Jumat, 29 Mei 2015

Han Yi Ahn atau Tae Kwang? Sang Woo atau Dae Young?

Aaah!!... aku kembali lagi terserang rasa malas, setelah sebelumnya menggebu-gebu buat cerita berantai "Samchun Odiesso...Paman Dimana" bareng Rany, sekarang malah aku yang vakum, belum lagi kepikiran buat lanjutin cerita yang awalnya udah khatam di otak.

yah... banyak yang ngeganggu, salah satunya adalah "drama" hahaha... yah beginilah... ujung2nya nyalahin drama...

well.. setelah sebelumnya sedih saat "BLOOD" akhirnya tamat, aku kembali kepincut dengan drama2 lainnya, emang di tahun ini banyak drakor yang menarik, jadi nggak punya waktu buat mikirin drama yang udah tamat, langsung ada aja penggantinya... 

Seperti "Mask" yang saat ini baru masuk ep.2 sepertinya menarik, dilihat dari jalan cerita dan karakter2 pemainnya, entahlah bagaimana kelanjutan cerita yang so far cukup menarik ini, ada lagi "the Producer" yang meraih rating 2 digit di tayangan perdananya, sampai2 akhirnya diputuskan akan dibuat season ke-2... wah aku belum menyimak drama ini sih, tapi temenku kelihatannya cukup antusias karena si "Kim Soo Hyun" ni akang emang banyak digandrungi cewek2 yah... apa ada mas2 juga? haha... *ora penting di bahas. 

Yah... setelah Blood beberapa drama menarik bermunculan, sebut aja "Let's eat season 2" "Who are you: School 2015" "Warm and cozy/Jeju Island Gatsby" "Splendid Politics" "Missing Noir M" dan tentunya masih banyak drama menarik lainnya, tapi aku nggak pantengin semuanya, karena bagaimana pun juga menarik tidaknya suatu drama bergantung pada diri masing2, karena aku yakin selain cerita, kita pasti menikmati suatu drama juga berdasarkan pemain dan karakter mereka, iya kan? iya dong? iya lah.... hihi *maksain banget.

Ok... jadi.... drama yang ngeganggu saat ini adalah "let's eat season 2" ama "school 2015" kenapa???

Singkat cerita, seperti yang kita ketahui, drama2 ini  adalah drama yang scriptnya bisa aja berubah sesuai rating, dan komen penonton, jadi... aku rada..rada... khawatir, ahahahaha...
kilas balik sedikit, waktu BLOOD masih tayang, banyak penonton yang antusias, sangat antusias mungkin lebih tepatnya meminta adegan romantis antara Jisang dan RiTa, akhirnya di ep. 16 kalau nggak salah dibuatlah adengan romantis itu (entahlah apa ini sebelumnya udah masuk bagian script apa nggak), yang pasti adegan ini akhirnya dibuat dengan sangat maksimal *sepertinya ... sampai2 menghabiskan waktu selama 3 jam, gila aja... dan banyak juga drama2 yang akhirnya harus menambah jam tayang karena antusias dari penonton tapi tak jarang drama yang harus di"cut" di tengah jalan, ni sumpah sadis banget. Aku ingat banget dulu pernah nonton drama *lupa judulnya, yang jelas... yang maen itu adiknya Micky-Yoochun ama kakaknya Mir-Mblaq, tu drama bercerita tentang idol2 gitu, kakaknya Mir di sini menyamar sebagai cowok untuk dapat meraih mimpinya sebagai penyanyi, dia yang awalnya iseng2 ikut seleksi pencarian bakat nggak nyangka ternyata ikut seleksi menjadi boyband, ni tema-nya rada mirip "she's beautiful"... yah... awalnya aku nggak tahu kalau ni drama di "cut" walaupun emang agak aneh karena drama ini berhenti tepat di klimaks, yaitu saat kakaknya Mir ketahuan cewek, sumpah... gara-gara ending yang "bizzare" banget... ni drama jadi... ???? apa??? reaksiku seperti... eeeeeh???? *ya sudah lupakan...

Kembali lagi ke pembahasan sebelumnya, jadi inti dari yang ingin aku bahas adalah, bagaimana cerita drama saat ini sangat berbeda dengan cerita drama dulunya. Jadi... kita ambil umumnya, karena yang akan aku bahas disini adalah sisi cinta2an jadi aku mau nyimpulin sedikit tentang bagaiman lead actor biasanya dipasangin ma lead actress itu udah rahasia umum, that's why tiap kali kita mau nonton film/drama dengan genre "percintaan" kita pasti akan liat dulu siapa lead actor ma actress-nya, aku sempat mengabaikan teori umum ini karena berharap ada perubahan cerita dari script yang telah disusun, haha... yah ... aku adalah team Chilbong, dan aku tahu bagaimana rasanya kecewa karena pasangan yang kamu harepin ternyata nggak kesampaean... tapi... melihat dari bagaimana antusiasme penonton  yang dapat merubah jalan cerita aku rada khawatir teori umum ini akan runtuh... aku khawatir lead actor dan dan lead actress kemungkinan tidak akan bersama, ehhey~

So... yang akan aku bahas saat ini adalah Who are You: School 2015 ama Let's eat season 2. Siaaap?
1....2...3...

