Selasa, 11 Juni 2013

Huuff~ cuplikan pertama

Suatu hari di sebuah taman, di seputaran kampus Keio fakultas ekonomi.
https://fbcdn-sphotos-c-a.akamaihd.net/hphotos-ak-ash3/p480x480/943005_575641609122655_1244251_n.jpg
"Huuuff~"
KiKi menghembuskan nafas dengan berat.
"Kamu kenapa?" Rani yang sedari tadi sibuk mengetik thesis-nya sampai harus menghentikan aktivitasnya sejenak, memandangi sahabatnya yang sedari tadi ber-ah-uh-huh- nggak jelas.
"huhuhuhu... Ranchin!!!" KiKi tiba-tiba memeluk Rani tanpa sebab, membuat Rani menghindar secara spontan.
"Apaan sih!!" Rani sedikit merinding.
Melihat penolakan Rani, KiKi kembali ke posisi duduknya, menjulurkan kakinya dengan lemas dan menyandarkan tubuhnya di kursi dengan malas.
Rani menjadi serba salah. Akhirnya ditutupnya laptop yang sedari tadi menyibukkannya, lalu di tepuknya pundak KiKi dan mencoba sekali lagi bertanya perihal masalah apa yang membuat KiKi uring-uringan sedari tadi.
"Baiklah, aku udah matiin laptopku. Sekarang, bilang sama aku ada apa? kenapa kamu kayak zombi hari ini."
"Zombi?" KiKi menunjukkan reaksi protes, alisnya sampai terangkat beberapa senti.
"Hahaha... yah.. hmmm.." Rani kembali bingung mau berkata apa, tanpa sadar menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
"Apa kamu pernah jatuh cinta?" Tiba-tiba KiKi menunjukkan tampang serius yang membuat Rani tersentak kaget. Tumben sekali sahabatnya ini menunjukkan tampang itu.
"Hmmm..." Rani mencoba berfikir keras, karena dia sendiri tidak yakin apa pernah merasakannya.
"Aku rasa, aku tahu bagaimana rasanya." KiKi kembali mengoceh tanpa menunggu jawaban dari Rani.
Rani akhirnya hanya terdiam. Mendengarkan lebih baik daripada memberikan komentar yang dia sendiri tidak yakin dengan-nya.
"Kamu ingat tidak dengan orang yang kita temui beberapa hari lalu?"
Rani yang tadinya berniat hanya mendengarkan saja sedikit terkejut dengan pertanyaan yang mengharuskannya untuk menjawab.
"Hmmm.." Kembali Rani bingung mau menjawab apa, karena sudah terlalu banyak orang yang telah mereka temui.
"Itu loh...si Furukawa...hmm Furukawa Yuki.."
Rani berfikir sejenak, mencoba mengingat. 
"Oh!!... yah tentu saja aku ingat, bagaimana mungkin aku lupa...eeeh!! kamu suka sama dia???"
Rani terlihat shock.
Melihat reaksi Rani yang berlebihan, KiKi menjadi salah tingkah," Eeh!!! Iie, muri muri muri! tidak ...itu tidak mungkin, lagipula dia juga tidak mungkin suka sama aku. Huff~ bagaimana kamu bisa berfikir sejauh itu." KiKi mencibir.
Rani menjadi bingung." Lalu? kamu jatuh cinta sama siapa? hubungannya dengan Yuki-kun apa?"
KiKi sudah bersiap menjawab, tiba-tiba Ilma menghampiri mereka.
"Hei!! ternyata kalian di sini! dari tadi aku dan Wulan mencari kalian!" Wulan sampai melambai-lambaikan tangan layaknya artis yang ketemu dengan fansnya.
"Wah.. gaya baru lagi Machin?" Mata Rani tertuju pada mode berpakaian Ilma yang semakin hari semakin aneh saja.
Ilma hanya terkekeh. Tak langsung mengambil tempat duduk, dia berlenggak-lenggok terlebih dahulu layaknya model yang berjalan di catwalk. Wulan tertawa sampai air matanya keluar. KiKi dan Rani hanya saling tatap sambil terheran-heran.
"Yah..inilah Ma Style!! kalian lihat kan? kemarin tokoku ramai pengunjung? hihihi."
"Toko? sejak kapan kamu punya toko?" Wulan si anak polos terlihat sangat bingung.
"Online Wulchin... lebih tepatnya game online.." KiKi sedikit tidak tega mengatakannya.
Ilma menghela nafas, sembari akhirnya memutuskan untuk duduk.
