Kamis, 21 Februari 2013

Ah ! Part 5 (ending)

Ulasan cerita sebelumnya : Adanya secret admirer Maki ternyata sudah menjadi rahasia umum di antara teman-temannya. Saat Maki sendirian di atap gedung sekolah, tiba-tiba Misa muncul. Tanpa sebab yang jelas, Misa mengatai Risa, membuat Maki marah. Misa yang membawa pisau, hampir saja melukai Maki, untung saja GeunSuk tak sengaja datang, walaupun terlihat tidak peduli, kehadiran GeunSuk yang beberapa menit itu, membuat Misa melumer. Sebelum akhirnya meninggalkan Maki, Misa mengatakan sesuatu yang tak dimengerti Maki, selengkapnya ada di Ah ! part 4 


Aku terus merenungi kata-kata Misa. Ada kata-kata Misa yang aneh menurutku. Entahlah, semakin aku pikirkan semakin aku tak mengerti. Yang jelas kemarin adalah pertama kalinya aku berinteraksi dengan GeunSuk, ahh…aku menghela nafas sambil tersenyum puas, kejadian siang kemarin kembali terbayang.

Aku menatap langit sekali lagi, hari ini mendung. Tiba-tiba aku teringat orang yang selalu memperhatikanku setiap kali aku  tertidur. Aku penasaran, apa benar dia memperhatikanku setiap aku tertidur? Aku akhirnya mencoba untuk menelusuri setiap bagian sisi atap sekolah… tak ada orang pikirku. Aku pun mulai tidur-tiduran, awalnya aku mau bersandiwara untuk menangkap pemilik tulisan itu, tapi… tanpa sadar aku tertidur lagi.
Saat terbangun, aku menemukan secarik kertas lagi ditanganku. Tapi… kali ini dia tidak menulisnya dengan tulisan hangul. Aku segera berlari turun ke kelas, kutunjukkan tulisan itu ke Ena dan Nana. Ken dan Kei yang kebetulan lewat di dekat kami ikut nimbrung.
“Eh! Itu bukannya tulisan mandarin? Tunggu dulu…aku tahu siapa yang bisa membaca ini.” Ken melihat Kei.
“Nenek!” sahut mereka bersamaan.
***
“Bagaimana?” tanyaku esoknya ke si kembar.
“Payah… nenekku udah rabun, jadinya beliau nggak bisa liat tulisan ini dengan jelas. Sedangkan ayahku baru balik besok dari luar kota. Cuma mereka yang bisa membaca tulisan ini.”
***
Baru saja aku memasuki gerbang sekolah esok paginya.
“Maki!!” Si kembar memanggilku dengan semangat pagi itu.
“ini… gara-gara kertasmu, ayahku sampai mengomeliku.”
“Maksudnya?”
“Katanya ‘siapa ini! Siapa itu putri! Kalian ini masih kecil, jangan main cinta-cintaan dulu..belajar sana!!”
Aku tak tahu harus berkata apa. Di sisi lain aku ingin sekali ketawa mendengar cerita si kembar, tapi aku juga kecewa karena rasa penasaranku berlum terjawab. Naoki tiba-tiba aja muncul di dekat kami.
“Apa itu? Kertas lagi?”
“Ah!! Ada lagi? Kenapa kamu nggak bilang ke aku?” Risa langsung merebut kertas itu dari tangan Naoki.
“Bukannya nggak mau bilang, tapi kamu kemana aja dari kemarin?” Aku cemberut melihat Risa yang berangkat ke sekolah bersama Naoki. Risa hanya membalasku nyengir.
“GeunSuk!!” Naoki memanggil GeunSuk yang sedang asyik membaca bukunya. Tapi GeunSuk tidak bergeming.
“Sini, biar kutanyain GeunSuk, anak itu dulunya besar di China sebelum pindah ke Korea.” Naoki dengan ceria menuju ke GeunSuk.
Entahlah, aku malah merasa tidak nyaman. Aku terus memperhatikan raut muka GeunSuk, dia seperti mengatakan sesuatu ke Naoki, Naoki langsung tersenyum dan bergegas menghampiri kami.
“Katanya dia tidak terlalu ingat bahasa mandarin, tapi dia mengatakan kalau isi kertas itu tentang pernyataan cinta.”
“Pantas saja ayahku marah-marah waktu aku nanya ini tulisan artinya apa.” Kei bersungut-sungut kesal.
“Jangan-jangan si secret admirermu mau menampakkan diri… cie cie…” Ena mulai mengolokku.
“Kok kamu senang sekali.” Kei mengerutkan kening melihat Ena. Ena hanya mencibir kesal ke arahnya.
***
Setelah menerima kertas terakhir, aku tidak pernah sempat lagi menuju ke atap gedung. Ujian kelulusan sudah semakin dekat, kami pun mulai mempersiapkan diri jauh-jauh hari. Kegiatanku setiap hari hanya belajar dan belajar. Aku ingin sekali masuk ke Universitas yang berbobot bersama-sama dengan teman-temanku. Untuk bisa mengejar mereka, aku harus mati-matian belajar.