Jreeenggg.....!!!

Yah... bagi siapa aja yang udah nonton Who are you pasti udah nentuin maunya si Eun Bi ama siapa... Han Yi Ahn? atau Tae Kwang? Jujur... aku suka Tae Kwang, karakternya adalah karakter yang aku suka, cuek tapi sebenarnya perhatian banget... *cieee... tapi...tapi... bukan berarti karakter Yi Ahn jelek? tentu saja... bagi yang udah nonton drama ini ampe episode 10 pasti sedikit kesal ama Yi Ahn yang cuekin Eun Bi, bagi yang belum nonton, silahkan di cek dulu...hihi...
Bagaimanapun juga, Yi Ahn pastinya shock karena dia suka banget ama Eun Byul, dari ke-cil...

jadi bayangin aja gimana bingung, gundah dan gelisahnya dia saat tahu kalau ternyata... yang dihadapannya adalah orang lain yang memiliki wajah sama dengan orang yang selama ini dia sukai? walaupun hati kecilnya nggak bisa nyalahin Eun Bi, tapi keegoisannya buat dia nggak tahu harus bersikap bagaimana untuk mengontrol dirinya, hatinya... aaah!! poor Yi Ahn... pasti dia Galau banget...

Sebaliknya... Tae Kwang berada di posisi yang lebih tepat, dia nggak punya hubungan dekat dengan Eun Byul, malah selama ini dia dicuekin, jadi saat EunBi yang menyamar sebagai Eun Byul memiliki karakter berbeda dengan EunByul dimana dia menyadari keberadaan Tae Kwang, tentunya menarik perhatian Tae Kwang, mengetahui kebenaran bahwa yang menyadari keberadaannya saat ini adalah EunBi bukan Eun Byul tentunya bukan suatu masalah yang membuat Tae Kwang shock layaknya Yi Ahn, dia malah mengambil kesempatan ini untuk menjadi orang yang paling mengerti posisi yang dialami EunBi, jadilah dia sebagai "Pangeran Berkuda Putih" yang selalu paham dan melindungi EunBi, jadi nggak heran di beberapa episode belakangan ini, Tae Kwang terlihat sebagai sosok yang "lebih keren" dibandingkan Yi Ahn. 

Ngemeng2... diliat dari karakter, bagaimana pemain-pemain-nya diperkenalkan, dimunculkan, kita pasti sudah bisa menentukan siapa lead actor dan siapa lead actress-nya.

Jadi... bisa kita pastiin kalau di sini lead actornya adalah Yi Ahn, second lead Tae Kwang, begitu juga dengan Kim So Hyun yang menjadi si kembar Eun Bi dan Eun Byul mendapatkan karakter sebagai lead actress (Eun Bi) dan second lead (Eun Byul). Sehingga,  jika kita menggunakan teori umum, maka nantinya EunBi akan jadian ama Yi Ahn.  Tapi.... gimana jika... banyak yang berharapa Eun Bi ama Tae Kwang? melihat ending episode 10 yang menunjukkan kalau Eun Byul masih hidup? apakah kemunculan Eun Byul sesuai script atau keinginan penonton? jjjiiiaaah, aku tahu ini bahasan nggak penting banget, tapi kenapa aku harus jadi minoritas yang berharap EunByul mati, Eunbi ama Yi Ahn, dan TaeKwang ama Shi Jin ahahahaha...

Keluar sedikit dari bahasan...entah kenapa sejak melihat sikap Tae Kwang yang cuek yang sering memperlakukan orang seenaknya, dan karakter Shi Jin yang polos, aku jadi melihat karakter dua orang ini sangat bertolak belakang dan ini yang buatku menjadi menikmati setiap perkelahian mereka, hihi... apalagi di episode 10 ada bagian dimana Shi Jin bilang kalau dia ama Tae Kwang sangat tidak cocok (semakin seseorang tu ngerasa nggak cocok semakin menarik nantinya jika nantinya timbul perasaan suka), dan bagian dimana dia bilang kenapa Tae Kwang akhir-akhir ini sering mengganggunya, apa dia menyukainya? ahahaha... aku tahu ini hanya selingan lucu yang nggak bermakna apa-apa, tapi aku akan menyambut dengan sangat baik jika akhirnya Tae Kwang menyerah untuk ngedapetin EunBi, ahaha...

