Selasa, 12 Juni 2012

an AmaZing Sister

Well ... I finally post about a book, where all the previous posts were almost dominated by my short stories and some movie recommendations. Honestly I'm not a bookworm, could finish reading just one book is a pride. So.. this is it !! the first book which I will talk about here, but first of all let me tell you  little bit about it...

Judul Buku           : Bidadari Bidadari Surga
Penulis                 : Tere Liye
Penerbit               : Republika
Cetakan Pertama : Juni 2008
Tebal                   : 367 halaman, paperback
ISBN                  : 978-979-1102-26-1

Aku memang bukan kutu buku, hanya saja aku senang mengoleksi buku, melihatnya berjejer rapi di lemari  seperti suatu kebanggaan, entah kebanggaan apa. Walaupun sebenarnya semua buku yang berjejer rapi di lemari bukanlah bukuku, melainkan koleksi Kakakku yang doyan banget ama Buku (kalau dia emang Pecinta Buku, no doubt) dia rela nggak makan hanya demi membeli buku, Me?!! masih lebih memilih isi perut, nggak keren banget..  Aku sangat pemilih dalam membaca suatu buku, bukan mau sok keren, hanya saja mungkin karena bukan pecinta buku, aku nggak bisa memaksakan diriku membaca segala jenis buku. Berharap ingin seperti seorang temanku atau kakakku yang doyan banget menghabiskan waktu luang larut bersama untaian kata-kata yang tersusun rapi dalam konsep yang sangat menggugah emosi, pikiran, perasaan bahkan tak jarang menjadi guru portabel. Aku sangat menikmati ketika imajinasiku bergentayangan memenuhi hari-hariku, mengalahkan film box office (itu tergantung cerita yang di baca). Oke, aku emang sangat hiperbolik, semua hal suka kugambarkan dengan sedikit berlebihan, tapi jujur saja, sebagai orang yang nggak doyan baca, buku ini sungguh sangat menarik jika hanya untuk dipandangi saja. 

so far buku yang udah aku baca lumayan banyak, tapi kebanyakan buku-buku tersebut adalah buku anak-anak seperti the whimpy kid, Goosebumps, Fear street, serta beberapa karangan Mrs.Enid Blyton. Walaupun ada juga beberapa buku islami (aku lupa judul-judulnya), beberapa buku Raditya Dika, serta yang paling terkenal mungkin Harry Potter (1-7). Berkali-kali aku melirik buku-buku yang masih menanti untuk diselami satu persatu di kamar.. Tapi ternyata, pilihanku malah tertuju pada buku yang baru beberapa hari yang lalu dibeli ini, cerita Si kucing Dewey yang diambil dari kisah nyata sampai cerita Toto Chan yang sangat inspiring aja belum selesai aku baca (Insha Allah akan segera diselesaikan ^^v)... 

Baiklah.... Cerita Keluarga ....  mungkin itulah kelebihan novel karangan Bang Tere Liye ini (sebenarnya agak kaget waktu tahu penulis ini laki-laki, karena entahlah menurutku gaya beliau bercerita seperti perempuan, hehe... never mind)... Aku suka dengan gaya berceritanya yang sangat apik, dan mudah dicerna, aku sampai bisa membayangkan dengan jelas setiap apapun yang beliau sampaikan, saat membaca cerita beliau, terasa sebuah layar besar terpampang di depanku (tak jauh berbeda dengan saat menonton di bioskop). Aku pikir setelah novel ini, aku akan membaca beberapa karangan beliau yang lainnya, kebetulan Kakakku udah punya Hafalan Shalat Delisa dan Semoga Bunda disayang Allah

Baiklah aku kira, aku telah banyak berceloteh nggak jelas, aku akan mulai membahas sedikit cerita mengenai buku ini. Jika nantinya aku lebih banyak berceloteh nggak jelas lagi, aku mohon pengertiannya, hehe... Selamat mengeluhkan celotehanku ^^... Gomenasai!!!....

Tidak pernah terbayangkan kalau di dunia ini terdapat seorang Kakak yang tanpa ikatan darah begitu banyak berkorban demi adik-adiknya sampai ajal terkesan sudah siap menjemputnya. Tanpa meminta imbalan, penghargaan, pujian, beliau dengan sangat tangguh, berani, dan berusaha untuk selalu optimis dalam setiap langkahnya selama itu untuk keluarganya. Jarang ia memikirkan dirinya sendiri, memikirkan diri sendiri serasa tak berarti buatnya. Kebahagiaannya terletak bukan di dirinya tapi di diri Adik-adiknya dan Mamaknya, selama seluruh anggota keluarganya itu bahagia, bahagia pulalah ia, lebih bahagia malah.

