.
Tidak…tidak…kamu salah Mika. Aku tidak pernah… dan tidak mungkin membencimu. Aku … aku hanya…
“Hentikan tangisanmu, aku tidak suka mendengar orang menangis. Kalau kamu memang ingin aku datang, aku…aku akan datang.” Aku pun pergi tanpa berkata apa-apa lagi. Tanpa melihatnya, tanpa menunggu reaksinya, tanpa mengharapkan apa-apa…
          Berkali-kali aku melihat jam. Setengah jam lagi… 15 menit lagi… Aku semakin gusar. Akhirnya tinggal 5 menit lagi… aku pun memutuskan untuk pergi, setelah sedari tadi mondar-mandir di kamar.
          Ternyata aku tidak terlambat, walaupun aku berharap terlambat. Mika terlihat begitu cantik, mukanya memancarkan kebahagiaan yang tak pernah kubayangkan. Wajahnya terlihat lebih bersinar dibandingkan biasanya. Sulit kuterima, tapi… untuk pertama kalinya aku merasa, pria itu pantas untuknya. Selama aku bersamanya, dia tidak pernah menunjukkan wajah sebahagia itu. Hanya saat bersama pria itu saja, wajahnya bisa terlihat begitu bahagia. Aku kalah…. Kalah telak. Mungkin … inilah akhir cintaku…akan tetap bertepuk sebelah tangan…
          ***
Sudah 2 tahun berlalu, walaupun belum hilang sama sekali. Aku sudah bisa melupakan Mika sedikit demi sedikit. Mungkin agak sulit melepaskan berbagai memori tentangnya.  Perempuan pertama yang kukenal selain ibuku adalah dia, kami besar bersama. Aku terlalu terpesona dengan Mika, sampai tidak pernah melihat perempuan lain. Tapi… aku mencoba, benar-benar mencoba kali ini.
Namanya Mizuki. Gadis periang ini cukup menghiburku. Aku rasa takdirlah yang mempertemukan kami beberapa kali di beberapa acara seminar. Pertama waktu di Berlin, kedua di Ankara, ketiga di Busan, keempat di Paris, dan terakhir di London. Pertemuan berkali-kali itu, akhirnya membuat kami menjadi teman, apalagi ketika aku mengetahui kalau kami ternyata satu universitas. Dia begitu humoris, aku merasa nyaman dengannya. Ngobrol dengannya bagaikan ngobrol dengan kawan lama, padahal aku baru mengenalnya sebulan yang lalu. Hubungan itu, ternyata terus berlanjut, sampai entah kenapa aku pun melamarnya. Mizuki terlihat begitu senang. Aku pun untuk pertama kalinya, merasa begitu bahagia.  
Mizuki adalah satu-satunya wanita yang dekat denganku selain Mika. Melamarnya adalah keputusan yang berat untukku, tapi .. aku tidak suka dengan tahap pacaran, menurutku itu hanya membuang waktu. Aku sudah terlalu lama menunggu cintaku, saat ini aku merasa Mizuki adalah gadis yang tepat untukku. Aku tidak mau menyesal untuk kedua kalinya. Oleh karena itu, tanpa pikir panjang aku melamarnya. Segala resiko aku tempuh, aku tidak pernah berharap Mizuki akan menerimaku. Walaupun terlihat dekat denganku, Mizuki cukup populer, tak jarang aku mendengar teman-temanku membicarakannya. Mendengar Mizuki menerima lamaranku, aku kira mereka akan kecewa. Tapi… mereka malah bersorak senang. Ternyata, selama ini mereka suka menggosipkan hubunganku dengan Mizuki.
Begitulah…tak lama kemudian kami menikah…tepat setelah kami lulus kuliah. Tapi… setahun kemudian, ketika Mizuki mengandung anak kami, aku mendapatkan kabar yang tidak menyenangkan. Satoshi… suami Mika, meninggal karena kecelakaan mobil.
Aku dan Mizuki segera bertolak dari Inggris. Awalnya aku melarang Mizuki ikut karena kandungannya, tapi … dia memaksa. Mizuki telah mendengar semua ceritaku tentang Mika. Aku tidak pernah menceritakan bagaimana dulunya perasaanku pada Mika, yang Mizuki tahu hanyalah Mika yang selama ini bersikap layaknya kakak kandungku. Mizuki terlihat begitu ingin bertemu dengan Mika. Mukanya terlihat khawatir ketika mendengar berita itu. Dengan muka yang sangat memelas dia meminta untuk ikut, aku tahu benar kalau mukanya sudah seperti itu, itu tandanya dia tidak akan menyerah sampai keinginannya terpenuhi. Aku jarang mendapati mukanya begitu, karena itu, ketika dia menunjukkan ekspresi itu, entah kenapa aku merasa aku harus menurutinya.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Aku tidak takut lagi bertemu dengan Mika. Aku sudah memiliki Mizuki, dan menurutku aku mencintainya. Yah… aku berharap rasa cinta itu lebih besar dari perasaanku ke Mika dulu. Tapi… Perasaan apa ini? Kenapa dadaku sakit sekali melihat Mika menangisi suaminya. Apakah aku masih menyukainya? Tidak… bukan… aku hanya simpati… yah hanya simpati, bukan karena dulunya aku menyukai Mika, bukan… bukan.
