Behind the scene...Ah ! story... cek Part 1, Part 2, Part 3, Part 4, Part 5 (ending)
Naoki_13: Kapan kamu ke sini?
Seuki_88: Aku pindah ke sana di tahun ajaran baru, kamu SMA di mana? aku berharap bisa di sekolah yang sama denganmu.
Naoki_13: Tenang saja, jangan lupa aja hubungi aku kalau kamu udah positif ke sini.
Seuki_88: Ok... Jalja..
Naoki_13: Hai..Oyasumi..
***
"Aku tak menyangka, setelah 5 tahun kita berhubungan hanya melalui email, sekarang kita benar-benar bisa bertemu, hahaha...eh! liat! kita sekelas!" Naoki merangkul GeunSuk yang sedari tadi sepertinya tidak memperhatikan ocehan Naoki.
"Ouh? oh!" GeunSuk masih beradaptasi dengan lingkungan barunya, bahasa Jepangnya masih tidak terlalu bagus, dia mengerti apa yang orang lain katakan, tapi dia masih belum lancar untuk mengucapkannya.
"Eh?... Ri Risa juga sekelas denganku..." Naoki tertegun, pelan-pelan dia melihat ke sekelilingnya. Tampak tak jauh dari dia dan GeunSuk berdiri, Risa beserta Maki, Nana dan Ena terlihat begitu antusias mencari nama mereka.
Sambil berdesak desakan, akhirnya, Risa dan kawan-kawan sampai di tempat di mana Naoki dan GeunSuk berdiri. Naoki spontan langsung menghindar sesaat Risa mendekat. GeunSuk yang masih sibuk saja mendengar lagu di ponselnya tak sadar kalau Naoki sudah nggak berada di dekatnya. Waktu lagu favoritnya keputar, GeunSuk dengan antusias melepas headsetnya dan berencana mau memperdengarkan lagu itu ke Naoki. Tapi... waktu itu terasa berjalan sangat cepat, tangan GeunSuk yang begitu semangat memegang headset yang sebenarnya mau ditujukan ke Naoki malah mendarat di telinga Maki. Maki yang dari tadi sibuk membantu Risa mencari namanya tak pernah menyadari keberadaan GeunSuk. Kejadian tak terduga itu, benar-benar awal pertemuan mereka yang hampir membuat jantung Maki berhenti berdetak.
"Ah!" Maki terdiam terbelalak memandangi GeunSuk yang tak kalah kagetnya.
"Eeehm.. Itu.. ano.. hmm," GeunSuk berusaha untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, tapi lidahnya masih sulit untuk berbahasa Jepang yang baik dan benar.
Maki dengan muka bertanya-tanya mencoba memahami ekspresi GeunSuk, GeunSuk hanya senyum-senyum kikuk, merasa tidak nyaman.
"Oh!... kore? ah..." Setelah lama saling ber "ah eh oh" nggak jelas, akhirnya Maki melepaskan headset itu dan mengembalikannya ke GeunSuk.
GeunSuk masih saja kikuk dan salah tingkah.," ah Hai! A-ri-ga-tou...Go-go-me-nasai...!!" GeunSuk berkali-kali mengangguk- anggukkan kepalanya. Maki hanya membalasnya dengan tersenyum.
***
"Jadi, kamu sudah suka ama Risa sejak kelas 1 SMP, tapi kamu takut ngungkapin perasaanmu?" GeunSuk mencoret-coret bukunya, dia sedang asyik membuat lirik lagu.
"Bagaimana tidak, Risa anak yang baik, dia begitu ramah padaku, dan tidak hanya padaku. Kalau seandainya aku ngungkapin perasaanku, dan dia nggak punya perasaan yang sama, aku takut dia malah ngerasa nggak enak sama aku."
"Kalau kamu nggak mau ungkapin, biar aku aja dah kalau gitu."
"Eh! kamu! kok bisa ! sejak kapan!"
Geunsuk tertawa terbahak-bahak melihat reaksi Naoki." Sejak sekarang, aku mau nunjukin ke kamu kalau sikap Risa nggak akan berubah walaupun aku udah nembak dia."
"a-apa maksudmu!" Naoki benar-benar gusar.
"Ah!! itu Risa!! Hei! Risa!"
"A-apa kamu benar-benar serius?" Naoki semakin menjadi-jadi.
GeunSuk tidak peduli," Boleh ngomong sebentar!?" GeunSuk terus berteriak memanggil Risa sambil melirik Naoki.
Risa dengan wajah polos mendekati mereka, Naoki seketika itu merasa benar-benar bingung bagaimana cara mencegah GeunSuk untuk mengungkapkan perasaannya. Dia tahu sekali kalau GeunSuk selalu serius dengan perkataannya.
"A-aku suka ka-kamu !!" Naoki teriak dengan keras sambil menutup mata.
Risa sempat salah tingkah,"a..aku.."
belum sempat Risa menyelesaikan kata-katanya, ternyata Misa yang berada tepat di sebelah Risa mengambil tindakan," Maaf Naoki, tapi aku suka sama GeunSuk." Tanpa pikir panjang Misa melingkarkan tangannya di lengan GeunSuk. GeunSuk spontan melepaskan tangan Misa darinya, tampak raut wajah Misa yang jengkel.
Naoki melihat hal itu, bahkan bingung mau berkata apa. Di satu sisi dia ingin meluruskan semua itu, tapi di sisi lain, dia masih takut mengungkapkan perasaannya ke Risa. Percaya kalau pernyataan tadi untuk Misa bukan untuknya, Risa yang sempat berbunga-bunga langsung kecewa sekali, tak ingin terlihat menyedihkan, Risa berlari sekuat tenaga keluar dari kelas saat itu juga, kelas pun riuh mendengar pernyataan cinta Naoki yang mendadak itu.