So... jika sebelumnya aku mendukung second lead (team chilbong) sekarang aku mendukung first lead, karena menurutku EunBi dan TaeKwang lebih cocok sebagai teman, romantismenya malah terasa setiap EunBi sama Yi Ahn, aku nggak mau bahas Eun Byul, tapi kalau seandainya dia masih idup, akan menarik jika dia muncul saat Yi Ahn udah bisa menyadari perasaan tertariknya ke Eun Bi, karena dilihat dari bagaimana kebersamaan mereka, karakter Yi Ahn lebih cocok dengan Eun Bi daripada Eun Byul...  kalau dulu yang menjadi teman masa kecilnya itu EunBi pastilah dia bakalan suka ama EunBi, ini hanya masalah siapa yang pertama mengisi kekosongan itu... ciiiee...
masih ada sekitar 6 episode lagi kalau nggak salah, jadi ceritanya masih menyimpan banyak misteri... 

Ok.... kita tutup pembahasan tentang siapa yang lebih cocok dengan Eun Bi...

Sekarang kita beralih ke... Apakah Dae Young akan kembali bersama Soo Kyung? atau ada kemungkinan dengan Soo Ji?

Baiklah aku bahas sedikit tentang drama ini, ahahaha... jadi bagi kalian yang doyan makan dan kebetulan suka nonton drama mungkin sudah sangat tidak asing dengan drama yang selalu meng-close up mulut orang yang lagi ngunyah makanan ini...ehehehe... Let's eat... setelah sukses menarik hati para peminat makanan dan drama akhirnya dibuatlah season ke-2nya... masalah timbul saat ternyata first female leadnya diganti! Jeger!! banyak yang ke-ce-wa... fortunately not me...ahahaha... karena kebetulan aku belum sempat menyimak season 1 setelah akhirnya kepincut ama season 2 ini, tapi... kekhawatiran pun muncul setelah ceritanya masuk episode akhir.

Sekali lagi, aku sama sekali belum menonton season 1, tapi... aku banyak membaca komen2 mengenai bagaimana para penonton let's eat begitu menyukai lead actress season 1, sehingga saat akhirnya si Dae Young menyukai lead actress untuk season 2 ini banyak yang nggak mendukung, sayangnya aku berada di bagian minoritas, aku adalah yang sangat mendukung Dae Young berakhir dengan SooJi, karena aku termasuk orang yang sangat menyukai cerita tentang teman masa kecil yang akhirnya menjadi "lovers"... yah begitulah... bagaimana pun juga yang membuatku tertarik menonton drama ini adalah karena karakter soo ji yang konyol dan karakter Dae young yang "hmm" banget, seperti yang dikatakan Chan soo aka Joo Seung, Dae Young adalah sosok Hyung yang baik sehingga wajar kalau banyak disukai orang. Aku nggak akan mengomentari lead actress di season 1, yang pasti bicara lagi tentang karakter, 
walaupun banyak yang mendukung Soo Ji dengan Sang Woo lantaran mereka katanya terlihat cocok dan cute, aku malah lebih merasa Soo Ji cocok dengan Dae Young, mereka cocok sebagai teman dan juga sebagai pasangan, kenapa? kembali lagi, secara karakter mereka cocok. SangWoo memang Hyung yang baik walaupun memang bukan termsuk orang yang cukup peka, tapi aku rasa banyak gadis yang kepincut karena dia ganteng, kaya dan pastinya baik, tapi... sayangnya dia nggak cocok dengan karakter Soo Ji.
Soo Ji adalah karakter yang perasa/ sensitif karena dia sudah lama hidup dalam kesendirian, seringkali orang yang lebih banyak menyendiri sangat perasa karena jarang bergaul dengan orang lain sehingga mereka lebih banyak berfikir menggunakan sudut pandang mereka sendiri tanpa berfikir apakah itu sesuai dengan yang orang lain pikirkan atau tidak?, entahlah itu yang aku rasakan tentang Soo Ji, saat sebelumnya dia nggak pernah mendapat perhatian dari orang lain, tiba-tiba ketika dia mendapatkannya tentu saja timbul perasaan takut kehilangan perhatian itu, sehingga dia bertindak dengan sangat hati-hati jangan sampai perhatian itu lenyap.  Soo Ji yang doyan makan dengan SangWoo yang bahkan berharap makanan itu diubah menjadi kapsul saja karena dia nggak doyan makan, tentunya sangat nggak cocok, jadi janganlah heran kalau si Soo Ji kerap kali kelaparan setiap acara date mereka, Soo Ji yang terbiasa hidup sederhana bahkan kekurangan tiba-tiba disuguhkan kemewahan yang tak pernah dia bayangkan sebelumnya tentu saja sedikit merasa tidak nyaman, tidak semua orang gampang menerima sesuatu, mungkin ada beberapa diantara kita yang merasa... apa2an sih Soo Ji ini nyebelin, kenapa juga dia harus mikirin berapa uang yang dihabisin SangWoo, bukannya dia deketin SangWoo biar kehidupannya lebih baik secara finansial? yah... mungkin itu juga yang pertama diharapkan Soo Ji, dengan mendapatkan pasangan yang tentunya secara finansial mapan, dia tidak akan pernah lagi menderita, memikirkan masalah uang tiap bulannya, dan bla bla bla... tetapi... ternyata... uang bukanlah segalanya, kebahagiaan bukan terletak dari ada tidaknya uang tiap bulan.