“Aduh Maki!! Aku ngantuk! Besok lagi yah! Aku udah nggak tahan!”
“Ah!! Risa… tunggu dulu… ini udah aku perbaiki, ayo diperiksa dong, diperiksa.”
Aku membenamkan diri di antara tumpukan buku, tanpa sadar aku pun tertidur. Kami tertidur di Perpustakaan dan baru terbangun keesokan harinya.
Saat aku terbangun aku menemukan secarik kertas ditanganku. Kali ini kertas itu bertuliskan “Semangat” tidak dalam tulisan mandarin atau pun hangul. Aku melihat kesekelilingku, semuanya masih terlelap.
***
Waktu terus bergulir, akhirnya ujianku selesai. Senangnya, usahaku tidaklah sia-sia. Walaupun tidaklah tinggi, nilaiku paling tidak cukup untuk mengejar ketertinggalanku dari nilai teman-temanku. Misa entah kenapa prestasinya merosot, melihatku dengan teman-temanku bersorak senang,dia mendengus kesal. Misa ternyata gadis populer yang tak punya teman. Melihatnya merenung sendiri aku mendekatinya.
“Hmm Misa…”
“Apa? Apa kamu mau mengejekku? Udah ejek aja, aku emang bodoh sekarang.”
“Apa maksudmu? Aku dan teman-teman mau pergi makan, kamu mau ikut?” Aku mencoba tersenyum ramah.
“GeunSuk ikut?”tanyanya.
“Entahlah… dari tadi aku nggak melihatnya.”
Misa terdiam, berfikir sejenak. “Naoki dan Risa pacaran yah?” tanyanya tiba-tiba.
Saking terkejutnya aku sampai bengong beberapa saat,” Oh.. sepertinya…”sahutku sambil tersenyum.
“Kau dan GeunSuk?”
“Apa?”
“Maki!! Ayo!!” Ena memanggilku dengan suara yang sangat keras.
“Ayo Misa?” ajakku sekali lagi.
“Nggak ah…” katanya manyun.
“Hmm baiklah…” Aku baru saja akan pergi, tapi Misa memanggilku.”Terima kasih “sahutnya kemudian. “Eh?” Sahutku seperti orang bodoh yang kebingungan.
“Terima kasih ajakannya,” lanjut Misa.
Percaya atau tidak, dia tersenyum. Aku pun membalasnya dengan tersenyum lebar, entah kenapa aku merasa senang sekali melihat senyuman itu.
Kami akhirnya  bersama-sama menuju ke tempat makan terdekat. GeunSuk menyusul kami beberapa saat kemudian. Kali ini tanpa headset dan bukunya. Dia memakai baju casual dengan topi yang serasi dengan warna jaketnya, biru-hitam.
“Hai…” Suatu keajaiban. GeunSuk tersenyum menyapa kami, melakukan high five dengan si kembar dan Naoki.
“Akhirnya datang juga, penyelamat kita di pertandingan terakhir kemarin.” Naoki memberikan tempat duduk di sebelahnya.
“GeunSuk itu hebat juga, walaupun dia nggak bisa main bola, tapi sebagai penyusun strategi dia jagonya.” Ken menggoda GeunSuk.
“Yah … dan tanpaku strategi GeunSuk ternyata dapat membuat pemain jagoan seperti kalian tidak berkutik saat pertandingan antar kelas waktu itu.” Naoki tertawa. Risa langsung meliriknya, Naoki langsung terdiam.
GeunSuk menutup mulutnya menahan tawa. Lalu tiba-tiba dia bangun dari tempat duduknya membungkuk ke arah kami. “Saya GeunSuk mengucapkan terima kasih banyak kepada kalian semua, karena sudah banyak membantuku beradaptasi dengan lingkungan di sini, maaf..kalau selama ini aku sempat melakukan salah.”
GeunSuk berkata lantang dengan posisi tetap membungkuk. Tak hanya aku, semuanya terlihat begitu terkejut.
“Nani Sore GeunSuk?” Naoki bangkit dari tempat duduknya, menyuruh GeunSuk untuk berhenti membungkuk. GeunSuk pun akhirnya duduk.
“Semua makanan ini, biar aku yang bayar, makanlah sepuasnya.” GeunSuk tersenyum.
Senyuman GeunSuk ternyata tidak membuat suasana menjadi cair, kami malah tambah bingung dengan suasana ini. GeunSuk terasa menyembunyikan sesuatu.
“Ah…ada apa sih ini? Kamu kenapa sih GeunSuk? Aneh banget!!” Ken mulai gusar.
“GeunSuk?” Naoki melihat GeunSuk penuh tanda tanya.
GeunSuk menghela nafas berat sambil menunjukkan muka memelas. “Orang tuaku akan balik lagi ke Korea, menurut kalian apakah aku harus sedih?” GeunSuk jelas sekali begitu berat mengatakannya, matanya berair. Segera dia menunduk, mencoba menahan air matanya. “Maaf…” sahutnya kemudian, kembali membungkuk.