***
"Hah...nan-i shi-te-ru no? huff... kenapa aku masih terbata-bata sih."
GeunSuk membolak-balik buku bahasa jepang yang selalu dia bawa ke sekolah. Setiap jam istirahat biasanya dia habiskan untuk melatih bahasa Jepangnya, dan atap gedung sekolah adalah tempat ternyaman untuknya setelah mencoba mencari tempat di beberapa sudut sekolah.Tapi... ternyata dengan otaknya yang encer, tak mudah untuknya lancar berbicara bahasa Jepang, walaupun secara tertulis atau pun lisan dia paham.
"Wah! langitnya biru sekali!! hmm...anginya pun sejuuk... haha."
Ini adalah hari kedua GeunSuk menghabiskan jam istirahatnya di atap gedung sekolah dan ternyata hari ini, dia tidak sendiri. Spontan GeunSuk langsung bersembunyi dan segera mencari tahu siapa pemilik suara itu.
"I-itu kan gadis itu..." GeunSuk teringat pertemuan perdananya dengan Maki, semenjak hari itu, Maki tak pernah luput dari ingatannya. Mata hitamnya yang bulat, rambut hitam lurusnya, senyum manisnya semuanya benar-benar masih tergambar jelas di ingatan GeunSuk, dia benar-benar jatuh cinta pada pandangan pertama.
Maki yang tak pernah absen ke atap gedung sekolah kecuali kemarin karena harus menghibur Risa yang menangis seharian mendengar pernyataan cinta Naoki untuk orang lain, tampaknya begitu menikmati kesendiriannya di tempat ini seperti biasa. Dia seringkali menatap langit, melihat berbagai macam bentuk awan, melamun, merenung, rutinitas yang selalu membuatnya merasa tenang. Tak disadarinya, hari ini ada tamu baru di tempat favoritnya, orang yang sebenarnya juga sudah menarik perhatian Maki, tepat setelah pertemuan perdana mereka. Maki yang begitu pemalu, selama ini tak pernah dekat dengan anak cowok. Geunsuk adalah laki-laki pertama yang pernah dia lihat sedekat itu, selain ayah dan adiknya. Mungkin saja, hal itu yang membuatnya tak pernah melupakan mata yang sempat membuatnya terhipnotis beberapa detik saat itu.
"Kira-kira dia lagi ngapain yah.." Maki mulai membaringkan badannya, posisi itu adalah posisi paling nyaman menurutnya, karena dengan begitu langit terasa lebih dekat. Lama kelamaan, matanya mulai letih, dan rasa kantuk pun mulai menyerangnya.
GeunSuk sedari tadi tak bergeming memperhatikan Maki, sambil senyum-senyum sendiri. Tiba-tiba saja terlintas lirik lagu yang bisa menggambarkan perasaannya. Dengan semangat GeunSuk mencoret kertas kecil yang selalu setia di kantong celananya, selain saat celana itu dicuci. Sambil memperhatikan wajah Maki yang begitu pulas tertidur, GeunSuk sibuk merangkai kata-kata menjadi suatu lirik lagu yang utuh.
***
Naoki tak bisa tidur nyenyak. Pernyataan cinta Risa tadi pagi, benar-benar tak dapat dipercaya. Bagaimana mungkin Risa menyukainya, apa itu hanya mimpi?
Semenjak Risa menyatakan perasaannya, hubungannya dengan Naoki menjadi benar-benar berubah. Risa tak pernah lagi menyapa Naoki dengan ramah. Setiap Naoki mau mendekat, Risa seringkali menghindar. Naoki menjadi serba salah, dia semakin sulit untuk mencoba berkonsentrasi apalagi fokus dengan apa yang sedang dia lakukan.
"Hei!! Naoki!! apa yang kamu lakukan!! kenapa bengong? ayo oper bolanya!!" Kenichi berteriak kesal melihat Naoki yang bengong di tengah lapangan. hari itu mereka sedang latihan untuk menghadapi pertandingan antar kelas yang tak lama lagi akan diadakan.
Mencoba menghilangkan Risa dari pikirannya, Naoki tak bisa fokus di latihannya sehingga kakinya akhirnya terkilir karena tak sengaja menendang bola dengan kekuatan penuh, tapi dengan posisi kaki yang tak benar.
***
Akhirnya lagu yang terinspirasi dari Maki jadi. GeunSuk begitu senang, diputarnya berkali-kali lagu itu.Saking asyiknya bersenandung, GeunSuk tak menyadari keberadaan Maki. Tanpa disadarinya, dia menyanyikan lagu itu dengan suara yang cukup keras. Mengingat Maki yang begitu menikmati posisi berbaring, GeunSuk pun mencoba posisi itu, tapi karena silau dengan sinar matahari, dia menutup matanya dengan buku "bahasa jepang"-nya. Tiba-tiba saja dia terkena HIV (hasrat Ingin Vivis), tanpa aba-aba GeunSuk langsung saja berlari ke kamar kecil meninggalkan semua barang-barangnya, termasuk ponselnya yang masih memutar lagu itu.
Setelah dari kamar mandi, GeunSuk bertemu dengan Naoki. Naoki beberapa hari ini, selalu memaksa GeunSuk untuk masuk tim sepakbola dan Naoki semakin memaksa sesaat setelah kakinya terkilir. Mereka sibuk berdebat sampai Geunsuk melupakan barang-barangnya dia tinggalkan begitu saja di atap gedung sekolah beberapa waktu yang lalu.