"Yah... awalnya emang hanya game, tapi...lihatlah suatu saat akan kalian lihat brand namaku dimana-mana, hoho." Kembali lagi, imajinasi liar Ilma membuat-nya menatap langit lama sekali. Ketiga sahabatnya yang sudah terbiasa dengan tingkahnya yang aneh itu sampai tidak sedikitpun memberikan tanggapan.
"Ah... lupakan dia..balik lagi dengan yang tadi.. kamu belum menjawab pertanyaanku!" Rani terlihat sedikit antusias, sepertinya dia sudah mulai terselimuti rasa penasaran.
KiKi menghembuskan nafas sejenak sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Rani, tapi saat dia hendak menjawab, tiba-tiba Wulan memecahkan konsentrasinya.
"Oh no! Ma!! YunHo Oppa!!" Wulan berjingkrak-jingkrak bangkit dari tempat duduknya, sambil memukul pundak Ilma berkali-kali. Ilma yang lamunannya dibuyarkan jadi kesal tujuh tingkat."Apaan sih!!"
Wulan sepertinya tidak peduli dengan muka Ilma yang sudah mengkerut tidak jelas. Masih antusias, tangannya tetap menunjuk ke arah orang yang dari tadi disebutnya Yunho." Yun-Ho Ma!! Yun-Ho!!" Wulan terdengar gregetan, dia terlihat heboh sekali.
Ilma akhirnya memperhatikan orang itu. Muka mengkerutnya seketika itu juga berbah cerah, semburat warna merah muncul di pipinya."Ternyata dia sekolah di sini juga?" Masih dengan mata berbinar-binar, Ilma memperhatikan si YunHo sampai sosoknya tak terlihat.
"Siapa itu?" tanya KiKi.
"Nae Oppa.. 'Kakak'-ku" Kata Ilma centil.
"Kakak? sejak kapan kamu punya Kakak? kamu kan anak tertua." KiKi mendesah.
"Oh c'mon KiKi, bisa nggak kamu mendukung mimpiku..." Ilma menggeleng-geleng kepala layaknya orang putus asa, dan kembali menatap langit.
Akhirnya KiKi dan Rani mengerling ke Wulan. Wulan menggembungkan mulutnya, menatap Rani dan KiKi bergiliran.
"Ok..Ok.. jadi, kami bertemu ama dia waktu blind date kemarin."
Mendengar pernyataan Wulan, sontak KiKi dan Rani terkejut." Apa!! Blind date!!"
"Hehe..i-iya, tenang saudariku, jadi... itu sebenarnya tanpa kami rencanakan, jadi sepulang kuliah kemarin, Misaki, Nana dan Haruna mengajak kami untuk blind date katanya biar tambah seru. "
"Terus? kalian menerimanya begitu saja dan melupakan janji kita?"
"Ah!" Wulan merasa terpojok." Hmm... sebenarnya, kami menolaknya, tapi..." Wulan terdiam sejenak.
"Mereka mengatakan ada mahasiswa Korea juga yang bakalan ikut kan?" Rani asal saja menebak.
"Bing-go," Wulan menyeringai," Kalian tahu sendiri, kami suka orang Korea..Op-pa~."
"Huuuff~" KiKi maupun Rani merebahkan tubuhnya di kursi taman dengan lemas. Rencana menonton bareng di bioskop tadi malam ternyata gagal gara-gara blind date dadakan.
"Mian...maaf." Wulan menggosok-gosok tangannya persis seperti orang-orang Korea yang meminta ampunan atau pertolongan di beberapa drama yang kerap ditontonnya.
"Lupakan!!" Sahut KiKi maupun Rani bersamaan, kesal.
"Ah! Furukawa san!" tiba-tiba terdengar suara orang berteriak tak jauh dari tempat keempat sahabat itu berkumpul. Sontak pandangan KiKi maupun Rani ke arah sumber suara.
Ternyata tak jauh dari tempat mereka duduk, ada Furukawa si topik pembicaraan beberapa saat yang lalu.
KiKi melongo melihat Furukawa yang saat ini sedang tersenyum menyapa temannya yang baru saja memanggilnya, Rani sampai mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah KiKi.
"Siapa itu?" Wulan ternyata memperhatikan tingkah KiKi.
poyo-poyo (fake name)
"Hmm... hanya orang yang tak sengaja kami temui waktu kontes kucing beberapa hari lalu." Rani menjelaskan.
"Ah!! aku ingat.. yang punya kucing bernama "poyo-poyo" itu kan? wuaah kucingnya lucu banget >_<..!!" Wulan meremas tangannya sambil menunjukkan wajah gregetan, dia pasti sedang membayangkan kucingnya, si Tuta.