Hening. Naoki dan si kembar langsung memeluk GeunSuk, kami tak tega mengganggu mereka yang sedang meluapkan emosi.
Setelah melewati luapan emosi yang tak tertahankan. Kami akhirnya makan sepuasnya hari itu. Walaupun pahit menerima kenyataan kalau salah satu dari kami akan terpisah, Aku sangat senang, karena kami bisa berkumpul bersama seperti ini. Tapi… ternyata, aku tetap tidak bisa tidur malamnya.
***
Esoknya, kami berkumpul di rumah GeunSuk, membantunya untuk mengepack barang-barang yang akan dibawa.
“Kamu masih suka GeunSuk ?” tiba-tiba saja Risa bertanya padaku sambil berbisik. Aku begitu terkejut, bagaimana tidak, kami saat itu berada di ruangan yang sama dengan GeunSuk dan teman-teman lainnya.
“Emangnya kenapa?”  Kataku sambil melihat ke arah teman-teman yang lainnya, berharap tak ada yang sadar dengan pembicaraan kami.
“Matamu bengkak, kamu pasti tidak bisa tidur tadi malam.” Risa menatapku tajam.
Aku hanya terdia sembari memaksakan diri tersenyum.Tiba-tiba terdengar suara orang bersenandung. Aku menoleh ke sekelilingku, suara itu terdengar begitu jelas dan sudah pasti itu adalah suara-nya…suara orang itu. Aku tanpa sadar langsung bangkit, lebih berkonsentrasi mendengar dari mana arah suara itu. Suara itu semakin lama terdengar semakin jelas, dan suara itu semakin lama ..semakin dekat. Aku sungguh tak percaya dengan apa yang kulihat, orang itu… dia…
“Ah!! Kamu mengagetkanku Hirokita, semuanya… ini aku bawakan minum, kalian sepertinya sudah mengeluarkan banyak cairan.”
Aku tanpa sadar menghalangi jalannya. Aku tak pernah menyangka dia orangnya. Apa mungkin dia secret admirerku? Tidak mungkin… bagaimana bisa…
“Kamu kenapa?” Nana menepuk pundakku, aku langsung tersadar dari dunia lamunanku.
“Ah... nggak ada apa-apa, “ Aku mencoba tersenyum, tapi mataku tetap menatap tajam ke orang itu, secret admirerku?
***
08.00 am
Satu jam lagi, GeunSuk akan meninggalkan kami. Selama waktu penantian itu, kami habiskan dengan berbincang-bincang, dan sesekali berfoto.
Setengah jam pun berlalu dengan cepat, kami pun mulai mengucapkan salam perpisahan ke GeunSuk satu per satu.
Saat giliranku tiba, aku berusaha tersenyum. “Aku pasti akan merindukanmu…” sahutku menahan air mata.
GeunSuk tersenyum,” Kamu sudah tahu siapa secret admirermu?” bisik GeunSuk tak terduga.
“Ah?” aku menatapnya tak percaya. “Darimana kamu tahu tentang secret admirerku?”
GeunSuk tertawa kecil,” Semua orang di sini tahu kalau kamu punya secret admirer. Lagipula, ekspresimu kemarin, lucu…  Tak kusangka kau akan menyadarinya.“
“Jadi..? jadi benar kalau…”
GeunSuk mengangguk, sambil tersenyum. Aku masih sulit untuk percaya.
Akhirnya saat perpisahan itu pun tiba, dengan berat hati kami melepaskan kepergian GeunSuk.
***
5 tahun kemudian.
“Kanpai!!!”
Semua orang terlihat begitu bahagia. GeunSuk akhirnya kembali lagi ke Jepang setelah berusaha keras mencari cara untuk mendapatkan pekerjaan di sini.
“Wah… kamu tambah keren aja…” Kei meninju ringan badan GeunSuk, GeunSuk hanya tersenyum. Dia tidak banyak berubah, hanya saja sekarang dia terlihat lebih dewasa.
“Eh… istrimu cantik juga Kei…” GeunSuk menggoda Kei. Muka Kei langsung memerah.
Kami langsung tertawa, Ena malah menutup wajahnya malu.
“Kamu bagaimana? Apa kamu juga udah nikah?” tanya Nana tiba-tiiba.
Geunsuk tertegun beberapa saat. “ahahahahaha…Naoki mana?”
“Dia menjemput Risa dulu.” Jawabku.
“Eh? Bukannya…” GeunSuk menatapku bingung.
“Hidup itu tak terduga, begitu pula cinta…” aku tersenyum.
“jadi…” GeunSuk masih tak percaya.
“Mereka sudah bertunangan, bulan depan mereka menikah.” Ken menambahi.
“Tapi… bukannya?” Masih belum puas GeunSuk tetap mengerutkan kening.
“Aku tidak bisa membalas perasaan Naoki sebaik Risa. Sudah sepantasnya Naoki mendapatkan yang terbaik.Kamu sendiri? Apa tidak ada orang  yang kau sukai?”