"Apa kamu benar-benar nggak mau?" Naoki terlihat sudah capek memaksa GeunSuk.
GeunSuk mengangguk dengan mantap," Aku tidak terlalu pandai olahraga, tapi... kalau kamu mau, aku bisa memeberikan beberapa masukan bagaimana cara menjebol gang lawan." GeunSuk tersenyum meyakinkan.
Naoki akhirnya menyerah,"Baiklah kalau itu maumu... tapi ... headsetmu mana yah?" Naoki baru menyadari kejanggalan dari tampilan GeunSuk.
"Eh?" GeunSuk yang juga baru tersadar, segera berlari ke atap gedung sekolah, dia sampai menaiki 2 sampai 3 anak tangga sekaligus. Tak pernah terbayangkan apa yang akan dilihatnya, Maki saat itu sudah tertidur pulas sekali. Setengah wajahnya tertutup rambut sebahunya yang tergerai lembut. GeunSuk tersenyum menyadari kalau Maki tertidur sambil mendengar lagu yang diperuntukkan untuknya. Mungkin saja Maki tak menyadari karena lirik lagu ini ditulis GeunSuk dalam bahasa Korea. Takut membangunkannya, GeunSuk dengan perlahan-lahan mengambil headset, ponsel dan bukunya nyaris tanpa suara yang berarti. Sesaat sebelum meninggalkan Maki, GeunSuk terpikir untuk menulis sesuatu. Ide jahilnya pun muncul, dia menulis beberapa kata di secarik kertas,karena bahasa jepangnya masih amburadul, dia akhirnya menulis dalam bahasa Korea. Tak pernah terpikir olehnya Maki akan mencari tahu artinya, apalagi memikirkan kalau dia akan dimintai tolong Naoki untuk menerjemahkan kata-kata itu, satu hal yang pasti, GeunSuk hanya ingin menulis apa yang dia pikirkan saat itu.
***
"Secret admirer?" GeunSuk merasa geli.
"Iyah... apalagi namanya kalau bukan itu. Suka sama seseorang diam-diam, wah... siapa yah orang itu..." Naoki melirik curiga ke GeunSuk.
"apa?"
"hanya kamu yang mungkin menulis kata-kata itu, siapa lagi yang bisa bahasa Korea kalau bukan kamu."
GeunSuk merasa tertangkap, tapi dia mencoba untuk tetap tenang," hahahaha...apa aku terlalu bodoh menyatakan perasaanku dengan bahasaku sendiri saat orang-orang disekitarku nggak memakainya. Itu seperti aku mengaku secara langsung kalau tulisan itu aku yang buat," GeunSuk memasang tawa palsu mencoba menyamarkan kebodohan yang baru saja dia sadari.
Tapi... ternyata Naoki tidak menyadari ke"bodohan" GeunSuk itu, Naoki malah mengangguk mengiyakan jawaban GeunSuk," Iya juga sih, walaupun sebenarnya lebih aman kalau dia menulis pake bahasa Jepang, jadinya kamu nggak akan dicurigai."
Geunsuk memaksakan dirinya tertawa,"Mungkin orang itu malu menulis perasaannya pake bahasa Jepang."
"Hmmm..."Naoki terlihat terus berfikir.
"Ah!! kenapa kamu harus berfikir keras begitu, lebih baik sekarang kita makan dulu, aku lapar nih." Sebelum Naoki menyadari mimik mukanya yang aneh dari tadi, GeunSuk mencoba mengalihkan perhatian Naoki.
***
"Aku menyukaimu!" Naoki akhirnya melampiaskan perasaannya ke orang yang tepat.
Risa menutup mulutnya, tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.
Proses itu berjalan dengan cepat, diam-diam mereka pun saling membalas perasaan masing-masing.
---
GeunSuk begitu terkejut mendapati Maki dan Misa di tempat favoritnya. Melihat Maki yang tidak berdaya di hadapan Misa, ingin sekali GeunSuk mendekat menarik tangan Maki, dan melabrak Misa. Tapi... tidak... itu terlalu tergesa-gesa dan transparan, bukan gaya GeunSuk yang terkenal super cool.
bukannya ingin melerai, GeunSuk malah dengan pengecutnya menutup kembali pintu yang baru saja dibukanya. Tapi... berat sekali kakinya melangkah meninggalkan tempat itu. Saat Maki tiba-tiba memanggil namanya, GeunSuk merasa badannya kesetrum, segera dia membuka pintu. Matanya langsung tertuju ke Maki. Melihat setetes darah menyembul dari dagu Maki, GeunSuk sedikit panik, tapi dengan santai walaupun jantungnya sibuk melompat-lompat diambilnya sapu tangan di sakunya. Sambil mengatur nafasnya dan berusaha suapaya tangannya tak terlihat gemetar, GeunSuk dengan hati-hati membersihkan darah di dagu Maki.Tak sengaja GeunSuk melirik Maki, Maki tersenyum, GeunSuk menjadi salah tingkah, tapi tetap berusaha tenang, GeunSuk segera meninggalkan tempat itu, takut dia tidak bisa mengendalikan perasaannya.
***
Maki tertidur lagi. GeunSuk kembali memiliki ide gila menulis sesuatu untuk Maki. Hanya saja, sekarang dia malah menulis dalam bahasa Mandarin. Setelah mendapatkan telpon dari sahabat lamanya di China, entah kenapa Geunsuk malah rindu dengan tulisan dalam bahasa mandarin. Sambil cengir-cengir sendiri, Geunsuk menyelipkan kertas itu di tangan Maki.
