Aku baru saja pulang, see... Baru saja ... yah... aku baru saja pulang dari kos temanku, ngapain? biasalah weekend,.. aku main-main ke sana. Kos temanku letaknya cukup jauh, ke sana naik taksi bayarnya kurang lebih Rp. 30.000,. tapi aku cukup puas, berempat dengan teman yang lainnya, kami membawa bekal yang tidak sedikit, kerjaan kami selain bercanda gurau, juga sedikit bertafakkur... dan begitulah... rencana ke kampus dekat kos teman yang sangat ingin ku kunjungi hampir terlewatkan. Alhasil, karena kegiatan di awali dengan makan-makan dan ngobrol serta bercanda, biasa lah kalau perempuan udah kumpul... agenda utama akhirnya sedikit molor, dan agenda tambahan yaitu pergi ke kampus dekat kos teman, sedikit kesorean. agenda utama yang seharusnya dilakukan satu jam, akhirnya hanya terlaksana setengah jam, tapi itu cukup khidmat ^^.. kemudian pukul 16.30 kami pun mulai perjalanan ke kampus yang jaraknya kurang lebih 1,5 kilo, cukup jauh, apalagi kami harus memutar jalan karena melewati perkampungan warga. Tapi... aku sangat senang dan menikmati jalan-jalan sore yang sejuk dan menyenangkan itu. Aku memang sangat senang suasana pedesaan, wangi dedaunan, udara yang sejuk, hmmmm..... sangat jauh berbeda dengan kota yang penuh dengan polusi, baik itu polusi udara maupun suara.
Perjalanan 1,5 kilo serasa enteng saat itu, bagaimana tidak. perjalanan yang terasa singkat itu memberikan pemandangan sederhana yang sangat kurindukan. sedikit sedih akhirnya sampai di tujuan, tapi... aku sangat puas dengan apa yang aku lihat setelah itu. Ketika setiap yang kita amati dan kita lalui kita syukuri, semua akan terasa indah. itulah yang aku rasakan saat ini, berkumpul dengan teman, semua yang terasa kurang menyenangkan tidak berarti, kami benar-benar menikmati setiap momen yang terlewatkan dengan senyum dan keceriaan.
Kami berfoto-foto sejenak, ternyata di tengah acara foto-foto an, Adzan memanggil kami ... wah ternyata udah magrib, cepet banget yah... pikirku kala itu.. kami pun menuju ke masjid. Eh ternyata temanku lupa masuknya lewat mana. Kita pun akhirnya memutuskan untuk mengitari setiap sudut masjid yang besar itu. melihat waktu yang berlalu begitu cepat, sedangkan jalan masuk belum juga kami temukan, kami pun memutuskan untuk balik saja. Namun, ternyata Allah berkehendak lain, tanpa sengaja perhatianku tertuju pada dua orang perempuan berjilbab, yang menuju ke masjid, ku amati mereka, dan TARAAA akhirnya aku menemukan jalan masuk ke masjid itu. YATTA!!!! \^O^/.... akhirnya kami pun memutuskan untuk sholat duluan.
aku mungkin berlebihan, tapi jujur. Aku selalu rindu akan kejayaan Islam, dan sangat senang jika melihat Islam itu berkembang. yah memang ini bukan masjid satu-satunya yang memakai escalator, tapi aku cukup terkesima, kenapa?? beginilah kalau kurang pengalaman hidup... kami tanpa pikir panjang mengikuti kedua perempuan berjilbab tadi, saat udah sampai di tujuan... kami mulai berfikir, ntar turunnya lewat mana? karena escalator itu hanya untuk satu arah, dan setelah itu nggak ada arah keluar lainnya kecuali melewati escalator tadi. Demo... ya sudahlah, sholat dulu ntar baru pikirkan masalah itu. Kami pun bersegera mengambil wudhu dan sholat. Subhanallah aku sangat menikmati sholat Jama'ah Maghrib itu... Hmmm dunno what to say, may be what i felt just like what shifu had said "inner peace"...awesome feeling..
yeah begitulah kepolosan itu terus berlanjut, sewaktu selesai sholat, escalator sudah mengarah turun, kami pun cuma ngangguk-ngangguk sambil ketawa, berasa bego banget, hehe... dan perjalanan pulang pun kembali dimulai. Berhubung sudah gelap, kami memutuskan untuk mengambil rute lain, yaitu rute jalan raya. Selama perjalanan aku merenung dan sedih karena kurangnya fasilitas bagi pejalan kaki. Hampir tidak disisakan jalan untuk pejalan kaki, semua jalan itu sudah berubah jadi aspal, sedih memang... dan perjalanan itu pun berlangsung sangat lama rasanya, berbeda jauh dengan ketika melewati rumah penduduk yang dari segi jarak seharusnya melewati jalan raya bisa lebih dekat, tapi nyatanya aku merasa kaki ku sudah nggak tahan.
