Sabtu, 15 Juni 2013

Huuff~ "tanda tanya"

"Woooaaah!! kereeen!!"
"Hmm... terimakasih."
"Lagunya bagus, kalian juga mainnya keren... " Ilma memberikan dua thumbs up sambil nyengir lebar.
"Ahaha iya terimakasih..." Terlihat sekali mereka sangat berterima kasih dengan pujian Ilma, sampai mereka berkali -kali membungkukkan badan.
"Hanya saja, dandanan kalian terlalu biasa." Tiba-tiba Ilma menambahi, dengan raut muka sedih.
"E-e... memangnya ada apa dengan dandanan kami?"
"Kalian terlihat terlalu biasa," Sahut Ilma sambil memperhatikan mereka yang sekarang saling lirik satu sama lain. " Tampang kalian terlalu terpelajar, yah nggak masalah sih, hanya saja... tampilan itu penting, bro." Ilma tersenyum kecil meyakinkan.
"Hmm lihat... mukaku mungkin tanpa make up tetap cantik, tapi dengan make up aku mempertegas kecantikanku." Tambah Ilma tersenyum memamerkan wajahnya. "Dan... ah~ lihat... mungkin sebagian orang merasa dandananku aneh, tapi... itulah intinya... aneh berarti kau menarik perhatian." Ilma dengan gaya centilnya, memamerkan baju nya.
"Itu..kamu desain sendiri?" Tanya salah seorang dari pemain band itu.
"Tentu saja, kita harus kreatif dalam me-makeover diri." Ilma mengedipkan matanya sambil tersenyum manis.
"Woah iya, kamu jadi terlihat menarik karena tampilanmu." Seseorang mendekati Ilma.
"A red rose for a beautiful lady." Laki-laki tadi memberikan Ilma sekuntum bunga mawar.
Ilma sedikit tertegun, "Apa ini? apa kalian band for charity?
"Hahaha... yah anggap saja kami hanya senang menghibur dan berbagi. Jadi... apa anda mau menerimanya?
"Benarkah untukku?" Ilma tidak bisa menyembunyikan perasaan senangnya."Terimakasih.." sahutnya sambil nyengir.
"Kalau kamu menonton performance kami lagi, aku janji akan memberikanmu sebuket mawar."
"Eh? Benarkah?" Ilma terlihat begitu senang, tapi dia langsung sadar dan menjaga image-nya." Hmm...memangnya kapan kalian performance lagi?" kali ini tampangnya sedikit cool.
Laki-laki itu tersenyum," Aku akan menghubungimu...kontak?"
"Ah... aku tidak punya ponsel,jadi... " Ilma menuliskan nama chatnya." Kamu bisa menghubungiku lewat ini."
"Oh... baiklah tunggu aja kabar dariku." Laki-laki itu tersenyum.

"Ok... aku pergi dulu yah..." Ilma melambaikan tangan ceria. Mereka pun membalasnya dengan semangat.
"Gadis itu benar-benar ceria." Seseorang bernama Mukai menepuk pundak laki-laki yang baru saja memberikan Ilma sekuntum mawar.
Laki-laki itu hanya tersenyum, memandangi Ilma sampai tak terlihat lagi.