“Apa itu kak Mika?”
Aku tersentak mendengar suara Mizuki. Kupandangi wajahnya. Mizuki pun melihatku dengan heran. Kuyakini diriku sekali lagi. Aku suami Mizuki, dan sebentar lagi aku akan memiliki anak. Tidak… perasaanku ke Mika sudah tidak seperti dulu lagi… sudah tidak…
“Ryo?” Mizuki kembali mengembalikan kesadaranku. Aku tersenyum kecil sambil mengangguk. Mizuki segera mendekati Mika. Di elusnya punggung Mika dengan lembut. Perhatian Mika pun tertuju ke arahnya. Lama dia memandangi Mizuki, namun tak lama setelahnya dia melihat sekelilingnya. Lalu matanya terpaku padaku.
“Ryo kun?” Mika bangkit, berjalan perlahan-lahan mendekatiku. Lalu terjatuh tepat selangkah didepanku, aku segera menopangnya. Dia pingsan…
***
“Seharian dia tidak tidur, dia terlihat begitu terpukul, setelah 5 tahun menikah, akhirnya dia mengandung, tapi… suaminya malah meninggal…”
Tante  Toda- Ibu Mika mengelus-elus rambut Mika. Mika yang tertidur terlihat begitu pucat. Aku hanya terdiam, tak tega melihatnya.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Esoknya, aku mendapati Mika masih memandangi foto suaminya. Dia tersenyum padaku ketika kudekati.
“Wah… kamu sudah terlihat sangat dewasa sekarang Ryo kun, perempuan kemarin itu istrimu?”
“Yah… bagaimana menurutmu?”
Mika berfikir sejenak,” hmmm dia gadis yang manis… kamu beruntung.” Entah kenapa Mika menampakkan mimik sedih dibalik senyumannya.
Aku terdiam.
“Aku senang kamu akhirnya bisa mendapatkan seorang istri yang begitu baik, sentuhan tangannya begitu hangat.”
Aku tersenyum.” Terimakasih… Kak Mika.”
Mika tersenyum,” aku senang… kamu akhirnya memanggilku dengan sebutan Kak…” Mika terdiam.” Ryo kun… aku tahu ini sebenarnya bukanlah sesuatu yang penting lagi… tapi entah kenapa aku ingin sekali mengatakan ini padamu…”
Aku mengernyitkan kening. Kenapa Mika menunjukkan muka yang begitu serius.
Mika memandangiku.” Maaf… aku telah membuatmu banyak terluka, dan maaf aku selama ini nggak jujur ama perasaanku.” Mika menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya perlahan,” aku …” dia memandangiku,” sebenarnya aku menyukaimu dari dulu.”
Aku benar-benar terkejut. Tapi… yang lebih membuatku terkejut adalah ketika melihat Mizuki dari bayangan cangkir di depanku. Aku segera berbalik, terlihat Mizuki sangat shock. Mika pun terkejut, dia segera bangkit dari tempat duduknya, dan seperti ingin menjelaskan sesuatu, namun Mizuki sudah terlanjur  berlari dari tempat itu. Aku mau mengejarnya, namun Mika menarik tanganku.
“Tu..tunggu Ryo kun, aku belum selesai… aku…”
“Bisa kita bicarakan lain waktu?...” Aku gusar. Pernyataan Mika benar-benar membuatku kaget. Tapi… saat ini Mizuki harus kutenangkan terlebih dahulu.
Tak susah mencari Mizuki. Kalau dia menangis, dia akan mencari tempat yang paling tersembunyi, dimana tidak akan ada orang yang menemukannya.
“Mizu?...” Mizuki masih terisak, mendengar aku memanggilnya.
“A-apa maksud dari semua itu, apa maksud dari kata-kata kak Mika itu, ka-kalian saudara kan, maksudku… hubungan kalian…” Mizuki seperti susah mengendalikan diri, dia terlihat bingung dengan kata-katanya sendiri.
Aku segera memeluknya, mencoba memberikan dia ketenangan. Aku hanya terdiam, membiarkan dia menangis sepuasnya. Setelah tangisannya mereda, aku pun mulai menceritakan semua, yah semua tentang perasaanku dulunya kepada Mika, semua… tanpa aku tutupi lagi. Mizuki benar-benar shock, sangat shock. Tapi… yang membuatku khawatir adalah dia tidak mengatakan apa-apa sesudahnya, dia hanya terdiam. Dia bahkan tidak bertanya apa-apa. Aku menjadi serba salah, aku sebenarnya ingin melupakan semua masa lalu itu. Tapi… jauh dari lubuk hatiku yang paling dalam, aku ingin Mizuki mengetahuinya, aku tidak ingin ada rahasia antara aku dengannya. Apalagi itu hanyalah masa lalu, walaupun masih ada bekasnya, itu tetap masa lalu…