Geunsuk terdiam. Lalu tak lama kemudian dia tersenyum. "Baiklah aku kalah, sepertinya kalian semua sudah mengetahuinya".
“Kenapa kamu harus berusaha keras seperti itu?" Ken menatap GeunSuk.
“Aku juga tidak percaya awalnya, terlalu dipaksakan.” Ena menambahi.
“Aku bisa merasakan perasaan Naoki ke Risa, mengetahui kalau Naoki secret admirerku, rasanya sangat aneh.” Kataku.
“Kamu hampir saja membuat Risa mati berdiri.” Kali ini Nana yang angkat bicara.
“Apa sebenarnya alasanmu GeunSuk, asal kamu tahu aja, aku yang paling kecewa dengan kebohongan ini, karena aku sangat mengidolakanmu. Melemparkan sesuatu yang kau perbuat ke orang sungguh tidak jantan.” Kei terlihat begitu kecewa.
GeunSeuk jadi terpojok. Dia menghela nafas dengan berat. “Maki…”
Tiba-tiba jantungku berdegup, ini pertama kalinya GeunSuk memanggil namaku.
 “Maaf!! Awalnya aku benar-benar ingin melupakan perasaan ini, tapi ternyata aku tidak bisa. Menerima kenyataan kalau aku akan pindah, aku semakin bingung, ditambah lagi Risa mengatakan kalau kamu menyukaiku.”
“Risa mengatakannya?” sahutku tak percaya.
“Sebenarnya aku mencuri dengar saat Risa mengobrol ringan dengan Naoki.”GeunSuk merasa tak nyaman.
“Ada apa ini? Kenapa namaku disebut-sebut.”
Ternyata Risa dan Naoki telah sampai. Mereka benar-benar pasangan yang serasi, hari ini aja mereka mengenakan baju dengan warna yang serasi.
“Naoki, Risa…. Gomen ne…” GeunSuk membungkuk.
Naoki hanya terdiam. Di dekatinya GeunSuk,” Segampang itu?” lalu tanpa menunggu lama, Naoki memukul perut Geunsuk keras sekali, sampai GeunSuk terbatuk-batuk, aku segera menghampiri GeunSuk mencoba melerai mereka, Risa pun langsung meraih Naoki.
“Hah… rasanya puas sekarang…” Naoki memandangi Geunsuk, Geunsuk yang masih memegang perutnya tersenyum, Naoki pun membalas senyuman itu.
“Lalu… apa semua itu sudah kamu luruskan?” Naoki menatap tajam GeunSuk.
GeunSuk mengangguk.
“Belum,” kataku,” Sampai sekarang aku penasaran dengan tulisan berbahasa mandarin yang aku terima… “
GeunSuk tersenyum. “Jadi… sampai 5 tahun ini, kamu masih mengingatnya?”
“Tentu saja.” Kataku mantap,” Kau memulainya dengan penuh misteri, sebelum semua terungkap aku nggak akan puas.”
“Wow… kamu mengerikan…”Geunsuk cekikan, dia kemudian mmbisikkanku sesuatu ,”  Putri tidurku kau terlelap lagi, kelelahan menatap langit yang tak biru. Apa kamu penasaran denganku? Aku pun penasaran ingin mengenalmu lebih dekat. Aku ingin sekali dapat menyapamu dengan lembut, memanggil namamu, bercanda denganmu, mengobrol denganmu, kau telah mencuri hatiku, sedari dulu ingin sekali kukatakan ini padamu…” GeunSuk tak melepaskan pandangannya dariku,”Wo ai ni.” Sahutnya kemudian. Aku mengernyitkan kening tidak mengerti.
“Kamu ngomong apa? Aku kan udah bilang aku pengen tahu artinya, bukan kamu bacain lagi…” Aku mulai kesal.”
“aku akan memberitahukanmu asalkan kamu bilang  Oppa saranghanda,” Geunsuk memasang mimik merayu.
“Ah… lupakan,” Sahutku merinding.
GeunSuk terlihat kecewa. “Ayo lah…Oppa saranghanda…susah banget…tinggal ikutin aku omonganku aja.” Paksa GeunSuk.
“Apa-apan sih… “ aku benar-benar merinding, GeunSuk bertingkah aneh. Dia terus menggodaku, mengikutiku kemana pun aku pergi,  Semua tertawa melihat tingkah kami.
“Baiklah… aku akan mengatakannya tapi kamu harus tutup mata.”
Geunsuk mengerutkan kening, tapi akhirnya dia melakukannya.
Aku memaksa kei yang mengaku fansnya untuk mengatakannya. Kei sempat menolak tapi Ena membantuku.
“Oppa.. saranghanda..”
“Eiiiih!!” GeunSuk tentu saja menyadarinya, segera dia buka mata dan mengejarku, menggelitikiku sampai aku menyerah.
“Cepat… katakan.”
Aku pun berdeham, mengambil nafas, lalu berbisik di telinganya,” GeunSuk Ba-ka.” Aku langsung berlari lagi sebelum GeunSuk mengejarku.
Hari itu terasa sungguh menyenangkan, Setelah 5 tahun berlalu, aku akhirnya bisa kembali merasakan kebersamaan ini.