"Tidur yang lelap yah putri tidurku."
***
Entah sejak kapan, Naoki, GeunSuk, Ken, Kei, Nana, Ena, Maki dan Risa menjadi dekat. Mereka entah sejak kapan sering bertemu, makan di kantin bersama, kadang ngobrol bersama. Memang, selain GeunSuk, ketujuh dari mereka sudah berteman dari SD, tapi... mereka tak pernah sedekat ini. Bahkan ketertarikan Nana dan Ena ke si kembar semaklin terlihat setiap harinya dan si Kembar sepertinya memiliki perasaan yang sama. Apalagi semenjak ada kasus "secret admirer" Maki, mereka semakin sering bertemu. Menjelang ujian, mereka malah menginap di perpustakaan bersama-sama. Belajar bersama-sama, hampir setiap hari bersama-sama. GeunSuk pun akhirnya mulai terbiasa berbicara menggunakan bahasa Jepang, karena teman-temannya selalu memaksanya untuk mengucapkan sekurang-kurangnya lima kalimat setiap harinya. Semakin mahir berbahasa Jepang, GeunSuk semakin ramah, dia tidak sedingin sebelumnya. Dia sudah mulai bisa tertawa lepas, sedikit cerewet saat mengajar, bahkan saat meladeni candaan si kembar.
Mengetahui kenyataan kalau 3 hari lagi dia akan balik ke Korea, GeunSuk mulai gusar. Sampai detik ini, tak ada yang tahu bagaimana perasaannya ke Maki. GeunSuk bingung, dia tidak ingin membuat Maki kepikiran kalau dia menyatakan perasaannya, apalagi dia tanpa sengaja mengetahui kenyataan kalau Maki mempunyai perasaan yang sama dengannya. entah kenapa ide gila muncul lagi di otaknya.
"Nao...ambil minum dong, eh... katanya kamu suka laguku ini, sekali-kali tunjukin dong kalau kamu emang suka." GeunSuk memberikan ponselnya ke Naoki.
"maksudnya?" Naoki masih sibuk melakban kardus-kardus yang berisi barang-barang GeunSuk.
"nyanyiin dong, hibur aku," GeunSuk tersenyum jahil.
"heh..senyummu itu sesuatu banget, haha," Naoki tak curiga dengan tawaran Geunsuk, diambilnya ponsel itu, dan dia segera turun ke bawah mengambil air minum yang sudah disiapkan.
Seperti rencana GeunSuk, Naoki benar-benar menyanyikan lagu itu, dan Maki seperti dugaan GeunSuk menunjukkan ekspresi berbeda setelah mendengar lagu itu.
"Yes..sepertinya rencanaku berhasil," Kata GeunSuk dalam hati.
***
Entah Kenapa, setelah meyakinkan Maki kalau secret admirernya adalah Naoki, GeunSuk malah menjadi tak nyaman. Dia sedikit ragu rencananya akan bertahan lama. hari ini adalah hari pertama dia menginjakkan lagi kakinya di Jepang setelah 5 tahun dia tinggalkan.
Banyak perubahan yang terjadi, dan banyak hal yang sudah dia lewati. Hanya saja, Maki tak pernah lepas dari pikirannya. Tak ada keraguan pada perasaannya, tapi dia sedikit ragu dengan teman-temannya yang kemungkinan berubah dan tentu saja takut perasaan Maki padanya yang juga berubah.
---
GeunSuk menunggu teman-temannya sejam sebelum perjanjian. Berkali-kali dia mondar mandir, mencoba untuk tenang. Menyewa tempat makan di pinggir pantai memang pilihan yang tepat, deburan ombak membuat GeunSuk sedikit lebih tenang.
"Hei! GeunSuk!" Kei berteriak keras sekali.
"Eh Hei!" GeunSuk tersenyum lebar, melihat teman-temannya tak banyak berubah setelah 5 tahun adalah sesutu yang melegakan.
Mata GeunSuk terpaku melihat perut Ena yang sedikit membesar,"Ah! siapa ayahnya nih?" tanya GeunSuk menunduk melihat perut Ena. Ena hanya tersenyum melirik Kei, Kei malah bersiul. Hal itu membuat susana mencair seketika.
"Lama tak jumpa GeunSuk." Maki yang sedari tadi di samping Ena menyapa GeunSuk sambil tersenyum.
Debaran yang tak terasa lima tahun terakhir kembali membuat GeunSuk kesulitan bernafas. tapi dia tetap mencoba untuk tenang. Maki benar-benar berubah, dia terlihat lebih cantik dan dewasa dengan rambutnya yang sedikit memanjang dan sedikit polesan make up.
"Oh.. yah... lama tak jumpa."
Mereka pun mulai mengobrol, terasa kembali kebersamaan 5 tahun yang lalu. Tentu saja sangat menyenangkan melewatkan waktu bersama kawan lamamu. Yah... sampai ketika Nana mempertanyakan hal yang tak pernah dibayangkan GeunSuk.
“Kamu bagaimana? Apa kamu juga udah nikah?”
Tak sengaja arah mata Geunsuk langsung menuju ke Maki. Maki terlihat biasa-biasa saja dengan pertanyaan Nana. Apa Maki masih punya perasaan yang sama dengannya atau..?
Geunsuk mencoba untuk mencari bahan obrolan lain, tapi sayang... dia salah topik. Menyadari kalau sudah tertangkap basah GeunSuk pun hanya bisa nyengir nggak jelas.
Naoki yang terlambat datang, melihat GeunSuk langsung melayangkan tinjunya tepat di perut GeunSuk.