Dingin… begitulah suasana yang kurasakan setelah kejadian pagi itu. Mizuki terlihat tidak bersemangat, Mika terlihat tidak nyaman. Aku menjadi lebih salah tingkah. Aku sebenarnya ingin mendengar penjelasan Mika lebih lanjut. Aku percaya, ada kesalahpahaman di sini, tapi… aku tidak mungkin berbicara dengan Mika saat ini. Kalau Mizuki memergoki kami, dia kemungkinan akan lebih tidak percaya padaku. Saat aku berfikir keras mencari solusi melumerkan suasana. Mika ternyata mengajak Mizuki dan aku untuk bertemu. Mizuki terlihat enggan, tapi dia mengiyakan.
“Maaf… sebelumnya aku bukannya ingin membuat ketegangan di rumah tangga kalian. Yah… aku tahu… pernyataanku kemarin mungkin sangat mengejutkan Ryo ataupun Mizu… tapi… tolong percayalah… aku benar-benar merestui hubungan kalian.”
Mizuki hanya terdiam, begitu pula aku.
“Aku tahu, seharusnya aku tidak perlu mengungkapkan sesuatu yang sudah lalu, aku hanya terus kepikiran, dan … aku rasa aku harus mengungkapkan ini… sesuatu yang sudah menggangguku, sampai hampir membuat hubunganku dulunya dengan Satoshi renggang.”
Mika melihat langit yang saat itu gelap tanpa bintang. Mizuki tetap menunduk, dan aku… entahlah.
“Mungkin … aku memang dulunya menyukai Ryo… setidaknya sampai kemarin ketika Satoshi meninggal, barulah aku sadar dengan perasaanku.”
Mika memberanikan diri memandangi Mizuki, yang kali ini memandang tajam ke Mika. Aku mengambil jarak dari mereka.
“Apa maksudmu? Apa kamu menikahi Kak Satoshi tapi… sebenarnya kamu suka sama Ryo?” suara Mizuki bergetar.”
Mika mengangguk. “Itulah hal yang paling aku sesali selama ini…Aku menyembunyikan perasaanku ke Ryo karena egoku, dan telah mempermainkan perasaan Satoshi dan menyakiti Ryo berkali-kali…aku benar-benar jahat.” Mika mulai terisak.
“Awalnya aku memang benar-benar ingin melupakan perasaanku ke Ryo dengan menikahi Satoshi. Tapi… ternyata semenjak Ryo keluar negri aku malah bertingkah aneh. Ternyata Satoshi sadar dengan hal itu, hubungan kami sempat berantakan. Tapi… Satoshi benar-benar pria yang hebat, dia benar-benar menunjukkan cintanya yang begitu besar dan tulus kepadaku. Aku tersentuh… tapi… mendengar Ryo menikah, aku kembali membuatnya terluka. Tak ada yang mengetahui semua ini. Kami selalu terlihat rukun, lamanya kami menghasilkan keturunan pun kami tutupi dengan berbagai alasan. Satoshi telah berbuat banyak untukku, dia tetap yakin suatu saat aku akan melupakan Ryo dan mencintai dia.” Mika terdiam, tapi ternyata isakan tadi berubah menjadi tangisan.
“Aku benar-benar menyesal… kenapa aku baru menyadari semua pengorbaan, serta cinta tulusnya, setelah dia meninggalkanku… sekarang aku benar-benar merasa kehilangan… 5 tahun bersamanya, tapi pikiranku malah ke orang lain. Tapi… dia tidak pernah memaksaku untuk mencintainya, yang dia lakukan adalah tetap menjadi suami dan laki-laki yang baik untukku. Akhirnya aku luluh, aku berusaha mencintainya. Tapi… saat kabar bahagia mengenai kehamilanku datang, Satoshi malah mengalami kecelakaan.“ Mika menangis tersedu… dia sudah tidak bisa lagi membendung tangisannya. Mizuki segera memeluknya. Aku tak tahu harus bagaimana.
Cerita Mika tadi seperti sesuatu yang sangat tidak bisa kupecaya. Masih terlihat dengan jelas ekspresi wajahnya yang begitu bahagia ketika menikahi Satoshi.  Apa semua itu hanya acting? Sulit untukku percaya… tapi bagaimanapun juga, kita memang tidak akan pernah mengetahui isi hati orang lain… 
Aku senang cintaku ternyata berbalas, walaupun aku sangat menyayangkan masa-masa sulit yang ditempuh Mika. Bagaimanapun juga ... aku bersyukur, Mika menolakku. Mendengar pernyataan Mika, sekarang aku sadar. Perasaanku ke Mika hanyalah masa lalu, saat ini cintaku hanya ke Istriku seorang. Orang yang selalu peduli, dan sangat mengerti aku. Aku tidak akan menyia-nyiakan orang ini..tidak akan…