FIN

 Penulis mengucapkan terima kasih pada siapa saja yang sudah menyimak cerita ini sampai bagian terakhir ini. Dengan berbagai macam kejanggalan yang mungkin ditemukan, semoga maksud dari cerita ini tetap dapat tersampaikan ke pembaca. Sebenarnya postingan ini sempat terhenti karena kebanyakan nonton drama membuatku semakin menyadari bahwa cerita ini "lucu" banget... tapi bagaimana pun juga aku harus menyelesaikan cerbung ini, hehe... semoga cerbung "geje" ini menghibur...

Sincerely
LeeAne

 

4 komentar:

  1. haisssh....Hirokita itu sapa??ada tokoh baru ya...eh, apa itu namanya Naoki?udah biasa denger nama2 yg biasanya. eh, bener Geunsuk suka sama Maki...tapi sy tetep bingung "dia" itu siapa ya..

    ---Tiba-tiba terdengar suara orang bersenandung. Aku menoleh ke sekelilingku, suara itu terdengar begitu jelas dan sudah pasti itu adalah suara-nya…suara orang itu. Aku tanpa sadar langsung bangkit, lebih berkonsentrasi mendengar dari mana arah suara itu. Suara itu semakin lama terdengar semakin jelas, dan suara itu semakin lama ..semakin dekat. Aku sungguh tak percaya dengan apa yang kulihat, orang itu… dia…
    “Ah!! Kamu mengagetkanku Hirokita---

    lalu kenapa Naoki pukul perut Geunsuk...

    bener2 sy ini sedang kurang imajinasi buat bayangin

    BalasHapus
  2. yiq juga kurang mengertyi,,tapi sepertinya geunsuk mengerjai semua temannya tentang secreat admire nya mika yang ternyata adalah dia,,makanya naoki memukul perut geunsuk mungkin karena kesal,,,gitu ya buk penulis?

    BalasHapus
    Balasan
    1. semua pertanyaan d atas sepertinya sudah terjawad d special edition... koreksi dikit yiq, Mika aniya, Maki eyo, hehehehe

      Hapus
    2. hehehehe,,,mian onni,,,,salah ketik,,,

      Hapus

LeeAne butuh saran dan komentarnya...
Berkomentarlah dengan bahasa baik And no SARA yah guys :)