Soo Ji mendekati Sang Woo dari awal bisa dibilang bukan karena cinta, Soo Ji lebih tepatnya bisa dibilang penggemar Sang Woo, Sang Woo yang terlihat mapan terntunya menarik perhatian banyak gadis melarat salah satu contohnya Soo Ji, tapi ternyata setelah mereka nge-date beberapa kali ada perasaan dimana Soo Ji menyadari ada perasaan tidak nyaman, tidak cocok, dimana dia menyadari sepertinya ... aku tidak benar-benar menyukai Sang Woo, mungkin bagi kalian yang sudah merasakan apa itu cinta *ciee pasti bisa membedakan antara rasa suka sebagai penggemar dan rasa suka yang bisa dikategorikan cinta, *ni yang nulis juga sebenarnya asal nulis juga, hadeh.

Intinya... Soo Ji tertarik dengan Dae Young mungkin berawal dari kata2 Dae Young yang kebetulan disampaikan di saat yang sangat tepat, dimana Soo Ji memang sedang sangat membutuhkan seseorang mengucapkan kata2 tersebut, tapi.... bukan berarti bisa diartikan kalau perasaan Soo Ji beralih seketika hanya karena kata-kata itu. Lebih tepatnya, Soo Ji yang awalnya menganggap Dae Young sebagai musuh dan akhirnya teman, setelah mendengar kata-kata yang sangat menggugah itu mulai melihat Dae Young sebagai sosok laki-laki yang menarik, sebagaimana Dae Young yang mulai melihat Soo Ji sebagai wanita ketika melihat Soo Ji mengeringkan rambutnya, namanya juga perasaan suka nggak jelas kenapa dan kapan datangnya, tentunya kita nggak bisa menjudge Soo Ji nggak setia, karena dari awal dia tidak benar2 menyukai Sang Woo dia hanya salah mengartikan perasaannya.

Lagipula... mereka memang tidak cocok, karena ternyata Soo Ji tidak bisa jujur dengan dirinya dihadapan Sang Woo, Soo Ji terlalu takut nantinya SangWoo beranggapan yang tidak baik tentang dirinya, tapi... Sang Woo pun tidak salah karena dia hanya ingin memberikan yang terbaik untuk Soo Ji...

Intinya baik Sang Woo, Soo Ji, dan Dae Young, buatku mereka tidak ada yang salah, hanya saja mereka berada di pusaran yang seharusnya bisa diluruskan. Dae Young awalnya 100% mendukung Sang Woo dan Soo Ji, tapi seiring dengan berjalannya waktu Dae Young juga nggak dapat menutup mata kalau dia khawatir dengan Soo Ji yang begitu tertekan setiap kali nge-date karena nggak pernah dapat makan dengan tenang, bagaimana Soo Ji begitu memaksakan diri untuk terlihat perfect di depan SangWoo, yah... bagaimana pun juga Dae Young digambarkan sebagai karakter yang perasa *itu yang membuat karakter Dae young menarik. Ketika pada akhirnya dia memiliki perasaan ke Soo Ji, Dae Young tidak serta merta menunjukkan dan memberikan perhatian berlebih, dia malah tetap mendukung hubungan SangWoo dan Soo Ji karena dia nggak ingin jadi perusak hubungan mereka. 
Dan... siapa yang bisa menolak perhatian yang berada di saat yang tepat? Tidak bisa kita pungkiri, Soo Ji sudah terlanjur begitu bergantung kepada Dae Young, tanpa dia sadari dia mendapatkan kenyamanan setiap bersama Dae Young, karakter mereka cocok, mereka memiliki banyak kesamaan yang membuat mereka nyaman satu sama lain, jadi tak heran jika mereka dapat dengan mudah menjadi akrab, tak heran ketika ada masalah, orang yang pertama dia ingat adalah Dae Young, tak heran... jika akhirnya perasaan suka itu timbul... 