Kamis, 06 September 2012

Pulau Lombok ...

Pulau Lombok...

Tak semua dari sobat  mungkin mengenal pulau ini...
akhir-akhir ini aku sering melihat di TV, banyak acara-acara berlibur yang mengambil tempat di Lombok, bahkan ada beberapa film yang mengambil lokasi di Lombok, tentu saja dalam rangka promosi sepertinya...karena pulau ini lagi menggalang visit Lombok -Sumbawa... Sumbawa? apa lagi tuh?
Sumbawa adalah sebuah pulau juga... Jadi.. jelasnya gini...
Pulau Lombok dan Sumbawa merupakan bagian dari Propinsi Nusa Tenggara Barat (Ingat yah, NTB bukan NTT, bukannya apa-apa tapi banyak yang salah mengira NTB adalah NTT. contoh kecil aja, bagi kalian yang mungkin udah baca buku Raditya Dika dengan judul "Radikus Makan Kakus" pasti bakalan nemuin cerita mengenai orang yang katanya orang NTB, tapi dari ciri-ciri orangnya bahkan bahasa yang digunakan jelas-jelas menunjukkan kalau yang dimaksud adalah NTT, sejak kapan bahasa orang NTB menggunakan "beta").

Baiklah...
Aku mengangkat topik ini karena banyak yang masih nggak tahu Lombok dimana, dan Mataram dimana. Bagi sobat yang doyan pelototin peta pasti bakalan tau banget, kalau Lombok itu letaknya tepat di sebelah kanan/timurnya pulau Bali. Mataram merupakan ibu Kota NTB dan letaknya di pulau Lombok. 
Berbicara mengenai Lombok dan Mataram, aku ingat sama celetukan adik kosku yang menurutku lucu banget. Entah kenapa dengan polosnya dia bilang," Orang Lombok itu yang mirip ama orang Thailand ya Kak, kalau orang Mataram mirip sama orang Korea." Denger pernyataan ngawur itu, sontak aku ketawa guling-guling... Belum lagi teman Kakakku yang dengan mantapnya mengatakan kalau pulau NTT itu adalah pulau Seribu Masjid...