Embedded image permalink
Tuta-kucing kesayangan Wulan
"Yah..bener!! lucu banget!! bulat-bulat gimanaa gitu!!" KiKi menimpali, dia pun mulai menunjukkan wajah gregetan, membayangkan dua kucing kesayangannya si Manis.
Manis-kucing kesayangan KiKi

 Melihat tingkah Wulan dan KiKi yang sedikit berlebihan, Rani jadi mengingat kucing kesayangannya juga, Chin-gu.
https://si0.twimg.com/profile_images/3595604372/5cc8692660b50344683df40e04b5c9cf.jpeg
Chin-gu ~kucing kesayangan Rani





"Hei..hei..hei.. lupakan kucing kalian, waktunya belajar." Tiba-tiba Ilma keluar dari lamunannya, dan seperti biasa langsung berubah menjadi mahasiswi teladan. Diambilnya kacamata (sebenarnya hanya sebagai aksesoris) dari tas kecilnya, kemudian mengapit buku-buku tebal di sebelah tangan kanannya, layaknya bu dosen yang siap mengajar. Melihat sahabat-sahabatnya yang melongo melihatnya, dia pun menghela nafas," Huff~ kalian ini, c'mon, saatnya cuci mata, professor tampan kita Yukawa sensei mulai hari ini akan membuat kuliah membosankan jadi menarik..." Ilma menampakkan senyum sumringah dan dia berjalan menuju ke kelas dengan penuh semangat.
KiKi, Rani dan Wulan mengikutinya dari belakang, sekali dua KiKi menoleh ke tempat Furukawa yang masih asyik bercengkrama dengan temannya.
"Yukawa Sensei? hontou ni!" Rani tiba-tiba bereaksi setelah Ilma berjalan cukup jauh di depan.
"Respon mu telat banget," Wulan langsung mengomentari, memperlihatkan muka heran.
"Sensei memang tampan tapi... apa kalian pernah denger gosip?" KiKi mendekatkan wajahnya ke kedua sahabatnya itu.
Rani dan Wulan seperti magnet langsung mendekat, setengah berbisik KiKi berkata," Yukawa Sensei is a gay!"
"What!!! a gay!!!" sontak mereka berteriak membuat KiKi jadi salah tingkah, entah kenapa dia melirik ke tempat Furukawa berada.
Semua orang ternyata sudah memperhatikan mereka, tak terkecuali Furukawa. Malu, KiKi segera menarik paksa kedua sahabatnya menyusul Ilma.
***
Kamar Ilma.
"Aku ngantuk, aku udah nggak tahan." KiKi menguap tanpa henti, matanya sudah berair menahan kantuk.
"Huama (sama)." Wulan lebih parah lagi, matanya sedari tadi seperti lampu yang kedap-kedip.
 "Ayoulah te~man, te~man." Si empunya kamar malahan sudah kayak orang mabuk, matanya hampir membentuk garis.
Kali ini yang paling semangat adalah Rani, dia melirik temannya satu persatu. "Ayolah... deadline-nya lusa ni... padahal sebulan yang lalu kalian yang paling semangat!!"
Per-cu-ma~ SIIIINNG~ semuanya sudah terlelap. Tinggallah Rani sendirian dongkol.
"meong ~ meong ~meong~" suara 3 kucing yang juga terpaksa ikut menginap membuat Rani tambah dongkol saja.
"Uuuh.. dasar!! sampe kucing-kucingnya ditelantarkan kalian memang~" saking kesalnya Rani mengambil spidol dan melukis wajah ketiga sahabatnya. Setelah menyelesaikan karya seninya, Rani tersenyum puas.  Dia lalu melanjutkan kerjaannya, setelah membungkam kucing-kucing kelaparan itu dengan makanan.
Tak terasa sudah pukul 01.00 malam, Rani pun mulai kecapekan, dia pun akhirnya tak tahan dan mulai terlelap. Tapi...
"Furukawa... kenapa furukawa."
Rani melirik KiKi, dia baru teringat kalau KiKi belum menjawab pertanyaannya tadi pagi. "ck ck ck, katanya nggak suka, tapi masuk mimpi... dasar," Rani pun mulai menepuk-nepuk bantal yang sudah terlihat menggoda.
Tiba-tiba..
"Oppa!! Oppa!! Yun-ho Oppa!! tunggu!!" Rani begitu terkejut sampai tanpa sadar menepuk bantal keras sekali, teriakan Ilma membuat Manis si kucing jantungan terbangun, Rani bersegera mengelus Manis supaya tertidur lagi.
"Ssssuuuhhh... Kalian tau nggak kalau Yukawa Sensei itu Gay, makanya ampe umur segini dia belum nikah..nikah.." Kali ini giliran Wulan yang ngelindur dengan suara berbisik.
Rani sampai menggeleng-gelengkan kepala," ck ck ck ini lagi bergosip sampai di mimpi, huuff~ , kenapa sih... kalian harus ngelindur di saat aku mau bersiap tidur. jangan-jangan..." Rani sedikit curiga, akhirnya dia mencoba mencubit pipi mereka satu persatu, tapi ternyata tak ada dari mereka yang sadar. Akhirnya Rani memutuskan untuk tidur saja.
===
Esoknya...
Rani terus mengomel sepanjang perjalan menuju ke kampus. Mukanya kusut terus sepanjang jalan. Bahkan dia menjaga jarak waktu menunggu bis. Tak ada yang bisa menenangkannya.