Permasalahannya... Soo Ji sudah terlanjur membuat SangWoo bertekuk lutut dihadapannya, Sang Woo yang awalnya tertarik karena menurutnya Soo Ji itu gadis yang unik akhirnya tanpa dia sadari ketertarikan itu berubah menjadi suka bahkan mungkin cinta, *entahlah... yang jelas di episode 16 ditunjukkan bagaimana keegoisan Sang Woo akhirnya muncul saat dia nggak bisa nerima kalau mereka harus putus, kalau hubungan mereka tidak berjalan sebagaimana mestinya, saat dia nggak bisa nerima kalau kekhawatirannya selama ini terjawab, dimana Soo Ji memang menyukai Dae Young, dengan egois dia tidak mau menerima keputusan Soo Ji untuk putus dengannya, dia masih tidak bisa menerima Soo Ji berakhir dengan Dae Young. Aku nggak akan menyalahkan Sang Woo karena dia sangat menyukai Soo Ji, tapi... tentunya saat hubungan dipaksakan pastinya akan menimbulkan perasaan tidak nyaman. 

Masalah kembali muncul karena Dae Young sepertinya akan kembali ke Seoul sedangkan Soo Ji belum dapat menentukan perasaannya, kalau pun akhirnya di season ini Soo ji tidak berakhir dengan Dae Young, aku pun tidak berharap dia berakhir dengan Sang Woo, aku lebih berharap ada season 3, dimana nantinya dua female lead untuk season 1 dan 2 bertemu, ahahaha pasti Dae Young bakalan repot. Oh yah, yang masih menjadi pertanyaan yang sangat mengganggu para fans let's eat, apa yang membuat Dae Young dan Soo Kyung berpisah? apakah akan ada penjelasan di akhir cerita season 2? aku  yang awalnya nggak tertarik jadi penasaran juga, ehehehe... so... sekian dulu dah... paling nggak aku udah nyampaein uneg2ku...
tinggal nunggu 2 episode terakhir... yeah ... mari kita lihat mau dibawa kemana ceritanya~

BTW....Mbak ini adalah tokoh nyebelin tapi seringkali buat aku ketawa, ihihihihi 

ciaaaooo~ adek2ku udah nunggu dari tadi ngajakin aku maen Monopoli...ihihii... See ya~


Sabtu, 09 Mei 2015

Paman dimana... Samchun odiesso...

Yah... Setelah sekian lama memaksakan diri buat cerita, ternyata cerita ngalir aja waktu emang otak lagi pengen, ide seringkali dateng dan pergi tapi karena lagi g didepan si AhnGoo jadi g pernah disambut, akhirnya menguap gitu aja deh... ni ide cerita kebetulan singgah aja waktu aku lagi asik maen bareng AhnGoo, jadi yah gini deh... ceritanya mungkin rada...hmmm gimana gitu, tapi harapannya yg baca paling nggak, bakalan baca ampe kalimat terakhir, soalnya skitnya tuh di sini tu saat orang liat tulisan kita dan mereka cuma ngelirik aja, benar-benar disitu saya kadang merasa sedih, kalau aku nemu orang kayak gitu, aku bakalan lepasin anjing tetangga yang galak, dia dikejar anjing, eh aku yang ngejer anjingnya (takut ilang) gua mah gitu orangnya, hadeeh... kebanyakan komat kamit dah... maklum obatku udah abis seminggu yg lalu jadi masih susah ngerem. Ok dah.. moga ada yg baca, hahay... sumpah aku ngerasa ngenes banget nulis ini... Ah Ran... moga aja dia mau ngelanjutin, hiihi..