 ***
"Nuna!"
JinKi berteriak sambil melambaikan tangannya ke Rani.
Rani hanya tersenyum. JinKi terlihat begitu bahagia. Tanpa bersuara dia berkata "Go-ma-wo~ terimakasih."
Rani sekali lagi hanya membalasnya dengan mengangguk kecil sambil tersenyum.
"Ran... Apa benar ini mereka yah? dandanannya seram sekali." Ilma berkali-kali memperhatikan satu persatu anggota band di atas panggung yang sedang bersiap-siap.
"Apa maksudmu, apa kamu sama sekali tidak mengingat mereka?"
"Yah... mana aku ingat, waktu itu udah gelap jadii wajah mereka nggak begitu jelas terlihat."
"Tapi... kenapa JinKi bisa menjadi salah satu dari mereka?"
"Entahlah... dia akhir-akhir ini sedikit tertutup padaku."
Ilma memandangi Rani. "Hahaha Ranchin, c'mon... emangnya kamu siapa-nya? hanya guru lesnya... apa dia harus lapor setiap masalahnya padamu?"
Rani terlihat kesal," Yah... yah aku tahu... tapi... "
"Hai!! semuanya!! Terimakasih... untuk kalian yang berdiri sekarang di sini karena berniat menonton kami...kami adalah.. BLANK BAND..."
Musik mulai mengalun... musik enerjik yang membuat setiap orang yang menontonnya tak sadarkan diri ikut bergerak.  Satu... dua... sampai tiga lagu terus diperdengarkan. Aksi panggung mereka tak layaknya band amatir. Ilma senyum-senyum sendiri, merasa puas karena band ini mau mendengarkan saran-nya. Walaupun dia sedikit shock dengan dandanan mereka, tapi Ilma merasakan kalau dandanan kali ini lebih sesuai dengan musik yang dibawakan.
"Baiklah... sekali lagi terimakasih karena kalian masih setia menonton kami...untuk penutup... salah seorang dari kami ingin menyanyikan lagu ciptaanya sendiri.Kita sambut... JinKi!!"
Riuh rendah suara penonton meramaikan suasana, mereka terlihat begitu antusias dengan lagu penutup itu.
JinKi maju dan melihat ke sekeliling penonton sambil tersenyum dan dia pun mulai memainkan gitarnya.
Jreeeng…
intro
Hello baby how are you now..
I’m so alone in my heart
Every day you take my mind
Make me wake up so late at night…
                Hello baby what are you do now
                I always ask myself
                Thinkin’ bout you make me so blue
                Coz I know you’re not here beside me
Tell me…
What I should do
Tell me…
Are you having this feeling too…
            Maybe you think I’m not good for you
            Think I’m still a child
            But I truly mean this feeling for you
            Please welcome my heart
Jinki menyanyi dengan merdu. Semua orang seperti terhipnotis olehnya.... suasana begitu hening, yang terdengar hanya lantunan suara gitar yang disertai suara emas JinKi.
Hello baby are you Ok now
After you heard this song
I just want you to know that I
Can’t stop thinkin’ bout you all day
            Tell me please
            What I should do
            Tell me please
            Are you having this feeling too
                Ho…hah oh hah oh hah oh..ho hah oh hah oh…
Jreeeeng...
Akhirnya penampilan JinKi selesai... semua langsung bersorak riang memberikan tepuk tangan yang meriah.
"Wah... aku nggak nyangka Suara JinKi bagus juga." Ilma terlihat begitu terpesona dengan suara JinKi, Rani hanya menghela nafas.
"Sudahlah… ayo kita pulang.”
Baru saja Rani berjalan pulang menarik tangan Ilma melewati kerumunan orang, JinKi berteriak melalui pengeras suara.
“Nuna… bagaimana menurutmu?”
Rani langsung menghentikan langkahnya. Membalikkan badan dan melihat JinKi. Tapi…
“Apa ini cukup untuk membuktikan perasaanku, Haruka Nuna?”
Mata JinKi sama sekali tak mengarah padanya melainkan pada seorang perempuan berparas cantik yang sekarang menjadi pusat perhatian setiap orang yang hadir di sana.
“Hah!!” Ilma saking terkejutnya sampai menutup mulutnya tak percaya,”Aku kira dia…” Ilma menatap Rani. Rani hanya terdiam, tatapannya lurus ke perempuan itu.
“Huuff~ aku capek Ma..kita pulang yuk.”
“Oh..i-iya…” Ilma segera mengikuti Rani, merasa tidak enak juga kalau berlama-lama di situ. Dia sampai lupa dengan JYH yang telah mengundangnya.
***
Di ruang kuliah
Sepulang dari konser tadi malam, Rani menjadi uring-uringan. Ketiga sahabatnya menjadi merasa serba salah karena Rani benar-benar tidak memperdulikan mereka.
“Lalu…apa maksud dari foto FB itu?” Wulan berbicara sambil berbisik.
Ilma hanya mengangkat bahu, sambil menggeleng-gelengkan kepala. “Huuff~ tapi aku benar-benar shock tadi malam.”
“Yah… siapa yang mengira kalau Nuna yang dimaksudkannya adalah orang lain.” KiKi menimpali.
“Nuna…!? Rani Nuna..!?”
Tiba-tiba terlihat di samping pintu kelas,  JinKi berdiri sambil melambaikan tangan. Tapi… Rani tidak memperdulikannya, Rani tetap bertahan di tempat duduknya. Melihat sikap Rani, muka cerah JinKi langsung sirna, tanpa berfikir panjang JinKi menarik tangan Rani secara paksa. Rani yang begitu terkejut tak sempat untuk menolak.