Hal yang apes terjadi, Rani yang sedari tadi tidak melihat sekelilingnya, tanpa sadar duduk bersebelahan dengan Furukawa. Awalnya dia tidak menyadari hal tersebut sampai teman Furukawa yang sebelumnya pernah dilihatnya di taman menaiki bis dan memanggil nama Furukawa.
Melihat Furukawa di sebelahnya, Rani langsung teringat dengan KiKi yang bersikap aneh kemarin.
"Kamu Furukawa yah?"
"Ah! ya... apa kita pernah bertemu?"
"Hmmm... yah..tapi sepertinya kamu tidak ingat."
"Maaf.."
"Tidak apa-apa, apa kamu udah punya pacar?"
Furukawa yang mendengar pertanyaan itu tiba-tiba terdiam, dia terlihat begitu terkejut.
"Hahaha..maaf..maaf.. aku hanya penasaran, soalnya ada temanku yang suka banget sama kamu. Aku cuma kasihan aja kalau dia terlalu berharap padamu." Rani mengecilkan suaranya.
Furukawa mengangkat alisnya," Oh ya? ah... hmm."
Melihat Furukawa yang masih belum memberikan kepastian, Rani jadi gregetan. "Tuh... yang duduk di belakang paling kiri dekat jendela, namanya KiKi... ingat yah.."
"Eh?" Furukawa semakin tidak mengerti, tapi dia akhirnya mencoba melihat juga orang yang dimaksud. "itu kan.."
"Kamu mengenalnya?" Rani penasaran.
"Ah.. tidak juga." Furukawa memaksakan dirinya tersenyum," Apa kamu yakin dia menyukaiku?"
"Kenapa kamu bertanya begitu... tentu saja, tadi malam saja dia menyebut nama..." Rani langsung membungkam mulutnya. Dia sadar dia sudah kelewatan. Awalnya cuma iseng tapi entah kenapa dia merasa sudah berlebihan.
Untung saja, mereka sampai di tujuan. Rani segera beranjak dari tempat duduknya, tidak memberikan waktu untuk Furukawa bertanya lebih lanjut. Tiba-tiba Rani merasa telah melakukan suatu kesalahan. Kekesalan tadi pagi karena mukanya dicoret spidol permanen yang membuat paginya kacau, terkesan sirna oleh apa yang baru saja dia lakukan.
KiKi yang tak tahu menahu dengan santainya melewati Furukawa yang ternyata menantinya setelah mereka turun dari bis.
"Bisa minta waktumu sebentar?"
Ilma dan Wulan menoleh ke arah Furukawa, sedangkan KiKi yang ternyata memakai headset, berlalu begitu saja.
"Ah.." Furukawa menunjuk KiKi, Ilma dan Wulan mengangguk mengerti.
"Woi!" Wulan menepuk pundak KiKi sekaligus mencopot headset di telinganya.
"Apaan sih?" KiKi terlihat kesal karena ketenangannya terganggu. Wulan dengan mimik mukanya menunjukkan keberadaan Furukawa. KiKi tidak mengerti tapi akhirnya menoleh ke arah yang ditunjukkan oleh bahasa wajah Wulan.
"Hai..." Furukawa tersenyum.
KiKi terlihat bingung, ditambah lagi dengan reaksi Ilma dan Wulan yang cekikikan nggak jelas, sedangkan Rani dari jauh memperhatikan mereka.
"Hmm... hai... ada apa yah?" KiKi menjadi kikuk.
"Hmm... mengenai yang pernah kita bicarakan, aku rasa aku merubah keputusanku. Kalau kamu mau kamu boleh kapan-kapan menemui-nya..tentu saja dengan..."
"Benarkah?" Ke-kikuk-kan KiKi tiba-tiba sirna. "Oh.. terima kasih banyak..." KiKi langsung menunduk hormat ke Furukawa berkali-kali. Furukawa sampai salah tingkah.
Ilma dan Wulan sampai saling tatap melihat KiKi yang kegirangan, Rani lebih tak mengerti.
"Kamu sepertinya sangat menyukai-nya.."
"Tentu saja, kamu juga kan? hah... makasih banyak akhirnya aku bisa bernafas lega." KiKi tersenyum lebar, Furukawa juga tersenyum senang.
"Apa yang mereka bicarakan," Ilma mulai curiga.
"Andai aku cenayang, aku udah ngasih tahu kamu." Wulan lebih penasaran.
"Apa Furukawa menerima KiKi?" Tiba-tiba Rani nimbrung, berdiri diantara Ilma dan Wulan.
"Eiiih!! Sejak kapan kamu di sini!!" Wulan heboh dengan kemunculan Rani yang tiba-tiba.
Ilma sampai memukul kepala Wulan," Bisa tenang dikit nggak siih!!"
Akhirnya KiKi dan Furukawa saling melambaikan tangan, berpisah. Masih dengan tampang cerianya, KiKi menghampiri sahabat-sahabatnya.
"Aaa~h... akhirnya... aku bisa bernafas lega...hihihihi."
"Apanya? kenapa? kok bisa?" ketiga sahabatnya bertanya bersamaan.
KiKi memandangi mereka dengan heran. "Kalian kenapa sih? aneh." tanyanya bingung.
"Kok kami?? yang kenapa itu kamu? yang aneh itu kamu? ayo cepat jelasin!!"
Melihat reaksi sahabat-sahabatnya yang menakutkan, KiKi menjadi ngeri dan akhirnya memilih untuk mengambil langkah seribu.
"Iya... iya...sabar!! tapi jelasin apa duluuuu!!..."