Paman dimana... Samchun Odiesso...
Aku orang yang sangat terorganisir, semua jadwalku setiap paginya telah aku atur di ingatanku. Tidak boleh ada satupun yang terlewat dan tidak sesuai dengan jadwal yang aku buat. Bahkan kedua anakku dan suamiku pun harus mengikuti setiap apa pun yang telah ku atur, karena aku akan manyun sepanjang hari kalau ada sedikit saja hal yang tidak sesuai dengan keinginkanku. Setiap pagi semua harus bangun tepat waktu, sarapan bersama sebelum memulai kegiatan, dan tidak boleh mendominasi kamar mandi. Tentu saja, aku akan bangun lebih pagi untuk mempersiapkan segala kebutuhan mereka, dan aku telah melakukan semua kegiatan ini kurang lebih 15 tahun, tanpa cela. Sampai akhirnya, sesuatu yang tak pernah terpikir bahkan masuk dalam daftar yang perlu aku pikirkan muncul tanpa memberikan aku waktu untuk mempersiapkan diri.
                “Selamat pagi tante,”Dua orang anak tanpa tau asalnya darimana menyapaku dengan riang tepat ketika aku membuka pintu pagi itu, tergurat senyum bahagia di wajah kedua anak ini yang membuat pagiku yang cerah mendadak mendung. Kedua anak ini terlihat tidak terurus, rambut mereka acak-acakan seperti tidak pernah disisir, wajah mereka kusam, baju mereka seperti diselimuti debu, mungkin kasarnya mereka seperti... gembel?
                “Kalian siapa?” tanyaku tanpa memberikan senyum ramah sedikitpun.
                “Ah... maaf aku lupa memperkenalkan diri,” Anak itu berdeham dua kali sambil merapikan rambut acak-acakkannya dan baju kumalnya, tentu saja itu tidak membuatnya tampak lebih baik,” Selamat pagi tante... namaku Rosa dan ini adikku Roni, kami adalah anak dari kakak suami anda.”Masih memberikan senyuman polos yang membuatmu seolah-olah merasa sangat jahat jika tidak membalasnya.
              “Kakak suamiku? Hahha... maksud kalian, kalian keponakan suamiku? Apa kalian pikir aku akan percaya begitu saja?”
                “Tentu saja tidak,” Anak bernama Rosa merogoh sesuatu dari tas kumal yang dia bawa,“Itu ayahku, dan sebelah kanan dari ayahku adalah Paman.”Dia memperlihatkan foto usang yang butuh usaha keras untuk memastikan wajah-wajah di dalam foto tersebut. Tentu saja aku tidak percaya, dan tidak mungkin percaya.
                “Maaf yah... aku tahu hidup di jaman sekarang itu susah, karena itu banyak yang melakukan penipuan... aku..”Belum saja aku menyelesaikan kata-kataku, anak kecil bernama Roni tiba-tiba memotong kalimatku.
                “Apakah kami terlihat seperti penipu?” Roni memandangku dengan wajah polos menggemaskan, mata bulatnya yang putih bersih berkedip-kedip sekali waktu, aku terdiam, lidahku kelu sesaat sampai aku tidak bisa melanjutkan kata-kataku. Tapi... walaupun terdengar tidak enak, bagaimanapun juga kenyataannya mereka memang penipu.
                “Maaf yah.. tapi suamiku itu adalah anak sulung jadi dia mana mungkin memiliki kakak, jadi...” Aku tidak melanjutkan kata-kataku, karena kedua anak itu tiba-tiba terdiam, mereka menganga dan sekali-kali berkedip memandangku dengan tatapan kosong, “Kak, sepertinya kita salah orang lagi...” Roni melirik Rosa yang akhirnya menghela nafas berat. “Tinggal berapa rumah lagi yang harus kita kunjungi?” Roni merogoh kantong celananya dan mengeluarkan kertas berupa coretan-coretan alamat, lembar demi lembar mereka buka, sampai pada alamat rumahku, dengan lemas mereka mencoret alamat rumahku.
                “Maaf telah merepotkan anda...” Mereka membungkuk sambil mengucapkan maaf secara bersamaan. Terdengar suara mereka lemas karena kecewa. Aku menjadi merasa kasihan.
                “Hmm.. bagaimana kalau kalian mampir makan dulu? Kalian pasti lapar kan?”
                Kedua anak itu memandang satu sama lain, seketika wajah mereka ceria kembali. Aku pun mempersilahkan mereka masuk, untuk pertama kalinya,  aku merasa tidak terganggu dengan berubahnya jadwalku, sesekali hal seperti ini akan terjadi, aku memang tidak bisa memaksakan diriku untuk selalu sesuai dengan aturan yang kubuat. Anak-anak itu kupersilahkan mandi, bahkan kuberikan mereka baju anakku yang kira-kira muat untuk mereka.
                “Maaf yah, aku tidak punya anak perempuan, jadi yah cuma ini yang bisa aku berikan.”