Berbagai cobaan datang dan pergi, namun dia lewati semua itu dengan tetap bersyukur dan tak kenal istilah menyerah. Sosok yang kuat, dan sigap serta bersahaja ini telah membentuk adik-adiknya menjadi orang yang sukses dalam hidup. Petuah-petuahnya serta janji-janjinya yang bukan omong kosong belaka, begitu berbekas dan tertancap dengan sangat dalam dan kuat di batin setiap Adik-adiknya. Secara fisik ia mungkin tidak menarik, getirnya kehidupan membuatnya tidak pernah memikirkan dirinya sendiri apalagi penampilannya. Begitu banyak beban yang dipikulnya, tapi ia tidak pernah sekalipun mengeluh apalagi menangis di depan adik-adiknya, tidak pernah, sama sekali.

 Begitu berat cobaan yang ia hadapi, berbagai penolakan pernikahan hanya karena fisiknya membuatnya sering kali urung untuk melangsungkan pernikahan. Hampir menikah walaupun hanya sebagai istri kedua, malah kandas tepat saat ia baru saja dilamar. Perasaan malu-malu yang baru ia rasakan hari itu sirna begitu saja. Lelaki beristri yang melamarnya sebenarnya begitu tulus ingin mempersuntingnya sebagai Istri walaupun itu berdasarkan permintaan Istrinya yang mandul, namun Allah berkehendak lain, tepat saat pernikahan itu baru direncanakan, Istri lelaki itu malah hamil muda. Patah hati sebelum sempat mencintai, itulah mungkin yang dirasakannya saat itu. Rasa bersalah tak kunjung berhenti dirasakannya setiap adik-adiknya menggantungkan hubungan romantisme mereka dengan orang yang mereka cintai hanya karena tidak ingin melintasi Kakaknya. Dari adiknya yang paling besar -Si Prof. Dalimunte, Kedua Adiknya yang Kembar tapi beda -Ikanuri dan Wibisana sampai yang paling sulit adalah si bungsu yang sangat rupawan -Yashinta.

 Setiap mereka -adik-adiknya- memiliki kesan tersendiri mengenai Kakak mereka yang tak bisa mereka jelaskan dengan kata-kata. Kakak mereka lah pahlawan nyata buat mereka -pelindung mereka, penjaga mereka, guru mereka, entahlah... sosoknya terlalu melekat di jiwa adik-adiknya. tidak ada di dunia ini yang mungkin lebih berharga bagi mereka setelah Mamak mereka kalau bukan Kakak mereka ini. Selain menjadi pahlawan untuk adik-adiknya, ia juga merupakan pahlawan untuk kampungnya. Berkat mimpi sederhananya yang hanya ingin menyekolahkan adiknya semua tinggi-tinggi, dia bersikeras melawan segala kebimbangan yang datang, mencoba suatu alternatif baru yang tak pernah dilakukan sebelumnya di desanya. Menanam buah yang tak pernah didengar sebelumnya di kampung itu, apalagi membayangkan untuk menanamnya. Butuh waktu yang tidak sebentar untuk akhirnya berhasil menanamnya. Adik tertuanya bahkan sampai rela menunda sekolahnya demi mendukung kerja keras Kakaknya yang sebenarnya sudah sempat ingin menyerah karena terasa semua usahanya menemui jalan buntu. Namun, sekali lagi Allah menunjukkan rasa sayang nya ke keluarga ini, usaha Kakak akhirnya membuahkan hasil, buah yang ditanamnya sukses besar, berawal dari itu kehidupan mereka mulai membaik,jauh lebih baik malah. Kampungnya juga tak lupa kecipratan keberhasilan kerja keras dan pengorbanan tersebut. Kakak benar-benar telah membuat kampung itu menjadi tak pantas disebut kampung lagi.