 “Sakiiit…” Rani melepaskan genggaman tangan JinKi di pergelangan tangannya setelah mereka sampai di taman menghindari tatapan-tatapan orang yang mereka lewati. “Kamu mau ngomong apa?” Rani berbicara dengan ketus tanpa memandang JinKi.
“Kenapa Nuna cuek padaku? Tidak membalas emailku, bahkan tidak mengangkat telponku.” JinKi terlihat begitu cemas, dia tidak bisa menyembunyikan kepanikannya.
“Aku..” baru saja Rani mau menjawab. JinKi memotongnya.” Dan kenapa Nuna pergi begitu saja tadi malam?”
Rani terdiam. “Nuna..? Apa Nuna marah dengan lagu yang kunyanyikan tadi malam?” Kali ini nada bicara Jinki agak melemah.
“Huuff~.” Rani menatap JinKi tanpa berkedip, JinKi sampai tertegun.
“Kenapa kamu mengharapkan aku datang tadi malam?”
“Karena…aku ingin menunjukkan pada Nuna, kalau..”
“Stop!!... lupakan…” Takut mendengar kebenaran yang mungkin akan menyakitkan, Rani tidak ingin mendengar penjelasan Jinki lebih lanjut.
“Huuff~ aku rasa, kamu harus segera mengganti foto profil FB mu karena itu hanya akan membuat kesalah pahaman.” Setelah mengatakan itu…Rani segera pergi meninggalkan JinKi tanpa mendengar sepatah kata pun dari JinKi.
“Tapi… Nuna!! Nuna!!” JinKi terus memanggil Rani, tapi dia tidak berani mengejarnya, karena wajah Rani seperti mengatakan tinggalkan aku sendiri.
==
“Kenapa kamu pengen aku nemenin sih?” KiKi mencibir saat Wulan dengan berbagai cara menyeretnya untuk menemaninya ke Panti Jompo.
“Hehe…aku Cuma pengen ada yang mendokumentasikan pertunjukanku.” Wulan cengar-cengir.
“Huuff~ kamu benar-benar harus mentraktirku setelah ini.”
“Gampang!! Kamu mau apa sebut saja…Ok!!” Wulan mengedipkan matanya.
“Lan! Ayo saatnya untuk bersiap-siap.” Salah seorang dari klub dance-nya memanggil.
“Ok!! Doain aku ya Ki!!” Wulan dengan semangat pergi menyusul rekan-rekannya.
KiKi hanya tersenyum melihatnya. Sambil menunggu pertunjukan yang sebentar lagi akan ditampilkan, KiKi melihat-lihat sekelilingnya. Terdapat banyak sekali kakek-nenek yang lalu lalang diantar oleh perawat atau bahkan sukarelawan atau mungkin anaknya. Menyedihkan melihat mereka di hari tua yang seharusnya bisa mereka nikmati bersama keluarga malah dihabiskan di panti.
“Hahahaha….”
Tiba-tiba terdengar suara riuh di suatu ruangan. KiKi mendadak penasaran, dengan penuh selidik dia menuju ke ruangan yang penuh dengan kakek dan nenek yang sedang bercanda gurau. Ternyata di sana ada seorang pemuda yang sedang bercerita dengan penuh semangat, tanpa sadar KiKi ikut tertawa saat pemuda itu bercerita.
“Ryo… Nenek ingin kamu menghibur kami dengan bernyanyi sambil menari seperti kemarin.”
“Oh… Nenek suka dengan hiburanku kemarin?” tanyanya menggoda, Nenek-nenek yang ada di ruangan itu tertawa malu-malu, sedangkan kakek-kakek hanya diam dengan raut wajah yang menampakkan rasa iri.
“Baiklah…” Baru saja Ryo akan beraksi tiba-tiba…
“Maaf… semuanya, akan ada pertunjukan dari klub dance pelajar dari universitas Keio, aku harap Kakek dan Nenek untuk bersiap-bersiap ke aula…mohon bantuannya yah…” Seorang perawat tiba-tiba datang membuat keriuhan tadi menjadi keheningan.
“Wah… sepertinya hari ini ada yang akan menggantikanku menghibur Kakek dan Nenek,” Kata Ryo tersenyum nakal.
“Aaa~ pokoknya Ryo yang terbaik.” Sahut beberapa nenek.
Ryo hanya tertawa,”Hai!… makasih Nek, tapi… untuk hari ini berikan kesempatan untuk pelajar dari Keio itu untuk menghibur Nenek…ya?”
Mereka pun satu per satu mulai meninggalkan ruangan itu menuju ke aula. KiKi mengikuti dari belakang.
Pertunjukkan hari itu berjalan lancar, Wulan benar-benar menampilkan penampilan terbaiknya. Dancenya pun luar biasa, KiKi sampai tak sadar ikut menghentakkan kakinya saat  berusaha mengambil rekaman pertunjukan mereka.
“Apa kamu salah satu dari rombongan itu?” KiKi menoleh ke orang yang bertanya padanya.
Ternyata orang itu adalah Ryo, dia duduk tepat di samping KiKi berdiri.
“Ah… aku Cuma teman dari salah satu dancer itu, itu …itu yang paling jangkung, dia temanku.”
“Oh… temanmu dance-nya bagus juga, acting-nya juga.” Ryo memuji sambil tersenyum.
“Oh… begitu kah menurutmu? Wah dia pasti sangat senang jika mendengarnya.”
“Hmm… oh yah… namaku  JoonHyung…”
“Ah!! Bukannya kamu dipanggil Ryo?” Tanya KiKi.
“Hahaha… Nenek hanya memanggilku dengan nama yang diingatnya, kadang mereka juga memanggilku Hiro, Nino, Satoshi? Hehe…”
“Aaa~ oh yah…aku KiKi, salam kenal, apa kamu orang Korea?”
“Ah… iya, tapi aku besar di sini. Jadi…aku tidak terlalu bisa bahasa Korea.”
“Ah…pantas saja, bahasa Jepangmu bagus sekali.”
“Oh yah… haha…” JoonHyung dan KiKi menikmati obrolan mereka sampai…
BRAAKK!!
Wulan tertimpa badan temannya yang kehilangan keseimbangannya saat menari karena ada bagian di panggung itu yang  tidak rata. Melihat kejadian itu spontan suasana menjadi panik, KiKi segera berlari ke panggung, tapi ternyata JoonHyung lebih cekatan, segera dia mengangkat Wulan yang merintih dan menempatkannya di tempat duduk yang nyaman.