                “Tidak apa-apa Tante, ini cukup nyaman, hmm aku boleh panggil anda Tante kan?.” Aku mengangguk sambil tersenyum, Rosa tersenyum riang, sesekali dia berputar-putar di depan cermin, Roni tak kalah cerianya ketika kuberikan ijin memainkan salah satu mainan Andi yang telah usang.
                Tak kusangka, aku menahan mereka cukup lama sampai tanpa kusadari, anak-anakku pulang dari sekolah.
                “Kalian siapa?” Dani dan Andi berdiri terpaku ketika melihat dua orang asing di rumahnya bermain-main dengan ceria bersama Ibunya, memakai baju mereka pula.
                “Eh! Itu gundam kesayanganku!” Andi merampas mainan kesayangannya dari tangan Roni, Roni terkejut. Matanya melotot, mulutnya menganga, terlihat badannya gemetar.
                “Andi! Mama tidak suka kamu bertindak kasar seperti itu!”
                “Habis...habisnya... dia..dia... “ Mata Andi seketika itu berair, aku segera menghampiri dan memeluknya, Andi seketika itu langsung menangis dengan suara yang sangat keras. Aku mencoba menenangkannya, kuelus-elus rambutnya dan kucium keningnya, lalu pelan-pelan kuingatkan dia untuk bisa bersikap lebih lembut dan ramah, untung saja dia anak penurut, dengan masih terisak-isak dia mendekati Roni yang masih terbelalak kaget, dipegangnya tangan Roni lalu dia serahkan mainannya.
                “Maaf, aku... tadi cuma kaget saja kok, mau maen bareng g?” Roni seketika itu langsung tersenyum, melihat senyum Roni Andi pun langsung tersenyum,”Aku punya mainan lebih banyak, kamu mau lihat?” Roni mengangguk, Andi pun tanpa pikir panjang menarik tangan Roni dan membawanya ke kamarnya.
                Aku tanpa sadar tersenyum geli melihat bagaimana anak kecil begitu mudah menjadi akrab, tapi senyumku tiba-tiba lenyap saat...
                PLAAAK
                “Hei! Kenapa kamu menamparku!”
                “Jaga sikapmu anak muda!”
                “Anak muda! Hah! Memangnya kamu kelahiran tahun berapa? Apa wajahmu ini tidak asli, jangan-jangan kamu pake ilmu hitam biar tetap awet muda yah...”
                “Apa! I-ilmu hitam!”Rosa yang tadinya marah-marah dan hampir mengangkat tangannya untuk memukul Dani tiba-tiba mengurungkan niatnya, keningnya berkerut dan samar-samar dia menggumamkan sesuatu.
                “Haahahahahahahahaha....”Dani yang tadinya sudah siap untuk dipukul, malah tertawa terpingkal-pingkal,”Kamu tidak tahu apa itu ilmu hitam? Ck..ck..ck..sepertinya badanmu aja yang besar tapi otakmu... hmmm....” Dani menatap Rosa dengan gaya meremehkan. Rosa yang kali ini merasa kalah hanya dapat terdiam sambil menggigit bibirnya.
                “Dani...”Aku akhirnya angkat bicara.” Kamu tidak sepantasnya berkata seperti itu kepada anak perempuan, dan juga... kenapa tadi kamu ditampar, apa yang sudah kamu lakukan?”
                “Ah... itu.. aku hanya memastikan dia cowok atau cewek... tapi dia malah  kege-eran.”
                “Ah! Itu tidak benar Tante! Dia... dia peluk aku tiba-tiba dan bilang kalau dada-ku ra-ta.”
                Dani menutup mulutnya, terdengar dia mencoba menahan tawa. Aku menghela nafas, anak jaman sekarang benar-benar terlalu blak-blakan. “Dani... minta maaf, bagaimanapun juga kamu telah bersikap yang tidak pantas pada seorang gadis, yang bahkan kau belum tahu namanya kan?”
                “Huh... aku tidak tertarik... dan bahkan tidak ingin tahu namanya, tapi... karena Mama minta... aku akan minta maaf.” Dani mengulurkan tangannya dengan masih memperlihatkan wajah meremehkan yang menjengkelkan. Rosa merasa berat, tapi karena dia hanya seorang tamu dia membalas jabatan tangan Dani,tapi... tiba-tiba dia menarik tangan Dani dan membisikkannya sesuatu,” Awas yah...” Rosa menyunggingkan senyum mematikan, matanya memandang tajam mata Dani yang hanya berjarak beberapa senti saat itu, Dani mengedip-edipkan matanya berkali-kali, sesaat tadi tiba-tiba jantungnya berdegup kencang, untuk pertama kalinya wajahnya begitu dekat dengan seorang perempuan. Dani membisu, dia bahkan tidak memandang nakal wajah Rosa lagi. Aku tidak mengerti, tapi setelah itu dia selalu memalingkan wajahnya dari Rosa dan tanpa basa-basi menuju ke kamarnya. Rosa tersenyum, terlihat sekali dari wajahnya dia begitu puas.
                Tak berselang lama, Suamiku pun pulang. Dia nampak terkejut melihat ada orang asing di rumahnya. “Eh... Ma.. siapa mereka?”
                “Hmm...ini Rosa, dan ini Roni...mereka hanya, teman baru Mama.”