"Aku tidak marah karena kamu membuatku sebagai "secret admirer"-nya Maki, tapi aku sangat kecewa karena kamu nggak jujur sama aku, anggap ini bentuk kekesalanku." Bisik Naoki saat mendaratkan tinjunnya ke perut Genseuk dengan cukup keras.
GeunSuk hanya bisa tersenyum menyesal.
Tak ada kebohongan yang bertahan lama, setelah semuanya terbongkar, sikap asli Geunsuk yang jahil akhirnya terkuak juga. Dia mulai menggoda Maki, Maki sampai merasa GeunSuk kesurupan. Tawa pun memenuhi reuni hari itu. Hari yang cerah ...
Kesan penulis: Ini adalah cerita kesekian yang menurutku monoton, walaupun diapik dalam beberapa cerita tetap aja inti ceritanya monoton... yah semoga tetap menghiburlah...
Mudahan beberapa hal yang miss di part2 sebelumnya dapat terjawab, dan beberapa kejanggalan dapat tertutupi.
Sincerely
LeeAne
A person by my name and being existed With a strong spirit and an eternal mindset To become a peacemaker for all By sharing the things that really matter "About Things That Matter" Mattie JT.Stepanek
Minggu, 24 Februari 2013
Kamis, 21 Februari 2013
Ah ! Part 5 (ending)
Ulasan cerita sebelumnya : Adanya secret admirer Maki ternyata sudah menjadi rahasia umum di antara teman-temannya. Saat Maki sendirian di atap gedung sekolah, tiba-tiba Misa muncul. Tanpa sebab yang jelas, Misa mengatai Risa, membuat Maki marah. Misa yang membawa pisau, hampir saja melukai Maki, untung saja GeunSuk tak sengaja datang, walaupun terlihat tidak peduli, kehadiran GeunSuk yang beberapa menit itu, membuat Misa melumer. Sebelum akhirnya meninggalkan Maki, Misa mengatakan sesuatu yang tak dimengerti Maki, selengkapnya ada di Ah ! part 4
Aku terus merenungi kata-kata
Misa. Ada kata-kata Misa yang aneh menurutku. Entahlah, semakin aku pikirkan semakin
aku tak mengerti. Yang jelas kemarin adalah pertama kalinya aku berinteraksi
dengan GeunSuk, ahh…aku menghela nafas sambil tersenyum puas, kejadian siang
kemarin kembali terbayang.
Aku menatap langit sekali lagi,
hari ini mendung. Tiba-tiba aku teringat orang yang selalu memperhatikanku
setiap kali aku tertidur. Aku penasaran,
apa benar dia memperhatikanku setiap aku tertidur? Aku akhirnya mencoba untuk
menelusuri setiap bagian sisi atap sekolah… tak ada orang pikirku. Aku pun
mulai tidur-tiduran, awalnya aku mau bersandiwara untuk menangkap pemilik
tulisan itu, tapi… tanpa sadar aku tertidur lagi.
Saat terbangun, aku menemukan
secarik kertas lagi ditanganku. Tapi… kali ini dia tidak menulisnya dengan
tulisan hangul. Aku segera berlari turun ke kelas, kutunjukkan tulisan itu ke
Ena dan Nana. Ken dan Kei yang kebetulan lewat di dekat kami ikut nimbrung.
“Eh! Itu bukannya tulisan
mandarin? Tunggu dulu…aku tahu siapa yang bisa membaca ini.” Ken melihat Kei.
“Nenek!” sahut mereka bersamaan.
***
“Bagaimana?” tanyaku esoknya ke
si kembar.
“Payah… nenekku udah rabun,
jadinya beliau nggak bisa liat tulisan ini dengan jelas. Sedangkan ayahku baru
balik besok dari luar kota. Cuma mereka yang bisa membaca tulisan ini.”
***
Baru saja aku memasuki gerbang
sekolah esok paginya.
“Maki!!” Si kembar memanggilku
dengan semangat pagi itu.
“ini… gara-gara kertasmu, ayahku
sampai mengomeliku.”
“Maksudnya?”
“Katanya ‘siapa ini! Siapa itu
putri! Kalian ini masih kecil, jangan main cinta-cintaan dulu..belajar sana!!”
Aku tak tahu harus berkata apa.
Di sisi lain aku ingin sekali ketawa mendengar cerita si kembar, tapi aku juga
kecewa karena rasa penasaranku berlum terjawab. Naoki tiba-tiba aja muncul di
dekat kami.
“Apa itu? Kertas lagi?”
“Ah!! Ada lagi? Kenapa kamu nggak
bilang ke aku?” Risa langsung merebut kertas itu dari tangan Naoki.
“Bukannya nggak mau bilang, tapi
kamu kemana aja dari kemarin?” Aku cemberut melihat Risa yang berangkat ke
sekolah bersama Naoki. Risa hanya membalasku nyengir.
“GeunSuk!!” Naoki memanggil GeunSuk
yang sedang asyik membaca bukunya. Tapi GeunSuk tidak bergeming.
“Sini, biar kutanyain GeunSuk,
anak itu dulunya besar di China sebelum pindah ke Korea.” Naoki dengan ceria
menuju ke GeunSuk.
Entahlah, aku malah merasa tidak
nyaman. Aku terus memperhatikan raut muka GeunSuk, dia seperti mengatakan
sesuatu ke Naoki, Naoki langsung tersenyum dan bergegas menghampiri kami.
“Katanya dia tidak terlalu ingat
bahasa mandarin, tapi dia mengatakan kalau isi kertas itu tentang pernyataan
cinta.”
“Pantas saja ayahku marah-marah
waktu aku nanya ini tulisan artinya apa.” Kei bersungut-sungut kesal.