“Apa anda baik-baik saja nona?” tanya nya khawatir.
Wulan hanya terdiam masih menahan sakit, KiKi yang melihatnya hanya bisa menggigit jari tak tahu harus berbuat apa. JoonHyung mencoba menyentuh pergelangan kaki Wulan, Wulan menjerit kesakitan.
“Maaf… tolong ditahan sebentar,” Sahutnya menenangkan Wulan, lalu dengan hati-hati dia mencoba  mengurut kaki Wulan yang terkilir.
“Kamu siapa?” Setelah merasa agak baikan Wulan akhirnya bersuara.
“Ah… aku JoonHyung…” Sambil tersenyum JoonHyung tetap mengurut kaki Wulan dengan sabar sampai dirasa sudah cukup.
“Ah… Aku Wulan, sepertinya kaki ku sudah terasa lebih baik.”
“Oh.. coba kamu gerakkan pelan-pelan.”
Wulan dengan hati-hati menggerakkan kakinya.
“Bagaimana?”
“Masih sedikit sakit, tapi… ini jauh lebih baik dari tadi…huuff~” Wulan menunjukkan ekspresi yang membuat kekhawatiran tadi mendadak sirna.
***
JHY22 Kenapa kamu pulang begitu saja tadi malam?
            Aku sampai belum sempat memenuhi janjiku…
            Apa kamu … menganggap aku lupa dengan janjiku?
Ilma memandangi notification itu berkali-kali…dia berguling-guling di kasurnya, bingung mau jawab apa. Padahal dia tidak bisa tidur malamnya karena antusias ingin melihat orang berinisial JYH ini, terus terang dia sangat penasaran. Tapi…janji?? Janji apa?? Yang mana?? Kalau ketahuan dia yang lupa, jangan-jangan nantinya si JYH malah menganggapnya tidak peduli.
Tok tok tok
“Machin, KiKi ni boleh aku masuk?”
“Oh…masuk aja Ki, nggak dikunci kok.”
KiKi masuk sambil nyengir kuda, rencanya mau cerita mengenai kejadian di pantai jompo tadi sore tapi… ternyata mood Ilma sepertinya lagi jelek. Wajahnya kusut, rambutnya berantakan, kasurnya apalagi, dia memandang KiKi dengan lesu.
“Kenapa dengan tampangmu?” Tanya KiKi sambil mengernyitkan kening.
“Huuff~ aku lagi bingung Ki.” Ilma dengan malas mengambil posisi duduk dengan badan masih membungkuk lemas.
“Bingung kenapa?” Tanya KiKi penuh tanda tanya.
“Kemarin aku kan pergi nonton pertunjukan band bareng Rani karena permintaan seseorang yang berinisial JYH, orang yang pernah memberiku mawar beberapa hari yang lalu.”
“yah..yah.. aku masih ingat ama ceritamu itu, terus? Ada apa dengan orang itu? Apa kalian sudah bertemu?”
“Nah… itu permasalahannya, karena tadi malam Rani minta pulang cepet, aku nggak sempat ketemu sama dia. Huff~ eh ternyata waktu cek notification chat-ku, dia udah me-mentionku berkali-kali.”
“Lalu? Kamu merasa nggak enak sampai uring-uringan begini?”
“Bukan Cuma itu Ki, huuff~ dia mengungkit masalah janji gitu padahal aku nggak ingat dengan janji itu…bagaimana ini? Aku nggak ingin dia merasa aku nggak peduli karena nggak ingat.”
KiKi melirik komputer Ilma, membaca notification yang ditinggal JYH.
“Hmm … kenapa kamu nggak minta ketemuan aja, yah… bilang aja untuk memenuhi janji itu?” KiKi mencoba memikirkan jalan keluar tanpa harus memahami situasi yang ada.
Ilma berfikir… “Mungkin idemu boleh juga… paling nggak, dia nggak sadar kalau aku nggak ingat, iya kan?”
“Yuppy… ya udah… selesein dulu dah masalahmu aku cerita lain kali aja.”
“Emang kamu mau cerita apa?” Ilma mulai penasaran.
“Adda aja.” Sahut KiKi centil sambil mengedipkan mata.” Ya udah, aku balik ke kamar dulu yah…”
BLAAMM
Ilma akhirnya dapat bernafas lega.
GadisManis     Maaf… aku ada urusan mendadak tadi malam
Kalau aku minta kamu menepati janjimu besok, apa kamu ada waktu?
Setelah memencet ENTER, Ilma mulai berharap-harap cemas, memikirkan apa balasan yang akan diterimanya. Lama dia menunggu, sampai akhirnya dia memutuskan untuk membuat mie terlebih dahulu karena perutnya sudah minta diisi. Ilma mengobrak-abrik persediaan makanannya, masih tidak tenang.
Cling~
Terdengar suara notification dari komputernya. Segera Ilma menghampiri komputernya.
Kitten16 Ma! Aku lupa… ada mie nggak? Persediaanku habis nih!
Melihat notification tidak penting itu, Ilma sedikit dongkol, walaupun mie-nya masih ada, dia jawab saja sudah habis.
GadisManis Mieku masih ada kalau kamu mau buatin aku sekalian
Kitten16 eh? Males banget! Pelit banget sih!
GadisManis Biarin! Kamu juga kenapa chat aku segala, buat aku berharap itu dari JYH aja
Kitten16 Oh… kamu lagi nungguin balasan darinya yah?? Hehe maaf… kebetulan tadi aku lihat kamu lagi aktif, yah…aku samperin aja, hehe…
Baru saja Ilma mau membalas chat dari KiKi, tiba-tiba muncul notification baru, segera Ilma mengeceknya.
JYH22 Ok… aku free besok, jadi mau ketemuan dimana?
Mendapat balasan itu Ilma senang sekali, tapi… dia langsung sadar… dia kan tidak ingat wajah si JYH ini, jadinya bagaimana?
GadisManis Di *** jam 2, gimana?
JYH22 Ok… :)
Ilma terdiam lama… “aku harus datang lebih awal,” katanya dalam hati.