Ceritanya begitu penuh pelajaran dengan berbagai macam hal yang memilukan dan mengharukan. Siapakah Kakak yang sangat luar biasa itu? beliau tak lain adalah Kak Laisa. Seorang perempuan gemuk, dengan kulit hitam-karena sering terpanggang matahari saat meladang- dan rambut ikal serta berbadan pendek. Seperti yang sudah kusebutkan, ia tidak menarik sama sekali, tapi... lihatlah adik-adiknya, mereka adalah bukti kesuksesannya sebagai Kakak. Dibalik adik-adiknya yang begitu sukses ada seorang Kakak yang tidak akan pernah terlupakan jasanya. Kak Laisa dengan penyakitnya yang begitu parah -kanker paru-paru stadium IV- masih tetap terlihat tegar dan tidak mengeluh seperti biasa.  She is really the real superhero... aku hanya menggambarkan garis besar buku ini. tentu saja hanya dengan membaca tulisan singkat ini belum menggambarkan sosoknya yang luar biasa di buku ini. Sosok yang terasa sulit untuk dilepaskan ini, semakin tak berdaya oleh penyakitnya. Setelah sekian lama menyembunyikannya, kali ini dengan berat hati ia memanggil adik-adiknya untuk berkumpul kembali. Segala kenangan-kenangan masa kecil terkuak sedikit demi sedikit. Sungguh memilukan, tapi juga saat dirindukan, kenangan-kenangan masa kecil yang sebagian ingin diulangi namun lebih banyak ingin diperbaiki.... Tidak Kak Laisa tidak menyesali setiap apapun yang dilaluinya, ia adalah sosok pribadi yang tegar dan penyabar serta selalu mensyukuri apapun yang Allah berikan, dia tidak pernah menuntut apapun, hanya satu doanya- JADIKAN AKU BIDADARI SURGA -....

Cerita ini begitu mengharukan, diceritakan dengan sangat sederhana dan menyentuh. Penggambaran sosok Kakak yang sangat luar biasa tetapi tidak mengada-ada. Penggambaran keluarga yang begitu harmonis, sangat membuat iri. Mungkin Keberhasilan Dalimunte sebagai peneliti yang sukses masih agak janggal di negara ini, melihat begitu banyak peneliti berbakat kita tak bisa menyalurkan bakatnya karena terhalang dana, namun aku sangat menyukai Dalimunte, seandainya peneliti berbakat seperti ia diberdayakan, tak perlu ditanya bagaimana jadinya negara ini ke depan. Dan untuk sosok Yashinta yang menawan dan begitu mempesona, menggoda setiap mata yang memandang. Walaupun akhirnya mendapatkan seorang lelaki tampan yang baik hati namun sangat mengerti akan sikap keras kepalanya, namun butuh waktu yang sangat lama sampai mereka akhirnya bersatu dalam hubungan yang syah, menggambarkan bahwa hidup tidak sesederhana itu. Apalagi mengenai cerita kedua sigung kembar tapi beda itu, walaupun ketika kecil tak terlihat sedikitpun bagaimana masa depan mereka, toh malah menjadi orang yang sukses karena mereka total dengan apa yang mereka geluti. Keluarga memang sangat mempengaruhi keberhasilan dan karakter seseorang. Dan Kak Laisa menunjukkan bahwa hubungan keluarga itu tidak hanya sebatas hubungan 'sedarah', tapi hubungan keluarga lebih dari itu.....

cerita yang sangat ringan ini telah mengisi hari-hariku yang penat karena tugas, ujian yang sebentar lagi tiba, serta berbagai persoalan nggak penting yang sering kali menggelayuti pikiranku. Cerita ini begitu menggugah perasaan, tak menyesal meluangkan waktu membaca setiap lembar per lembarnya sampai chapter terakhir. Ending yang menyentuh awal yang sangat menarik... sungguh cerita yang mempesona... penggambaran alur mundur maju, membuat aku yang tak doyan baca menikmati setiap halamanannya. Nggak ada kejenuhan yang timbul setiap kubuka chapter per chapter-nya, melainkan rasa penasaran yang semakin lama semakin memuncak...

wah setengah jam lagi aku masuk... tapi aku malah sibuk menulis postingan ini, yah aku memang harus bergegas.... terima kasih buat Teman-teman yang sudi mampir membaca bahasan buku yang cukup singkat ini, walaupun aku bercerita sesuai versiku, semoga pembaca cukup enjoy membacanya....

Jya mata Minna!!^^...Doumo!!


2 komentar:

  1. Wah Ki, baca sinopsisnya kalau dari satu sisi aja menyedihkan. kalao nonton Hafalan Sholat Delisa, pernah? bagus Ki tapi katanya lebih bagus novelnya karena ada adegan yang gak dipake di sana..sy belum baca sih, heheehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Belum Ran, mau sih tapi katanya sedih,... nontonnya belum... hehe

      Hapus

LeeAne butuh saran dan komentarnya...
Berkomentarlah dengan bahasa baik And no SARA yah guys :)