So...
 


Pantai Mawun

Lombok merupakan pulau yang memiliki banyak tempat wisata, salah satu yang paling terkenal adalah pantainya. Salah satu pantai di Lombok  memiliki nama yang sama dengan nama pantai di Bali yaitu Kuta (baca: Kute). Hanya saja di Lombok nama Kute selain merupakan nama pantai juga merupakan nama Desa. Pantai ini terletak di Lombok Selatan, selain Kute terdapat beberapa Pantai yang tak kalah indahnya, ada Pantai Aan, Gerupuk, Seger, Mawun, dan masih banyak lagi pantai yang lainnya. Yang aku sebutin baru di wilayah Lombok Selatan, belum lagi pantai-pantai yang berada di bagian Lombok yang lain.
Pantai Aan


Aku paling suka pantai Mawun, mungkin karena waktu aku kesana, sepi banget, jadi puuuuuaaaas mau teriak-teriak nggak jelas, plus jalan ke sana keren, harus naik-naik bukit... asyiiiiiik banget...
Ada juga pantai Surga dan Cemara, tapi aku belum sempat kesana...kedua pantai ini terletak di Lombok Timur... 
http://www.nusatravel.com/blog/wp-content/uploads/2011/08/1lyry4rx.jpg
pantai cemara
Dari semua pantai yang udah aku paparkan, udah jelas banget kalau semuanya berpasir putih, tapi... pantai Kute pasirnya bukan hanya putih, tapi merupakan pasir "merica", maksudnya, bentuk pasirnya menyerupai merica agak besar-besar gitu, nggak halus banget...
http://www.nusatravel.com/blog/wp-content/uploads/2011/08/su8ydsu1.jpg
pantai surga

Selain Pantai, Lombok juga memiliki wisata air terjun, yang paling terkenal adalah air terjun "Sendang Gile"..
Selain Sendang Gile, masih terdapat banyak wisata air terjun lainnya, seperti Benang Stokel dan Kelambu, Jerman (Jeruk-manis), dan lain-lain.

selain itu, terdapat juga beberapa Gili (pulau kecil) yang sangat terkenal pula, yaitu Gili Trawangan, Gili Air, Gili Meno dan beberapa gili-gili lainnya yang mengitari pulau Lombok.

http://www.nusatravel.com/blog/wp-content/uploads/2011/08/9s5jl1dx.jpg Di sini, juga terdapat wisata Gunung Rinjani. Jadi bagi yang doyan ngedaki gunung, di Rinjani ini, terdapat sebuah danau yang terbentuk di Kaldera Gunung Rinjani, namanya Danau Segara Anak. Sedangkan gunung kecil yang terlihat di gambar adalah Gunung Baru Jari sempat meletus di tahun 2004 silam.
Jadi selain bisa lihat pemandangan di atas puncak gunung Rinjani, sobat juga dapat menikmati indahnya danau ini.


https://www.goodizz.com/uploads/assets/desa-sade-lombok.jpgAda pula Sade, dikenal pula dengan sebutan Sasak Village. Di sinilah sobat bisa nemuin rumah adat suku Sasak (suku asli Lombok), serta beberapa masyarakatnya yang masih melakukan kegiatan menenun dan mengolesi lantai rumahnya dengan Kotoran sapi, katanya sih biar lantainya kuat...
Jika Sade terletak di Lombok Tengah, ada pula Desa Senaru yang terletak di Lombok Utara.
Desa Senaru
kegiatan menenun menggunakan
Lambung (baju tradisional suku Sasak)

















Yang terakhir ... cuma sebagai tambahan. Lombok memiliki julukan Pulau seribu Masjid, karena disini terdapat banyak sekali Masjid, maklum ... masyarakat Lombok mayoritas Muslim...

So... berikut letak pulau Lombok di Peta ...

Sekian dulu bincang-bincang mengenai Lombok...
sebenarnya masih banyak yang pengen aku omongin... tapi cukup segini aja dah... semoga nggak ada lagi kebingungan mengenai Lombok...

Buat yang baca postingan ini Tampi Asih (Makasih) ...
Jangan lupa, masukin juga Lombok sebagai destination liburan sobat yah...^^v...

Au Revoir....