Sesampai di gang kos temenku Alhamdulillah.... ternyata kami masih harus menunggu taksi untuk pulang. hari sudah sangat gelap, mobil dan motor di jalan sudah hanya seperti lampu-lampu berjalan... sulit membedakan mana mobil sedan pribadi dan mana taksi (mungkin itu khusus untukku).. lama kita memicingkan mata mencari taksi, tak ada tanda-tanda keberadaannya, kami pun akhirnya memutuskan untuk memesan salah satu nomor taksi yang tersimpan di HP, memang nasib, ternyata jasa taksi itu sedang banyak order-an, kami pun kembali galau, karena kami tidak memiliki nomor taksi yang lainnya, sedangkan jalanan hanya penuh dengan mobil-mobil pribadi, mobil-mobil besar serta motor-motor yang tak hentinya lalu lalang. Lama kami menanti lagi, sampai akhirnya tiba-tiba sebuah angkot melaju dan menarik perhatian kami semua, dengan iseng melambaikan tangan. Eh tanpa disangka angkot itu berhenti... teman-teman langsung melakukan negosiasi meminta harga yang pantas. Akhirnya mereka sepakat dengan harga yang tak jauh berbeda dengan taksi (sedikit agak murah). Begitulah kalau sedang kepepet, terkadang orang rela merogoh kocek hanya supaya sampai tujuan (dengan selamat,amiiiiin), awalnya kami anggap semua ini seru dan lucu...
Yah paling tidak kami menikmati perjalanan pulang dengan AC alami itu, dibandingkan taksi? oh c'mon!! telingaku gatal banget karena getarannya yang tak kunjung reda, sampai akhirnya aku memasuki wilayah yang sudah sangat familiar...
Kami paling tidak menikmati kekonyolan kami yang pulang memakai angkot, dengan bangga sesampai di kos, kami menceritakan kisah yang menurut kami lucu dan seru ke Kakak kami, and...beginilah hidup kawan, ternyata Kakak kami marah besar, kami di omelin habis-habisan. Senyum puas dan ceria karena sampai dengan selamat sampai tujuan seketika sirna.... begitulah... tidak semua yang kita pikirkan akan sama dengan yang orang pikirkan, kami memang sangat polos. Yah memang mungkin kami bego karena mau dikibulin Bapak angkot yang memasang tarif ajib gile sebanding taksi, tapi... apa mau dikata, kita sudah cukup lelah untuk memikirkan alternatif lain... karena sudah terjadi... omelan Kakak itu hanya bisa kami tampung sebagai teguran dan peringatan untuk lebih cerdas lagi jika berencana ke tempat yang jauh...
Yah sedikit badmood sih karena omelan-nya, harapannya dia bisa lebih sedikit halus dalam memberikan pemahaman, kami cuma melongo melihat dia marah-marah....
Kami pun kalau tidak terpaksa tidak akan memilih itu, tapi entahlah, bodoh? aku terima, lalu bagaimana dengan uang yang hilang karena dibodohi? sebenarnya aku bukan orang yang akan memikirkan sesuatu yang sudah berlalu secara berlebihan, apalagi itu menyangkut uang, aku mungkin akan menarik pelajaran dari pengalaman menarik yang berujung tak menyenangkan itu sebagai suatu pelajaran supaya aku lebih hati-hati dalam mengambil keputusan, semoga saja....
lagipula semua sudah berlalu, jadi pasrah aja, masalah uang yang terkesan sia-sia... biarlah itu urusan Allah, ...yang penting untuk selanjutnya kita bisa berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan itu lagi...
So... terimakasih bagi siapa pun yang sangat berniat membaca tulisan ini sampai akhir,
Sekali lagi terima kasih... Doumo arigatou gozaimasu ^^...
seru banget Ki....pengen~ apalagi yg di masjid.lah di rumah qt kan kagak ada,,
BalasHapusyah begitulah, hehehehe...sempat ngerasa kayak di mall waktu naik escalatornya, hehe...
BalasHapus