“Jangan-jangan si secret
admirermu mau menampakkan diri… cie cie…” Ena mulai mengolokku.
“Kok kamu senang sekali.” Kei
mengerutkan kening melihat Ena. Ena hanya mencibir kesal ke arahnya.
***
Setelah menerima kertas terakhir,
aku tidak pernah sempat lagi menuju ke atap gedung. Ujian kelulusan sudah
semakin dekat, kami pun mulai mempersiapkan diri jauh-jauh hari. Kegiatanku
setiap hari hanya belajar dan belajar. Aku ingin sekali masuk ke Universitas
yang berbobot bersama-sama dengan teman-temanku. Untuk bisa mengejar mereka,
aku harus mati-matian belajar.
“Aduh Maki!! Aku ngantuk! Besok
lagi yah! Aku udah nggak tahan!”
“Ah!! Risa… tunggu dulu… ini udah
aku perbaiki, ayo diperiksa dong, diperiksa.”
Aku membenamkan diri di antara
tumpukan buku, tanpa sadar aku pun tertidur. Kami tertidur di Perpustakaan dan
baru terbangun keesokan harinya.
Saat aku terbangun aku menemukan
secarik kertas ditanganku. Kali ini kertas itu bertuliskan “Semangat” tidak
dalam tulisan mandarin atau pun hangul. Aku melihat kesekelilingku, semuanya
masih terlelap.
***
Waktu terus bergulir, akhirnya
ujianku selesai. Senangnya, usahaku tidaklah sia-sia. Walaupun tidaklah tinggi,
nilaiku paling tidak cukup untuk mengejar ketertinggalanku dari nilai
teman-temanku. Misa entah kenapa prestasinya merosot, melihatku dengan
teman-temanku bersorak senang,dia mendengus kesal. Misa ternyata gadis populer
yang tak punya teman. Melihatnya merenung sendiri aku mendekatinya.
“Hmm Misa…”
“Apa? Apa kamu mau mengejekku?
Udah ejek aja, aku emang bodoh sekarang.”
“Apa maksudmu? Aku dan
teman-teman mau pergi makan, kamu mau ikut?” Aku mencoba tersenyum ramah.
“GeunSuk ikut?”tanyanya.
“Entahlah… dari tadi aku nggak
melihatnya.”
Misa terdiam, berfikir sejenak.
“Naoki dan Risa pacaran yah?” tanyanya tiba-tiba.
Saking terkejutnya aku sampai
bengong beberapa saat,” Oh.. sepertinya…”sahutku sambil tersenyum.
“Kau dan GeunSuk?”
“Apa?”
“Maki!! Ayo!!” Ena memanggilku
dengan suara yang sangat keras.
“Ayo Misa?” ajakku sekali lagi.
“Nggak ah…” katanya manyun.
“Hmm baiklah…” Aku baru saja akan
pergi, tapi Misa memanggilku.”Terima kasih “sahutnya kemudian. “Eh?” Sahutku
seperti orang bodoh yang kebingungan.
“Terima kasih ajakannya,” lanjut
Misa.
Percaya atau tidak, dia
tersenyum. Aku pun membalasnya dengan tersenyum lebar, entah kenapa aku merasa
senang sekali melihat senyuman itu.
Kami akhirnya bersama-sama menuju ke tempat makan terdekat.
GeunSuk menyusul kami beberapa saat kemudian. Kali ini tanpa headset dan
bukunya. Dia memakai baju casual dengan topi yang serasi dengan warna jaketnya,
biru-hitam.
“Hai…” Suatu keajaiban. GeunSuk
tersenyum menyapa kami, melakukan high five dengan si kembar dan Naoki.
“Akhirnya datang juga, penyelamat
kita di pertandingan terakhir kemarin.” Naoki memberikan tempat duduk di
sebelahnya.
“GeunSuk itu hebat juga, walaupun
dia nggak bisa main bola, tapi sebagai penyusun strategi dia jagonya.” Ken menggoda
GeunSuk.
“Yah … dan tanpaku strategi GeunSuk
ternyata dapat membuat pemain jagoan seperti kalian tidak berkutik saat
pertandingan antar kelas waktu itu.” Naoki tertawa. Risa langsung meliriknya,
Naoki langsung terdiam.
GeunSuk menutup mulutnya menahan
tawa. Lalu tiba-tiba dia bangun dari tempat duduknya membungkuk ke arah kami.
“Saya GeunSuk mengucapkan terima kasih banyak kepada kalian semua, karena sudah
banyak membantuku beradaptasi dengan lingkungan di sini, maaf..kalau selama ini
aku sempat melakukan salah.”
GeunSuk berkata lantang dengan
posisi tetap membungkuk. Tak hanya aku, semuanya terlihat begitu terkejut.
“Nani Sore GeunSuk?” Naoki
bangkit dari tempat duduknya, menyuruh GeunSuk untuk berhenti membungkuk.
GeunSuk pun akhirnya duduk.
“Semua makanan ini, biar aku yang
bayar, makanlah sepuasnya.” GeunSuk tersenyum.
Senyuman GeunSuk ternyata tidak
membuat suasana menjadi cair, kami malah tambah bingung dengan suasana ini.
GeunSuk terasa menyembunyikan sesuatu.
“Ah…ada apa sih ini? Kamu kenapa
sih GeunSuk? Aneh banget!!” Ken mulai gusar.
“GeunSuk?” Naoki melihat GeunSuk
penuh tanda tanya.