Bersambung















8 komentar:

  1. apa si haruka itu tempat konsulnya si jinki yaaa. seandainya bener, aaah tetep kasian rani. kenapa yg dipanggil setelah selesai lagu yg "dalem" itu dinyanyikan malah bukan rani...aaaaaaa~~ rani

    btw, sy juga g inget ilma n jyh22 janjian apa y..mungkin "janji itu" besok di huuff~ selanjutnya

    BalasHapus
  2. aah harusnya lagunya juga muncul di sini, tapi sayangnya...bukan suara jinki :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. ah~ rany g perhatiin cerita awalnya ada kok di sana ... si JYH janji2 g penting gitu...

      iyooo....coba suara sy bisa diubah, haha

      Hapus
    2. janjinya cuma ketemuan di perform kan...?kayaknya gda yg lain..episode selanjutnya diceritain~~~

      Hapus
  3. yaampun gk gue bgt, sy gk punya sense of fashion... hahahaa
    janji dikasi mawar raaaaannn...

    btw sepertinya mb uL jarinya keriting2 pasti kalo bayangin dirinya macem dcerita inii... hahahaa
    yaaahh untungnya ini pinjem nama ajaa... :D

    BalasHapus
  4. emang g ada yang sesuai karakternya!! bener2 cuma minjem nama doang, ane aja nggak kayak gitu... Btw apa maksudnya jari2 keriting?? asli ngakak ane baca komen tu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. jari keriting, merinding geli maksudnya??

      Hapus

LeeAne butuh saran dan komentarnya...
Berkomentarlah dengan bahasa baik And no SARA yah guys :)