Bersambung...



9 komentar:

  1. okeh okeh inii tokoh fiktif yg hanya minjem nama2 org terkenal.'-' tp smkin bc smkin ngakak ngebayngin sifat mrka yg bertolak belakang sm sifat asli nama yg dtulis dsni. omo omo.
    kembali k crta.. sp yg bole d temui kiki..??kucing furukawakah ato yg hal lain..??jjang harus nngu kykx..

    BalasHapus
    Balasan
    1. ketawa bacanya....bukan cuma "minjem nama2 org terkenal" tapi sy bayangin dg sosok nama2 org terkenal itu bertingkah seperti di cerita, aaaaahahahaha >_< mana meong2nya ikutan lagi...

      ekspresif banget..ini yg sy suka dari fiktif. apapa pun bisa jadi. imajinasi bertaburan :))

      *jangan lupa lanjutan cerpennya yg girl x girl(?) eh apa itu. y..* \(^.^)/

      btw..curcol dikit.....chingu udah berubah jadi bang toyib, seharian kemarin gak pulang2~~~~ gak makan di rumah, gak tidur di rumah. lama2 lupa rumah. AHH TIDAKKK!! :( entah mencari betina atau kelahi dg jantan lain di mana..

      Hapus
    2. hahaha... yup yup.. sy cm minjem nama doang, hahahaha...padahal karakter asli bertolak belakang...kkk btw Machin kayaknya belum baca yah, haha...
      ditunggu yah kelanjutannya, hehe

      Eh iya Ran, kemarin baca ulang lagi cerita singkat ala leeane itu, dan hmmm, masih bingung mau dikasih ending gimana, hehe

      eiih?? Chingu broken home? g pulang2, hehe

      Hapus
  2. oia,,,, yg paling atas, gambar dari mana? apa kampusmu, Ki?

    BalasHapus
  3. ah satu lagi...begadang ceritanya? atau bangun ke-dawn-an?

    BalasHapus
    Balasan
    1. begadang, hahaha... bukan, itu foto kampus Keio (sengaja pilih Keio karena Yuki lulusan sana, hehe)

      Hapus
  4. ahhahahahahahahahahahahahahahahahahahahaaaaa.....
    sada sayaaaa d cerita iniiiii... Baru pulang kampus niiii...
    Jadii ada apaaaaa sama si furukawa ??? ada apaaaa???!!!!!
    Plis deh kikii... sebut2 gay jd galau lagi gueh...
    Pokoknya sy hrs jadian sm yunho dsnii... iiiiiihhhhhhhhhhh

    BalasHapus
  5. nama saia kok gak ada ni,,,,,hehehe

    BalasHapus

LeeAne butuh saran dan komentarnya...
Berkomentarlah dengan bahasa baik And no SARA yah guys :)