GeunSuk menghela nafas berat
sambil menunjukkan muka memelas. “Orang tuaku akan balik lagi ke Korea, menurut
kalian apakah aku harus sedih?” GeunSuk jelas sekali begitu berat
mengatakannya, matanya berair. Segera dia menunduk, mencoba menahan air
matanya. “Maaf…” sahutnya kemudian, kembali membungkuk.
Hening. Naoki dan si kembar
langsung memeluk GeunSuk, kami tak tega mengganggu mereka yang sedang meluapkan
emosi.
Setelah melewati luapan emosi
yang tak tertahankan. Kami akhirnya makan sepuasnya hari itu. Walaupun pahit
menerima kenyataan kalau salah satu dari kami akan terpisah, Aku sangat senang,
karena kami bisa berkumpul bersama seperti ini. Tapi… ternyata, aku tetap tidak
bisa tidur malamnya.
***
Esoknya, kami berkumpul di rumah
GeunSuk, membantunya untuk mengepack barang-barang yang akan dibawa.
“Kamu masih suka GeunSuk ?”
tiba-tiba saja Risa bertanya padaku sambil berbisik. Aku begitu terkejut,
bagaimana tidak, kami saat itu berada di ruangan yang sama dengan GeunSuk dan
teman-teman lainnya.
“Emangnya kenapa?” Kataku sambil melihat ke arah teman-teman yang
lainnya, berharap tak ada yang sadar dengan pembicaraan kami.
“Matamu bengkak, kamu pasti tidak
bisa tidur tadi malam.” Risa menatapku tajam.
Aku hanya terdia sembari
memaksakan diri tersenyum.Tiba-tiba terdengar suara orang bersenandung. Aku
menoleh ke sekelilingku, suara itu terdengar begitu jelas dan sudah pasti itu
adalah suara-nya…suara orang itu. Aku tanpa sadar langsung bangkit, lebih
berkonsentrasi mendengar dari mana arah suara itu. Suara itu semakin lama
terdengar semakin jelas, dan suara itu semakin lama ..semakin dekat. Aku
sungguh tak percaya dengan apa yang kulihat, orang itu… dia…
“Ah!! Kamu mengagetkanku
Hirokita, semuanya… ini aku bawakan minum, kalian sepertinya sudah mengeluarkan
banyak cairan.”
Aku tanpa sadar menghalangi
jalannya. Aku tak pernah menyangka dia orangnya. Apa mungkin dia secret
admirerku? Tidak mungkin… bagaimana bisa…
“Kamu kenapa?” Nana menepuk
pundakku, aku langsung tersadar dari dunia lamunanku.
“Ah... nggak ada apa-apa, “ Aku
mencoba tersenyum, tapi mataku tetap menatap tajam ke orang itu, secret
admirerku?
***
08.00 am
Satu jam lagi, GeunSuk akan
meninggalkan kami. Selama waktu penantian itu, kami habiskan dengan
berbincang-bincang, dan sesekali berfoto.
Setengah jam pun berlalu dengan
cepat, kami pun mulai mengucapkan salam perpisahan ke GeunSuk satu per satu.
Saat giliranku tiba, aku berusaha
tersenyum. “Aku pasti akan merindukanmu…” sahutku menahan air mata.
GeunSuk tersenyum,” Kamu sudah
tahu siapa secret admirermu?” bisik GeunSuk tak terduga.
“Ah?” aku menatapnya tak percaya.
“Darimana kamu tahu tentang secret admirerku?”
GeunSuk tertawa kecil,” Semua
orang di sini tahu kalau kamu punya secret admirer. Lagipula, ekspresimu
kemarin, lucu… Tak kusangka kau akan
menyadarinya.“
“Jadi..? jadi benar kalau…”
GeunSuk mengangguk, sambil
tersenyum. Aku masih sulit untuk percaya.
Akhirnya saat perpisahan itu pun
tiba, dengan berat hati kami melepaskan kepergian GeunSuk.
***
5 tahun kemudian.
“Kanpai!!!”
Semua orang terlihat begitu bahagia. GeunSuk akhirnya
kembali lagi ke Jepang setelah berusaha keras mencari cara untuk mendapatkan
pekerjaan di sini.
“Wah… kamu tambah keren aja…” Kei meninju ringan badan
GeunSuk, GeunSuk hanya tersenyum. Dia tidak banyak berubah, hanya saja sekarang
dia terlihat lebih dewasa.
“Eh… istrimu cantik juga Kei…” GeunSuk menggoda Kei. Muka
Kei langsung memerah.
Kami langsung tertawa, Ena malah menutup wajahnya malu.
“Kamu bagaimana? Apa kamu juga udah nikah?” tanya Nana
tiba-tiiba.
Geunsuk tertegun beberapa saat. “ahahahahaha…Naoki mana?”
“Dia menjemput Risa dulu.” Jawabku.
“Eh? Bukannya…” GeunSuk menatapku bingung.
“Hidup itu tak terduga, begitu pula cinta…” aku tersenyum.
“jadi…” GeunSuk masih tak percaya.
“Mereka sudah bertunangan, bulan depan mereka menikah.” Ken
menambahi.
“Tapi… bukannya?” Masih belum puas GeunSuk tetap mengerutkan
kening.
“Aku tidak bisa membalas perasaan Naoki sebaik Risa. Sudah
sepantasnya Naoki mendapatkan yang terbaik.Kamu sendiri? Apa tidak ada orang yang kau
sukai?”
Geunsuk terdiam. Lalu tak lama kemudian dia tersenyum. "Baiklah aku
kalah, sepertinya kalian semua sudah mengetahuinya".
“Kenapa kamu harus berusaha keras seperti itu?" Ken menatap
GeunSuk.