                “Teman baru? Hmm... kalian baru pindah kesini?”
                “Hmm...,” Aku bangkit dari tempat dudukku dan menarik lengan Suamiku, menjauhkannya dari Rosa dan Roni yang bingung mau menjawab apa,”Mereka itu sebenarnya sedang mencari Pamannya, kasihan mereka sudah mengunjungi berbagai rumah, tapi mereka tak kunjung juga menemukan Paman mereka, tadi mereka memperlihatkan aku foto, tapi... aku tidak dapat melihatnya dengan jelas,”bisikku.
                Suamiku tersenyum seolah-olah mengatakan jangan khawatir serahkan semua padaku, setelah menepuk pundakku untuk menenangkanku,tanpa pikir panjang dia langsung mendekati kedua anak itu sambil menampakkan senyuman ramahnya, “Hmm... aku boleh melihat foto itu?” kedua anak itu tersentak kaget, tapi langsung menyodorkan foto yang dimaksud.
                Suamiku adalah orang yang teliti, dan sangat penyabar, lama sekali dia memandangi foto itu, sampai akhirnya dia pun kembali memandang kedua anak itu,” Ayahmu... bernama Bagas Purnama Putra?”
                Rosa dan Roni tertegun,”Ba...bagaimana anda tahu? Anda kenal Ayah kami?” Suara Rosa bergetar, dipegangnya tangan Roni erat-erat.
                “Hmm... sebenarnya, Ayah kalian adalah sahabatku dari kecil, tapi... sewaktu Aku  melanjutkan kuliah keluar negeri, tiba-tiba kami kehilangan kontak, Aku baru tahu kalau Ayah kalian sudah menikah dan pindah ke kota. Waktu Aku mendapat kabar kalau Ayah kalian meninggal, Aku langsung mencari kalian tapi... kalian sudah pindah, kemana saja kalian selama ini? Kenapa kalian harus pindah?
                Roni dan Rosa tertunduk, Rosa menatap Suamiku kemudian menunduk kembali,”Ayah bangkrut, semenjak itu Ayah sakit-sakitan, rumah kami disita, dan kami terpaksa tinggal di pinggir jalan, Paman yang merupakan saudara Ayah satu-satunya adalah harapan terakhir kami, tapi... Paman... kami tidak tahu keberadaannya dimana, aku bahkan tidak yakin apa paman masih hidup atau tidak.”
                “Kenapa tidak lapor ke polisi? Atau mungkin posting ke internet?” Dani tiba-tiba nyeletuk, tapi ketika Rosa memandangnya dia langsung melihat ke arah lain.
                “Hmm... benar juga, kenapa kita tidak mencobanya?” Suamiku seperti biasa sangat optimis, dia menepuk pundak Roni dan Rosa, membuat kedua anak itu bersemangat.
                “Tapi... kami hanya punya foto ini, dan... kami hanya tahu nama panggilan Paman kami... kalau tidak salah Bejo.”
                “Jelas itu bukan nama asli,”Dani yang tadinya berada di meja makan kali ini menghampiri kami yang sedari tadi berada di ruang tengah, dia berdiri tepat di sebelah Rosa duduk, Rosa mendongakkan wajah memandangnya tapi Dani terlihat tidak perduli, matanya dia paksakan untuk fokus ke depan, sedangkan Andi dengan segera mengambil tempat duduk di sebelah Roni, mereka tersenyum sambil menampakkan gigi-gigi mereka yang tanggal.
                “Kalau Aku tidak salah ingat namanya Sigit Agung Leksono, anaknya pendiam jadi kami jarang bermain, hanya saja... Sigit yang Aku ingat adalah anak yang selalu beruntung, dikatakan begitu karena apa pun yang dia lakukan selalu memberikan hasil yang baik, Aku sih lebih menganggap dia cerdas.”
                “Paman kami memang cerdas! Dia seringkali membuat sesuatu yang tak masuk akal tapi segala apapun yang dia buat selalu berfungsi dengan baik, haha... makanya Ayah sering memarahi Paman yang setiap pulang selalu membawa barang rongsokan, tapi... Ayah akan terdiam saat barang-barang rongsokan tadi jadi berguna, hihi.” Rosa terlihat berseri-seri mengingat-ngingat kenangan indahnya.
                “Wah... Pamanmu benar-benar keren!.” Dani mengangkat kedua ibu jarinya dengan semangat, sepertinya dia sangat terpesona dengan sosok Paman Rosa. Rosa mengangguk sambil tersenyum manis ke arah Dani, seketika itu wajah Dani memerah, dia langsung memalingkan wajahnya, Rosa mengerutkan kening, heran dengan perubahan sikap Dani. Aku hanya tersenyum geli melihat tingkah anakku.
                “Baiklah... berhubung ini sudah malam, lebih baik kita makan dan istirahat, Papa juga harus ganti baju,” Aku akhirnya menuntaskan pembicaraan ini, aku rasa esok sepertinya aku akan sibuk.


                Bersambung dulu yah...

Yang ingin tahu kelanjutan cerita ini bisa membaca sambungannya di Rany Story