“Aku juga tidak percaya awalnya, terlalu dipaksakan.” Ena
menambahi.
“Aku bisa merasakan perasaan Naoki ke Risa, mengetahui kalau
Naoki secret admirerku, rasanya sangat aneh.” Kataku.
“Kamu hampir saja membuat Risa mati berdiri.” Kali ini Nana
yang angkat bicara.
“Apa sebenarnya alasanmu GeunSuk, asal kamu tahu aja, aku
yang paling kecewa dengan kebohongan ini, karena aku sangat mengidolakanmu. Melemparkan
sesuatu yang kau perbuat ke orang sungguh tidak jantan.” Kei terlihat begitu
kecewa.
GeunSeuk jadi terpojok. Dia
menghela nafas dengan berat. “Maki…”
Tiba-tiba jantungku berdegup, ini
pertama kalinya GeunSuk memanggil namaku.
“Maaf!! Awalnya aku benar-benar ingin
melupakan perasaan ini, tapi ternyata aku tidak bisa. Menerima kenyataan kalau
aku akan pindah, aku semakin bingung, ditambah lagi Risa mengatakan kalau kamu
menyukaiku.”
“Risa mengatakannya?” sahutku tak
percaya.
“Sebenarnya aku mencuri dengar
saat Risa mengobrol ringan dengan Naoki.”GeunSuk merasa tak nyaman.
“Ada apa ini? Kenapa namaku
disebut-sebut.”
Ternyata Risa dan Naoki telah
sampai. Mereka benar-benar pasangan yang serasi, hari ini aja mereka mengenakan
baju dengan warna yang serasi.
“Naoki, Risa…. Gomen ne…” GeunSuk
membungkuk.
Naoki hanya terdiam. Di dekatinya
GeunSuk,” Segampang itu?” lalu tanpa menunggu lama, Naoki memukul perut Geunsuk
keras sekali, sampai GeunSuk terbatuk-batuk, aku segera menghampiri GeunSuk
mencoba melerai mereka, Risa pun langsung meraih Naoki.
“Hah… rasanya puas sekarang…”
Naoki memandangi Geunsuk, Geunsuk yang masih memegang perutnya tersenyum, Naoki
pun membalas senyuman itu.
“Lalu… apa semua itu sudah kamu
luruskan?” Naoki menatap tajam GeunSuk.
GeunSuk mengangguk.
“Belum,” kataku,” Sampai sekarang
aku penasaran dengan tulisan berbahasa mandarin yang aku terima… “
GeunSuk tersenyum. “Jadi… sampai
5 tahun ini, kamu masih mengingatnya?”
“Tentu saja.” Kataku mantap,” Kau
memulainya dengan penuh misteri, sebelum semua terungkap aku nggak akan puas.”
“Wow… kamu mengerikan…”Geunsuk
cekikan, dia kemudian mmbisikkanku sesuatu ,” Putri tidurku kau terlelap lagi, kelelahan
menatap langit yang tak biru. Apa kamu penasaran denganku? Aku pun penasaran
ingin mengenalmu lebih dekat. Aku ingin sekali dapat menyapamu dengan lembut,
memanggil namamu, bercanda denganmu, mengobrol denganmu, kau telah mencuri
hatiku, sedari dulu ingin sekali kukatakan ini padamu…” GeunSuk tak melepaskan
pandangannya dariku,”Wo ai ni.” Sahutnya kemudian. Aku mengernyitkan kening
tidak mengerti.
“Kamu ngomong apa? Aku kan udah
bilang aku pengen tahu artinya, bukan kamu bacain lagi…” Aku mulai kesal.”
“aku akan memberitahukanmu
asalkan kamu bilang Oppa saranghanda,” Geunsuk memasang mimik merayu.
“Ah… lupakan,” Sahutku merinding.
GeunSuk terlihat kecewa. “Ayo lah…Oppa saranghanda…susah banget…tinggal
ikutin aku omonganku aja.” Paksa GeunSuk.
“Apa-apan sih… “ aku benar-benar
merinding, GeunSuk bertingkah aneh. Dia terus menggodaku, mengikutiku kemana
pun aku pergi, Semua tertawa melihat
tingkah kami.
“Baiklah… aku akan mengatakannya
tapi kamu harus tutup mata.”
Geunsuk mengerutkan kening, tapi
akhirnya dia melakukannya.
Aku memaksa kei yang mengaku
fansnya untuk mengatakannya. Kei sempat menolak tapi Ena membantuku.
“Oppa.. saranghanda..”
“Eiiiih!!” GeunSuk tentu saja
menyadarinya, segera dia buka mata dan mengejarku, menggelitikiku sampai aku
menyerah.
Aku pun berdeham, mengambil
nafas, lalu berbisik di telinganya,” GeunSuk Ba-ka.” Aku langsung berlari lagi
sebelum GeunSuk mengejarku.
Hari itu terasa sungguh
menyenangkan, Setelah 5 tahun berlalu, aku akhirnya bisa kembali merasakan
kebersamaan ini.
FIN
Penulis mengucapkan terima kasih pada siapa saja yang sudah menyimak cerita ini sampai bagian terakhir ini. Dengan berbagai macam kejanggalan yang mungkin ditemukan, semoga maksud dari cerita ini tetap dapat tersampaikan ke pembaca. Sebenarnya postingan ini sempat terhenti karena kebanyakan nonton drama membuatku semakin menyadari bahwa cerita ini "lucu" banget... tapi bagaimana pun juga aku harus menyelesaikan cerbung ini, hehe... semoga cerbung "geje" ini menghibur...
Sincerely
LeeAne
Langganan:
Postingan (Atom)